19- Mampir Rumah

249 31 20
                                    

Setelah insiden ikan tongkol tadi sore berakhir dengan Rayen memborong semua ikan tongkol yang penjual itu punya. Rayen memutuskan untuk mengantar gue pulang. Bisa gue katakan kalau hal ini termasuk hal baik yang pernah Rayen lakukan dalam masa perbabuan ini.

"Makasih." Ucap gue begitu mobil Rayen sampai di depan rumah gue. Gue membuka pintu mobil. Mau bilang hati-hati pulangnya ke Rayen tapi nanti dianya ke ge-er an.  Jadi gue putuskan nggak jadi.

Gue melangkah menjauh dari mobil itu, tapi berhenti ketika Rayen kembali memanggil. "Woi, lo nggak nawarin gue untuk mampir ke rumah lo gitu? Mencicipi kue kering dengan secangkir teh misalnya."

Gue memutar balikan badan. Mengerutkan dahi, "Nggak. Gue nggak mau nawarin lo!" Tolak gue dan kembali berjalan membuka pintu pagar.

"So, gue bakal mampir." Jawabnya. Kemudian memarkirkan mobil di depan rumah gue dan diapun turun dari mobil.

"Gue nggak nawarin lo buat mampir!"

"Tapi, gue haus."

"Minuman alfajanuari atau alfadesember lebih baik."

"Mungkin secangkir teh terdengar bagus." Katanya tak mau mengalah.

"Air rumah gue habis!"

"Berarti nanti lo nggak mandi? Ih dasar jorok!"

"Udah sana pergi, hush! Hush!" Usir gue. Rayen tetap saja tidak mau pulang.

Tapi, entah darimana tiba-tiba mama gue sedang berjalan ke sini. Membawa sekantong plastik belanjaan.

"Eh Joy, ada temennya kok nggak di suruh masuk." Kata mama, tersenyum kepada Rayen. Rayen balik tersenyum dan menyalimi tangan mama gue. Gue tau itu hanya pencitraan semata.

"Udah sore mah, nanti di cariin sama orang tuanya. Jadi mending, dia pulang aja ma." Gue sengaja memberi penekanan pada kata pulang. Biar Rayen sadar, kalau gue itu nggak mau dia ganggu gue terus.

"Ih Joy, jangan gitu! Malah, kalau sudah sore menjelang mahgrib gini tuh nggak baik keluyuran. Takut dibawa setan. Lebih baik kamu di sini dulu. Ini juga tante baru belanja bahan makanan, kamu ikut sekalian makan malam di sini ya?"

Gue melirik pada Rayen dan memberi kode supaya dirinya tidak usah mampir dan balik pulang saja. Tapi, yang dilakukan Rayen adalah mengangguk setuju.

***

"NGAPAIN LO MALAH JADI TERDAMPAR RIA DI RUMAH GUE HAH?!"  Tanya gue ketika gue dan Rayen tengah berada di ruang tamu. Tentu saja ketika mama sudah pergi ke dapur untuk memasak makan malam.

"Kan gue di tawarin mama lo, jadinya gue mampir." Jawabnya santai, dan meminum teh hangat yang telah di buatkan bi Inah.

"Dah minum kan? Sekarang lo boleh pulang!"

"Gue masih pengin di sini."

"Nggak boleh! Cepat pulang!"

"Lo ngusir majikan?"

"Iya!"

Tiba-tiba Rayen mengeluarkan kertas yang telah terlipat-lipat di dalam tasnya.  Kemudian membukanya dan membacanya dengan suara yang cukup keras.

"SURAT PERJANJIAN,  yang bertanda tangan di bawah ini ma-"

Gue membulatkan mata, terkejut kalau Rayen akan membacakan surat perjanjian antara gue dengan dia.

"STOP! JANGAN DI TERUSKAN!" Cegah gue cepat. Bisa mampus kalau mama gue dengar. Apalagi suaranya si Rayen keras banget kaya toa.

"Oke." Rayen menurut dan berhenti membaca. "Tapi, sebagai gantinya, gue mau lo ngelakuin satu hal."

"Orang paling nyebelin yang pernah gue temui, kenapa lo selalu minta balasan terhadap sesuatu?"

"Nggak ada yang gratis di dunia ini."

"Omongan lo rada bener. Jadi, apa?"

"Lo akan tau mau gue apa besok. Sekarang gue boleh makan? Gue lapar." Kata Rayen sambil memegangi perutnya.

Gue menengok ke arah dapur, benar saja mama sudah selesai memasak dan sedang menyiapakan meja makan untuk makan malam.

Gue mengangguk setuju, membiarkan Rayen ikut makan malam di rumah. Hanya untuk kali ini saja. Kalau gue nggak bolehin dia makan malam di sini pasti hal buruk akan terjadi, gue pastikan itu. Karena nggak ada yang bisa ngelawan Rayen. Lagipula, mama pasti akan marah ke gue begitu gue mengusir Rayen dari rumah tanpa makan malam.

***

a/n :

Tadaa!! Akhirnya kita bertemu lagi, setelah sekian lama. Hehehehe

See you next part again.

Kalau mau cepet lanjut spam comment and votenya ya. Itupun kalau masih mau lanjut. Thanks.

ATTENDANTМесто, где живут истории. Откройте их для себя