Dominic Obsession |64|

Mulai dari awal
                                    

"Kenapa aku baru tau?" tanya Dominic dengan alis mengerut.

"Karena aku baru memberitahumu," jawab Athena. Dominic menyelidiki wajah Athena.

"Kalau begitu aku antar kau," ucap Dominic.

"Tidak perlu! Aku bisa menyetir sendiri," seru Athena dengan cepat.

"Tidak, mulai sekarang kau tidak boleh menyetir sendiri!" jawab Dominic dengan tegas tiba-tiba.

"Kenapa?" tanya Athena bingung. Rahang Dominic menegang.

"Aku tidak ingin kau kelelahan menyetir, sayangku," jawab Dominic lembut.

"Untuk apa menyetir sendiri ketika memiliki sopir," tambah Dominic. Athena mengerutkan dahinya tidak setuju, Athena suka menyetir sendiri. Tapi Athena akhirnya tidak membantah Dominic, percuma berdebat ketika tau ujung-ujungnya akan kalah.

"Ngomong-ngomong siapa temanmu ini?" tanya Dominic penasaran.

"Teman lama," jawab Athena sambil tersenyum santai, atau lebih tepatnya mencoba santai. Astaga kenapa Athena merasa seperti dirinya mencoba berselingkuh diam-diam di belakang Dominic.

"Dia perempuan atau laki-laki?" tanya Dominic penuh selidik. Athena menatap Dominic sejenak.

"Apa kau takut aku akan berselingkuh?" tanya Athena. Athena dapat langsung melihat rahang Dominic menegang.

"Do you?" tanya Dominic serius, tatapan Dominic sangat tajam.

"Aku tidak sejalang itu, Dominic. Percayalah kepadaku," ucap Athena lembut sambil mengelus rahang Dominic. Dominic yang tadinya tegang, tatapannya langsung berubah lembut, Athena dapat melihat cinta di mata Dominic. Athena menahan napasnya. Athena entah kenapa merasa emosional, ia ingin memeluk Dominic dan mengatakan aku mencintaimu sekarang. Tetapi kalau Athena mengatakannya sekarang. Dominic tidak akan membiarkan Athena pergi, mereka akan bercinta berkali kali di walk-in closet ini.

"Bawalah sopirku," ucap Dominic lalu mencium punggung tangan Athena. Athena mengangguk sambil tersenyum. Setelah itu Dominic meninggalkan Athena sendirian untuk bersiap siap. Setelah Athena selesai, ia keluar dari walk-in closet tetapi tidak mendapatkan Dominic dikamar. Lalu beberapa detik kemudian listrik mati. Athena kaget, untungnya sudah ada matahari sehingga ruangan tidak sepenuhnya gelap.

Athena langsung keluar dari kamar, ia mendengar suara-suara pelayan. Athena langsung teringat Zach, apakah Zah menangis? Zach tidak menyukai kegelapan. Ketika Athena mau menuju kamar Zach di lorong ia berpapasan dengan pelayan.

"Apa yang terjadi? Kenapa bisa mati listrik?" tanya Athena.

"Kami masih tidak tau, nyonya. Ini kami sedang mencoba memanggil petugas listrik," jawab pelayan. Setelah itu pelayan itu seperti sedang terburu buru pergi. Athena pun membiarkan pelayan itu pergi. Tapi tidak lama kemudian terdengar suara pistol. Membuat Athena terhentak kaget. Setelah itu Athena dapat mendengar suara ringisan Dominic. Seketika Athena sangat panik.

Athen langsung berlari menuju sumber suara Dominic. Sesampai disana ia melihat Dominic meringis kesakitan sambil memegangi lengan atasnya. Mata Athena membelak ketika melihat lengan atas Dominic berdarah. Air mata Athena sudah merebak keluar. Disebelah Dominic, Pierce, asisten Dominic terlihat panik.

"Apa yang terjadi?" tanya Athena lalu mendekati Dominic.

"Ketika tuan membuka jendela tiba-tiba ada yang menembaknya dari luar, untungnya tuan menghindar dengan cepat, atau tembakan itu bisa mengenai jantungnya," ucap Pierce sangat panik.

"Panggil dokter!" ucap Athena langsung. Air mata sudah membasahi pipinya ketika melihat lengan Dominic yang berdarah. Pierce menurut, langsung mengambil ponselnya.

"Ini bukan masalah besar, tiger," ucap Dominic menenangkan Athena. Walaupun Athena bisa melihat Dominic dengan sekuar tenaga menahan sakit. Air mata Athena semakin membasahi pipinya, sekarang mata Athena buram karena air mata. Lalu Athena dapat merasakan jari besar Dominic mengelap air mata Athena yang jatuh dengan lembut.

"Jangan menangis, sayangku. Melihatmu menangis sangat membuat hatiku sakit," ucap Dominic. Athena menggeleng kepalanya, mengigit bibirnya mencoba menahan suara tangisannya.

"Nyonya, sinyal ponsel saya tidak ada," ucap Pierce.

"Kalau begitu gunakan punyaku," seru Athena. Ketika mencari ponselnya di kantong celana, Athena tidak dapat menemukannya. Ia teringat ia meninggalkan ponselnya di kamar.

"Dimana ponselmu?" tanya Athena kepada Dominic.

"Di kamar," jawab Dominic. Athena berdecak kesal.

"Sebentar ya," seru Athena. Lalu ia berdiri dan segera ke kamar untuk mengambil ponselnya. Tetapi ketika ia membuka ponselnya. Ponselnya juga tidak ada sinyal, Athena mengerutkan dahinya bingung. Ketika ia bangun tidur, sinyalnya tidak ada masalah sama sekali.

Athena pun mengambil ponsel Dominic, dan ternyata sama, tidak ada sinyal juga.

Bagaimana ini? Dominic harus segera diobati. Tapi ia tidak bisa menghubungi dokter karena tidak ada sinyal. Dengan cepat Athena turun ke lantai bawah. Ia langsung bertemu dengan kepala pelayan.

"Dimana Milton? Suruh dia memanggil dokter, tidak ada sinyal untuk menelpon dokter," perintah Athena menyebutkan nama sopir Dominic kepada kepala pelayan.

"Tapi nyonya, Milton sedang memanggil petugas listrik," jelas kepala pelayan.

"Apa ada sopir lain?" tanya Athena mulai frustasi.

"Sopir yang lain kebetulan sedang diliburkan oleh tuan," jawab kepala pelayan. Athena menghela napas kasar.

"Berikan aku kunci mobil," ucap Athena.

"Tapi nyonya-"

"Cepat!" bentak Athena tidak sabaran. Dominic sedang terluka karena tembakan, dan harus segera diobati. Akhirnya kepala pelayan itu menunduk lalu pergi mengambil kunci mobil dan tidak lama kemudian kembali dengan sebuah kunci mobil.

Tanpa membuang waktu lagi. Athena langsung menuju tempat parkiran mobil, memasuki mobil, dan langsung menancap gasnya. Ia akan menuju ke salah satu temannya yang seorang dokter. Setelah beberapa menit berkendara, ia mencoba menginjak rem, tetapi ternyata remnya tidak berfungsi. Athena menjadi sangat panik.

Kenapa remnya tidak berfungsi?

Lalu Athena langsung teringat ucapan Dominic

'Mulai sekarang kau tidak boleh menyetir sendiri!'

Athena melupakan peringatan Dominic yang tadi karena sangat panik dengan lengan Dominic yang terkena tembakan.

Tiba-tiba Athena memiliki satu penyesalan, yaitu penyesalan ia belum menyatakan cintanya kepada Dominic.

Ketika nyawanya diambang batas seperti ini, ia baru merasakan penyesalan.

Penyesalan memang selalu datang terakhir.

TO BE CONTINUED (wajib ninggalin komentar loh)
_______________

Panjang ya dari yang biasanya? heheh. Berarti kali ini aku gak minta maaf karena panjang ya :P

ini untuk menebus karena kemarin aku gak update hehehe. Sebenernya aku jam 12 baru selesai ngerjain tugas-tugas kuliah, baru nulis wattpad jam setengah satu pagi. Jadi baru bisa update jam 3 HEHE. Untung hari ini aku kelasnya sore, jadi bisa tidur sampe siang hehehe.

(Instagram : yessynut)

Thank you, Yessy N.

Dominic's Obsession Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang