18. Teman Lama

2.3K 109 10
                                    

Halooooooo apa kabar.....

Baik kan? Masih nunggu cerita ini kan? Semoga masih:)

Hmm, semoga ini terbayarkan dengan penantian kalian yang masih setia baca ALEXAMEL:)

Dan oh iya ini update aku sebelum ulangan besok sama nanti hari sabtu lomba, doain aku ya teman teman.

Dan satu lagi, besok yang ulangan kek aku SEMANGAAATTTTTT😘😘😘

Oke langsung aja yuk!!!!
-
-
-
-
-
-
-

Happy reading❤❤❤

Hari ini adalah hari yang berat bagi Amel, mungkin hari selanjut-selanjutnya juga.

Ia harus menuruti permintaan Bundanya, toh ini juga demi kebaikannya walau menyiksa. Ia harus jauh-jauh dari Alex seperti saat di kantin atau bahkan seperti saat ini ketika tiba-tiba Alex menghadangnya di depan gerbang utama sekolah.

Amel ingin segera pergi dari hadapan Alex, tapi cowo itu malah mencekal tangannya. Amel menunduk bingung sekaligus malu karna banyak pasang mata murid-murid yang melihatnya.

Amel menghembuskan nafasnya lelah. Ia mendongakkan kepalanya menatap Alex. "Ada yang mau Alex sampaikan?" Tanya Amel langsung pada intinya.

Alex tidak langsung menjawab. Ia melihat sorot mata Amel. "Gimana kabar lo?" Tanya Alex yang masih menatap mata Amel.

Amel mengangguk pelan. "Amel baik. Sangat baik." Jawab Amel. Setelah itu tidak ada suara lagi dari Alex maupun Amel. Mereka masih saling menatap satu sama lain. Sehingga suara klakson mobil menyadarkan mereka.

TINN!!

"Sayang, ayo pulang!"

Itu suara Tari-Bundanya Amel.

Amel langsung tersadar dan menarik paksa tangannya dari cekalan tangan Alex.

"Amel pulang dulu, Alex. Bunda Amel sudah jemput." Pamit Amel pada Alex sebelum pergi meninggalkan Alex yang kini masih menatap punggung Amel yang semakin menjauh.

🍂🍂🍂

Sepanjang perjalanan menuju pulang, Amel maupun Tari tidak ada yang membuka suara. Amel memilih jari-jarinya takut karna telah ketahuan mengobrol dengan Alex.

Tiba-tiba suara isak kecil dari mulut Amel bunyi, bahunya bergetar dan air mata perlahan mengalir di kedua pipinya. Amel takut Bundanya marah. Ia takut Bundanya kecewa.

Tari terkejut karna mendengar suara isak kecil Amel. Ia baru sadar kalau putrinya menangis dan akhirnya Tari pun memutar stir mobilnya untuk minggir sebentar, untuk menenangkan Amel.

"Kamu kenapa, sayang?" Tanya Tari khawatir.

"Ada yang bully Amel lagi?"

Amel langsung menggeleng cepat.

Ia mengangkat kepalanya menatap Tari. Air mata masih mengalir deras di kedua pipinya, seperti air terjun.

"A-amel minta maaf, Bun." Ucap Amel lirih.

Tari menautkan kedua alisnya, tapi sedetik kemudian mengerti dengan apa yang diucapkan putrinya.

Tari langsung melepaskan sabuk pengamannya lalu memeluk putrinya dengan sayang. Ia mengerti perasaan Amel saat ini. Pasti sangat berat untuk remaja ketika meninggalkan orang yang ia cintai. Tari mengelus pelan rambut Amel. Betapa lembutnya hati putrinya ini, ketika merasa bersalah langsung menangis.

ALEXAMEL (SELESAI) Where stories live. Discover now