8

64.6K 3.3K 70
                                    

Di pagi hari, Keyla dan Shilla sibuk bolak-balik keluar-dalam rumah untuk memasukkan paperbag ke dalam mobil Shilla.

Setelah berpamitan dengan Hannah, keduanya langsung masuk ke dalam mobil dan menuju panti asuhan.

"Eh nyet! Menurut lo besok sekolah bakal seru gak sih?" tanya Shilla, ia masih fokus menyetir.

"Keyla juga gak tau. Tapi Keyla rasa mungkin sekolah ini bakal lebih baik dari SMP kita dulu," ujar Keyla dan itu berhasil membuat perhatian Shilla tertuju kepadanya.

Shilla memandangnya dengan tatapan sendu, mengingat bahwa sahabatnya ini dari dulu sangat sering menjadi bahan bullyan para wanita. "Lo jangan khawatir, ada gue. Siapa pun yang berani nyentuh lo walau hanya sehelai rambut, bakal gue siksa kayak yang ada di film-film psycho."

Keyla malah dibuat tertawa dengan penuturan Shilla yang kadang terlewat bercandanya. "Udah ya, semoga aja enggak," ucapnya dan di-aamiin-kan oleh Shilla.

Tak menunggu waktu lama, mereka telah memasuki area Panti Asuhan Kasih Bunda. Terlihat banyak anak-anak sedang bermain di taman dengan senyum bahagia.

Keyla dan Shilla turun dari mobil dan pada saat itu juga anak-anak segera mengerubungi mereka.

"Kakak! Kita kangen!" teriak Alya.

"Kakak juga kangen hehe," cengir Shilla.

"Kak Key! Gendong!" ucap Abel manja sambil merentangkan kedua tangannya minta digendong.

Keyla sangat gemas melihat ekspresi bocah tiga tahun itu. Tanpa berlama-lama lagi, ia segera menggendong Abel dan mencium wajahnya berkali-kali membuat Abel tertawa terpingkal-pingkal.

"Oh ini, Kakak ada oleh-oleh buat kalian," beo Shilla kemudian mengeluarkan banyak paperbag dan membagikannya kepada mereka semua.

"Asyik! Baju baru!" pekik Gio sangat senang.

"Yeee! Jian dapet tas baru!" teriaknya.

"Sepatu! Wah Rico dapet sepatu keren!" toa Rico menggelegar.

Keyla tak kuasa untuk tidak tersenyum. "Simpan di kamar gih. Nanti lanjut main," imbuh Keyla dan dipatuhi mereka. Anak-anak masuk ke dalam panti diikuti oleh Keyla dan Shilla di belakangnya.

"Assalamualaikum Bunda Aisyah!" seru Keyla serta Shilla.

"Waalaikumsalam, aduh anak gadis Bunda!" balas Aisyah kemudian ia mencium pipi Keyla dan Shilla secara bergantian.

"Ini oleh-oleh buat Bunda," ujar Shilla.

"Wah makasih! Ayo duduk!" ajak Aisyah.

"Iya, Bun," ucap Keyla.

Ketiganya duduk di atas sofa memanjang yang terletak di ruang tengah.

Aisyah mulai bertanya banyak mengenai pekerjaan paruh waktu Shilla sebagi model. Karir Shilla di umur yang sangat muda ini memang sangat menguntungkan. Hanya saja ia menggunakan nama panggung sebagi nama samaran.

"Kalian kelas IPA apa?" tanya Aisyah yakin. Pasalnya Keyla dan Shilla suka berhitung, jadi bisa dipastikan mereka masuk ke dalam golongan anak IPA.

"Belum tau, Bun. Di mading besok baru diumumin," jawab Keyla sambil tersenyum ala kadarnya.

"Biaya masuknya berapa?" tanya Aisyah lagi.

Shilla menengadahkan matanya ke atas, kebiasaannya saat sedang berpikir memang seperti itu. "Hm, kalo uang masuk, Shilla lupa. Pokoknya uang seragam dua juta setengah, uang formulir delapan ratus ribu, terus uang gedungnya dua puluh juta. Kalo SPP tiap bulannya tiga juta."

KEYLASYA STORYNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ