23

43.6K 2.1K 179
                                    

Bel pulang sekolah sudah berbunyi dari 10 menit yang lalu. Namun, sesosok gadis cantik masih enggan keluar dari kelas karena keadaan mengharuskannya untuk segera mencatat rumus-rumus yang berserakan di white board itu.

Yup! Dia Keyla, si gadis polos. Disinilah dia berada, di ruangan beralaskan hawa dingin nan menyejukkan. Selama pelajaran fisika tadi, ia dengan tak berdosanya malah tidur selama tiga jam pelajaran. Sang Mamat selaku guru fisika segera menindaklanjuti kelakuan Keyla dengan menyuruh gadis itu untuk tetap mencatat walaupun bel pulang sekolah sudah dibunyikan.

Ah, Keyla merutuki dirinya yang seringkali merasa badmood saat berada dalam situasi membosankan seperti ini. Seharusnya, ia mengontrol nafsunya untuk tidur, begitulah pikirnya.

Padahal tadi teman sekelasnya memberikan pinjaman buku catatan mereka, tapi ditolak Keyla dengan alasan menerima konsekuensi atas apa yang telah ia lakukan.

Setelah menyelesaikan tugasnya, Keyla memasukkan alat-alat belajarnya ke dalam tas. Ia menyampirkan tasnya ke bahu sebelah kanan lalu berjalan menuruni tangga disusul dengan menyelusuri koridor yang kini sudah sangat sepi tak berpenghuni.

"I just wanna be part of you symphony—" Keyla bersenandung kecil guna menghilangkan rasa takutnya akan situasi sepi seperti sekarang ini. Bayang-bayang akan hal mistis berterbangan begitu saja dia benaknya. Ah, lagi-lagi Keyla merutuki kebodohannya saat menolak penawaran Shilla yang ingin menemaninya.

Seketika langkah kakinya terhenti saat ia mendengar derap langkah sepatu lain di belakangnya. Namun sedetik kemudian, Keyla berlari bak orang kesetanan sembari membaca ayat kursi lalu mengulangnya beberapa kali.

Deg!

Jantungnya berpacu dengan cepat saat sebuah tangan mencekal pergelangan lengannya yang bebas. Dengan segala keberanian yang sebongkah upil itu, ia membalikkan badannya menatap sang empunya tangan.

"Ka—Kak Adam?", cicit Keyla lalu menetralkan detak jantungnya yang sedari tadi berpacu dengan tidak normal.

"Lo kenapa lari?", tanya Adam lalu melepaskan cekalannya.

"Keyla kira setan", jawab Keyla menghembuskan nafasnya lega.

"Gue dikira setan", batin Adam tersenyum kecut.

Dulu Fino sempat dikira Keyla sebagai setan. Kemudian Kevan, sekarang Adam. Lantas, siapakah selanjutnya? Kita tunggu saja.

"Kak Adam kok belum pulang?", tanya Keyla membuyarkan lamunan Adam.

Adam mengerjapkan matanya berulang. "Hp gue ketinggalan di laci tadi", jawabnya tanpa dusta.

Keyla menganggukkan kepalanya mengerti lalu setelahnya hanya ada keheningan diantara mereka.

Adam menggaruk tengkuknya tak gatal karena merasakan suasana yang awkward. "Gue anterin lo pulang", ucap Adam.

Keyla menggelengkan kepalanya cepat yang menandakan bahwa ia menolak dengan tegas.

"Gue gak terima penolakan", ujar Adam yang mengetahui maksud Keyla.

Adam menarik tangan Keyla menuju parkiran dimana motor ninja hijau kesayangannya berada.

"Naik", intruksi Adam.

Keyla menarik nafasnya panjang. "Ngerepotin gak nih?", tanya Keyla merasa tak enak.

Adam menggeleng sambil mengerjapkan matanya lucu. "Makasih banyak ya Kak Adam", ucap Keyla lalu menaiki motor Adam dengan hati-hati.

Adam tersenyum simpul dibalik helm full face nya, ia lalu melajukan motornya pergi meninggalkan sekolah. Di dalam perjalanan, Keyla dan Adam hanya saling diam. Tak ada satu pun yang mau membuka pembicaraan sekedar basa-basi belaka.

KEYLASYA STORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang