42. Malam Minggu

575 58 14
                                    

4 hari kemudian...

Alex menatap nanar pada ponselnya. Sudah empat hari ia menghubungi Amel ketika ada waktu senggang, tapi selama empat hari itu pula Amel tidak membalas pesannya begitu juga dengan telponnya.

Alex menghembuskan nafas panjang nya. Ia ingin sekali menghampiri Amel ke rumah nya, berhubung hari ini sekolahnya libur, tapi tiba-tiba saja Aliya–Kakaknya meminta diantarkan membeli barang-barang keperluan untuk kampusnya, jadi di sini lah Alex mengikuti Aliya sambil mendorong troli yang sudah hampir penuh dengan keperluan Aliya.

"Udah belum?" Tanya Alex yang entah sudah kesekian kalinya.

"Bentar, Lex, masih dua barang lagi." Jawab Aliya sambil mencari barang yang ia butuhkan.

"Lama."

Aliya tidak memperdulikan protesan Alex, karna sebenarnya ia pun terpaksa mengajak Alex. Aliya tahu kalau adiknya ini bawel jika dimintai tolong, tapi berhubung Velix–Temannya sedang ada keperluan kampusnya sejak dua hari yang lalu, jadi ia pun meminta Alex untuk ia repotkan.

Karena bosan, Alex pun mengedarkan pandangannya ikut melihat barang-barang yang ada di toko tersebut, dan seketika mata nya tertuju pada kalung perak berbandul panda. Seketika pikirannya lagi-lagi tertuju pada Amel yang maniak panda.

Alex mengambil kalung tersebut dan seketika senyumnya terbit. Ia membayangkan kalung ini terpasang di leher Amel, pasti lucu. Dan tanpa pikir panjang lagi Alex pun membeli kalung tersebut untuk ia berikan pada Amel nanti.

🍂🍂🍂

Amel melepas helm nya setelah turun dari motor Bara. Siang ini Bara menemaninya untuk mencari bahan keperluan kelompoknya. Karna berhubung Lisa dan Dian sedang menjauhinya, Amel pun meminta tolong kepada Bara yang entah sudah lima hari ini menemaninya, entah di sekolah atau pun di luar sekolah.

Amel menyodorkan tangannya untuk mengambil barang-barang yang ia beli tadi, tapi tiba-tiba Bara mencekal tangannya.

"Biar gue yang bawa." Ujar Bara sambil membawa beberapa plastik yang berisi keperluan Amel.

Amel tersenyum kecil lalu mengangguk pelan. "Makasih Kak." Ucap Amel tulus.

Mereka pun masuk ke dalam rumah Amel, tapi seketika langkah Amel terhenti ketika melihat Lisa dan Dian duduk di sofa ruang tamunya.

Amel mengerjapkan kedua mata nya terkejut, sedangkan Lisa dan Dian hanya menatap nya datar, apalagi ke arah Bara.

"Lilis.. Dian?" Lirih Amel.

Dian berjalan ke arah Bara yang tepat ada di belakang Amel dan merebut plastik yang Bara bawa dengan kasar, jangan lupa dengusan sinis yang Dian beri untuk kakak kelasnya itu.

Tanpa permisi dan menyapa Bara, Lisa berjalan ke arah tangga menuju kamar Amel yang diikuti Dian di belakangnya sambil membawa plastik-plastik tersebut. Sebelum pergi Lisa memberi kode lewat mata nya ke arah Amel, dan Amel mengerti maksud Lisa untuk meminta Amel menyusulnya ke kamar Amel.

Amel membalikkan tubuhnya menghadap ke arah Bara. Dan dari sorot mata Amel, Bara mengerti kalau Amel memintanya untuk pergi. Bara tersenyum kecil lalu mengangguk pelan.

"Yaudah gua pamit pulang ya." Ucap Bara yang langsung diangguki oleh Amel.

"Maaf, Kak, dan makasih udah bantuin Amel." Ucap Amel lirih.

ALEXAMEL (SELESAI) Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu