30

43.7K 2.2K 502
                                    

Keyla terbangun dari tidurnya. Matanya mengerjap-erjap menyesuaikan cahaya untuk masuk. Ah, ternyata dia tertidur sedari tadi dan dia masih berada di kamar mayat.

Brak!

"Pergi lo! Pergi!", teriak Dian histeris. Ia manjambak rambut Keyla lalu menyeretnya untuk keluar. Namun, Keyla masih bersikukuh untuk tetap berada di samping raga Niel.

"Sa-sakit", lirih Keyla.

Kali ini Parsya berjalan mendekati Keyla dan melepaskan jambakan Dian. Parsya mengelus lembut rambut Keyla lalu sedetik kemudian ia menampar pipi Keyla dengan keras.

"Asalkan lo tau ya. Penyebab tabrakan Niel itu adalah lo! Sebelum kejadian itu, kami semua berdebat sama dia! Dia selalu ngebelain lo dan bilang kalo lo bukan cewek munafik! Padahal lo itu jelas-jelas cewek polos bermuka dua! Karena banyak pikiran, Niel pergi pake motornya. Saat itu fokusnya ilang, dia tabrakan! Puas lo, bangsat?!", bentak Parsya dengan amarah level paling tinggi.

Parsya mendorong keras pundak Keyla hingga gadis itu terjatuh. Ia menendang tubuh Keyla dengan keras. Sedangkan, yang lainnya hanya diam menyaksikan hal itu. Bahkan Kevan, Adam, Shilla, dan Nial juga hanya bungkam seraya membuang wajah masing-masing, mencoba tak perduli.

"Maaf", cicit Keyla pelan sambil bersujud di kaki Parsya.

"Keyla memang pembawa sial. Seharusnya, Keyla gak pernah hadir di tengah-tengah kalian! Keyla bodoh! Keyla pelacur! Semuanya benar! Maaf", lirih Keyla.

Tiar mendekati Keyla lalu berjongkok di hadapannya. "Udah tau pembawa sial, terus kenapa lo dateng lagi? Bodoh!", ucapnya seraya mencengkeram kuat dagu Keyla.

"Kita bakal maafin lo", ujar Tiar membuat senyum Keyla terbit.

"Tapi lo harus mati dan gantiin posisi Niel", lanjutnya. Seketika senyum Keyla sirna, tergantikan dengan senyum miris.

Steve mengeluarkan pisau lipat dari saku celananya kemudian berjalan santai mendekati Keyla. "Gue udah muak liat muka lo! Lebih baik lo mati sekarang" Steve mengangkat pisaunya, siap untuk menusuk Keyla.

Keyla menutup kedua matanya mencoba untuk ikhlas saat dirinya ditikam Steve.

"Argh!" Keyla mengerang saat pisau milik Steve sudah berhasil menusuk perutnya. Kini bajunya berlumuran darah. Tangis Keyla berhenti, namun terganti dengan raungan kesakitan.

Hati mereka sama sekali tak tergerak. Semuanya hanya diam menonton akhir kisah hidup dari seorang Keyla.

"Sa-sakit"

"Bunda, tolong Keyla bun", gumam Keyla menekan luka di perutnya.

"Steve, tusuk lagi dia, di hatinya", ucap Shilla dengan datar.

Sontak saja, Keyla terkejut setengah mati. Shilla berbicara seperti itu? Sungguh Keyla tak percaya, benar-benar tak percaya.

Steve menganggukkan kepalanya kemudian menyeringai. Ia kembali mengangkat pisaunya yang telah berlumuran darah itu lalu mengarahkannya tepat di hati Keyla.

Wajah Keyla terlihat sangat panik. "Jangan Steve, jangan!"

"Steve! Keyla masih punya bunda, Steve!"

"Hiks! Jangan lakuin Steve"

"Maafin Keyla"

"Tolong Steve"

"Jangan jangan jangan Steve!"

"ARGHHH!!!"


































KEYLASYA STORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang