43

34.4K 1.8K 70
                                    

Ceria adalah caraku untuk menghilangkan kesedihan, bukan untuk menutupinya.

Keylasya Arsyla Reine

"Bunda, Keyla berangkat dulu ya! Hari ini Bunda jangan ke panti dulu, kesehatan Bunda itu harus diprioritaskan!" ucap Keyla lalu ia memeluk Bundanya erat.

Hannah sedikit heran dengan wajah Keyla hari ini, terlihat redup dan tidak bersemangat. Ah, mungkin hanya perasaannya belaka. Ia berharap semuanya akan baik-baik saja.

"Iya sayang! Hari ini kamu ada job?" tanya Hannah, ia merapikan rambut Keyla yang sedikit berantakan.

"Iya Bun, Kak Adel bakal jemput Keyla. Jadi Bunda jangan khawatir ya," jawab Keyla.

Hannah mengangguk percaya. "Iya, kamu hati-hati di jalan."

Keyla  menyunggingkan senyum manisnya. "Iya Bun, yaudah Keyla pergi dulu. Assalamualaikum," Keyla mulai berjalan seraya melambaikan tangannya.

"Waalaikumsalam!" balas Hannah sedikit berteriak.

Pagi ini, masih pukul enam tapi Keyla memilih untuk berangkat lebih awal. Jangan tanya mengapa. Tentu ia mau menghindari Kevan, ia masih belum siap bertemu cowok itu. Namum tak lama kemudian, Keyla tersenyum miris. Kevan mana mungkin menjemputnya setelah kejadian kemarin? Berharap sekali dia, ahahaha.

Keyla duduk di halte bus yang dulu biasa ia naiki. Ia bahkan tidak cukup yakin kalau bus akan datang, sudah lama sekali ia tidak menaikinya. Cukup lama Keyla menunggu, bus yang dinanti-nanti belum datang juga. Tentu itu membuat Keyla resah, bagaimana dia ke sekolah?

Keyla yang sejenak tadi melamun akhirnya buyar kala mendengar suara deru mesin mobil sport di hadapannya. Perlahan jendela mobil di samping stir kemudi terbuka, menampilkan sosok Adam sedang menatapnya datar.

"Masuk," ucap Adam tanpa basa-basi.

Mata Keyla mengerjap, lalu ia menggeleng. "Jangan Kak, kemarin aja Keyla udah ngerepotin Kakak banget," balas Keyla seraya tersenyum paksa.

"Masuk Keyla, ini udah jam setengah tujuh," ujar Adam. Keyla refleks melihat jam di ponselnya dengan tatapan cengo. Setengah jam waktunya telah terbuang sia-sia? Rasanya baru saja ia duduk.

Keyla mengangguk lalu ia berjalan menuju mobil Adam. Ia masuk ke dalam mobil dan duduk di sebelah Adam. Setelah dirasa sudah siap, Adam melajukan mobilnya perlahan dengan kecepatan standar.

"Tumben lo gak dijemput sama Kevan?" tanya Adam tanpa melirik.

Keyla meringis, dengan berat hati ia menjawab. "Lagi ada masalah."

Adam menoleh dan melihat kepala gadis itu tertunduk lesu. "Setiap hubungan pasti ada masalah. Hal itu lazim. Tapi yang pasti, setiap hubungan akan semakin kuat jika mampu bertahan dari masalah," ujar Adam begitu sarat akan makna.

Kepala Keyla mendongak lalu ia mengangguk yakin. "Terimakasih Kak Adam! Keyla gak bakal nyerah cuma gara-gara satu masalah!" serunya semangat.

Adam tersenyum lalu tangannya terangkat untuk mengacak rambut Keyla. "Good girl!"

Melihat senyum Keyla yang kembali terbit membuat hati Adam begitu tenang. Apakah ini memang cinta? Tapi di satu sisi ia tidak yakin, namun di sisi lain ia sungguh menyayangi Keyla lebih dari apapun. Lantas apa itu namanya? Entahlah, ia pun tak tahu.

Mobil yang dikendarai Adam dengan mulus masuk ke dalam kawasan SMA Garuda Indonesia. Keyla sengaja menutup semua kaca jendela mobil agar wajahnya tidak terekspos dan berakhir menimbulkan gosip yang simpang siur.

KEYLASYA STORYWhere stories live. Discover now