32

40.1K 2.1K 154
                                    

Tok! Tok! Tok!

Shilla mengetuk pintu rumah minimalis Keyla dengan tidak sabar. Entahlah, hatinya sedari tadi merasa tak nyaman. Terlebih bagi Keyla yang belum membaca 150 chat spam darinya.

Cklek!

"Oh Shilla, kenapa malem-malem gini, nak?", tanya Hannah sembari tersenyum.

Shilla mengernyitkan dahinya bingung lalu ia menghembuskan nafasnya lembut. "Keyla ada gak, bun?"

Seketika senyum Hannah luntur, tergantikan dengan raut yang tak terbaca.

"Lho? Bukannya dia ada pemotretan ya malam ini? Tadi pagi sih dia bilang bakal pulang jam delapan, tapi ini udah jam sembilan. Bunda kira dia sama kamu. Atau sama Adel?", ujar Hannah dengan nafas tercekat.

Shilla menggelengkan kepalanya tegas. "Keyla gak sama Shilla, bun. Sama Kak Adel juga enggak karena Kak Adel lagi ada urusan di luar negeri. Shilla udah kirim ratusan pesan buat dia, tapi gak ada satu pun yang dibaca. Padahal dia masih online", balas Shilla tak kalah panik.

Hannah hendak jatuh terduduk namun dengan cepat dipapah Shilla. "Ya Allah! Kamu kemana nak?" Hannah menangis histeris membuat Shilla tak tega melihatnya.

"Bunda istirahat aja di kamar, jangan sampe kecapean! Shilla bakal hubungi temen-temen buat cari Keyla" Hannah mengangguk setuju atas ide Shilla.

"Kalo ada apa-apa, kabarin bunda ya Shill. Bunda disini bakal doain kalian semua", balas Hannah.

Shilla tersenyum sekedar menenangkan Hannah. "Bunda kunci aja rumahnya. Yaudah, Shilla pergi dulu ya bun. Mau ngajak yang lain, assalamualaikum. "

"Wa'alaikumsalam!" Hannah menyeru saat Shilla sudah berada cukup jauh darinya.

Shilla memasuki mobilnya kemudian mengeluarkan ponsel dari saku celananya.

SAVE BUCIN🐒

@AshillaKhyrni: P
@AshillaKhyrni: P
@AshillaKhyrni: P
@AronBaraptr: Napa nyepam Shill?
@MiliaAgstn: Ini kenawhy malem malem🌚
@NielFhz: Why why?
@AshillaKhyrni: Semuanya kumpul di cafe rainbow sekarang! Ini darurat!

Shilla mematikan ponselnya lalu mengendarai mobilnya menuju cafe rainbow yang letaknya tak jauh dari rumah Keyla.

Tak berselang waktu lama, ia telah sampai. Dengan cekatan, Shilla bergegas masuk ke dalam cafe dengan nafas yang sudah memburu. Sumpah demi apa pun, dia khawatir luar biasa. Shilla menghempaskan bokongnya namun tak berniat untuk memesan.

"Hoy!", seru Arkan begitu mengagetkan Shilla yang sedang melamun.

Shilla menoleh mendapati seluruh anggota 10 IPA 1 yang sedang menatapnya dengan pandangan bertanya. Astaga, bahkan Parsya, Dian, dan Tiar masih memakai piyama. Ah, ingatkan Shilla untuk meminta maaf nantinya.

"Kenapa Shill?"

"Iya nih! Gue yang baru aja pengen molor malah langsung kesini"

"Aelah, jawab Shill! Bikin orang penasaran aja heleh"

"Tau nih! Malah diem-diem bae. Ngopi napa ngopi"

"Jawab Shilla!"

"Gue napa jadi deg degan ya? Kenapa sih? Kepo nih gue"

"Eh, Keyla mana Shill?"

"Eh iya. Inces Kekey gue mana?"

"Apanya yang darurat?"

Shilla merasa pusing sendiri atas semua pertanyaan yang dilontarkan para sahabatnya. Dengan nafas tercekat Shilla bekata, "Keyla belum pulang."

Aron mengangkat sebelah alisnya rada bingung. "Keyla kan pemotretan hari ini."

KEYLASYA STORYWo Geschichten leben. Entdecke jetzt