22

45.3K 2.5K 183
                                    

Hari senin, hari paling keramat bagi seluruh murid yang berstatus sebagai pelajar di Indonesia. Karena bahwasannya, hari Senin adalah hari upacara pengibaran sang saka merah putih yang sudah menjadi rutinitas setiap minggunya. Tak dapat dipungkiri lagi, upacara adalah salah satu momok anak-anak karena selain harus berdiri di bawah sinar matahari yang terik, mereka juga harus berdiri menahan pegal selama kurang lebih satu jam. Itu pun jikalau amanat sang pembina upacara bisa dikatakan pendek.

Jika saat ini banyak anak-anak yang sedang berpura-pura sakit agar bisa bersantai di UKS, penghuni kelas 10 IPA 1 malah sebaliknya. Mereka tampak bersemangat mengawali minggu ini dengan rutinitas yang dianggap keramat bagi sebagian besar murid SMA Garuda Indonesia.

"Akhh! Topi! Topi gue ketinggalan!", teriak Parsya kocar-kacir. "Oh, ini dia", cengir Parsya saat melihat topi ada di genggamannya sendiri.

"Hah? Huftt! Untuk topi gue juga ada", ucap Milia menghembuskan nafas lega.

"Topi?", cicit Dian kemudian mengecek isi tasnya. "Aaaa! Topi gue gak ada! Pasti ketinggalan! Gue gak mau berdiri di tengah lapangan upacara huaaa! Gue malu!", jerit Dian histeris.

"Hah? Atribut lo gak lengkap? Gimana dong nih?", tanya Zanta ikut panik.

"Lo kenapa bisa lupa sih! Udah tau ini sekolah ketat banget!", cerca Mutia.

"Kayaknya gue tinggalin di atas meja belajar huaaa mama!", teriak Dian.

"Gimana nih? Duh", ujar Arkan khawatir.

Keyla hanya menyimak pembicaraan mereka hingga tanpa basa-basi lagi, ia segera membuka topi miliknya dan memasangkannya di atas kepala Dian.

"Hah? Lo kenapa Key?", tanya Dian terkejut dengan perbuatan Keyla yang tiba-tiba itu.

Keyla malah mengernyit bingung dengan pertanyaan Dian yang menurutnya aneh. "Tadi katanya atribut Ayan gak lengkap", jawab Keyla.

"Lha? Terus?" Dian benar-benar bingung begitu pun yang lainnya.

"Yha, Keyla lengkapin lah! Supaya Ayan gak dihukum", ucap Keyla santai.

Deg!

Mereka dibuat mematung dengan ucapan Keyla yang kelewat santai itu, seolah-olah sesuatu yang serius tidak akan terjadi. Sungguh mulia hati Keyla ini.

"Lo nya gimana?", tanya Dian lagi.

"Keyla mah gapapa dihukum. Yang penting Ayan jangan", balas Keyla.

Dian menggeleng kepala cepat menolak bantuan Keyla dengan keras. Dian segera melepaskan kembali topi itu dan memberikannya pada Keyla. "Udah, gue gak papa kok", kata Dian dengan senyumannya.

Keyla mengangguk mengerti. "Ya udah, Keyla juga tetep nemenin Ayan dihukum", ujar Keyla enteng.

"What?!", teriak mereka semua bersamaan.

"Apa?", tanya Keyla polos.

Mereka dibuat tersentuh dengan sikap Keyla yang benar-benar setia kawan. Bagaimana bisa Keyla mengucapkannya dengan gampang-gampang saja? Aneh sekali gadis ini.

"Gue ikutan!", ucap mereka semua bersamaan kecuali Keyla dan Dian yang hanya berdiri menatap mereka cengo.

"Hah? Maksudnya?", tanya Dian bingung.

"Kita semua rela dihukum. Masa satu dua orang sahabatnya dihukum, kita hanya liat doang dari jauh! Gak epic banget!", seru Nial.

Niel mangangguk setuju. "Lagian dihukum di tengah lapangan itu dipikir-pikir keren juga. Bisa nambah famous nih", kekehnya.

KEYLASYA STORYWhere stories live. Discover now