42. JEBAKAN

4.6K 234 11
                                    

Kamu ingin dapat novel gratis terbitan Grass Media? Kalau mau, yuk aktif vote, komen, dan share di ig (jangan lupa tag instagram @gmgwriters.id dan penulis karya  yang kamu share😉) cerita dari peserta  #gmghuntingwriters2021. Nah, buat kamu yang terpilih jadi best reader bisa dapat novel gratis loh😍.


Tekan ☆ di pojok bawah ya:)

Koreksi juga kalau ada typo.

Happy reading

“Ada kepercayaan yang disalahgunakan, biasanya dilakukan
oleh orang-orang pengecut yang tak ingin disalahkan.”

(Samudra Alaska Reihanaldi)

Lana sudah kembali ke sekolah, mengingat mereka sudah kelas XII, jadi Lana memiliki kesibukan lain. Cewek itu lebih rajin belajar daripada biasanya, ia juga ikut les untuk persiapan ujian sekolah dan ujian nasional tahun depan. Lana sedih, karena ia tidak punya banyak waktu lagi untuk rebahan. Kesibukan ini sungguh menyita waktunya.

Cewek itu keluar dari kelas dengan wajah kucel, rambutnya sedikit berantakan karena ketika memikirkan jawaban dari pelajaran Matematika, Lana masih saja belum bisa menemukan jawaban secepat Aska.

Aska tiba-tiba datang merangkul cewek itu saat keduanya telah melewati koridor kelas XII IIS. “Dari tadi aku perhatiin muka kamu kucel banget,” komentar Aska melihat cewek di sampingnya yang berdecak kesal.

“Aku gak tau tadi jawabannya apa! Gimana nanti kalau ujian dan aku gak lulus, masa aku harus tinggal kelas, sih!”

Aska terkekeh, ia bersiul ringan seolah menikmati kekesalan Lana. “Kalau kamu gak lulus ya gak masalah. Aku gak masalah kok punya pacar yang tinggal kelas, yang penting jangan bego!”

“IIH ASKA! Kalau aku tinggal kelas, berarti aku bego!”

“Loh, siapa bilang? Bisa jadi kan kamu gak lulus karena malas belajar, bukan karena bodoh.”

Lana menepuk dahi Aska, kesal dengan balasan cowok itu. “Di dunia ini gak ada yang terlahir bodoh, cuman bodoh itu tercipta dari malas belajar,” ucapan bijak Lana dibalas dengkusan Aska. Cowok itu tidak percaya bahwa Lana bisa menjadi sosok yang akan mengatakan hal-hal bijak yang baru saja dilakukan cewek itu.

“Eh, Ka,” Lana menghentikan langkah di tengah-tengah koridor lantai satu. Gadis itu kebingungan ketika ingatannya berputar ke kejadian beberapa minggu lalu, dan sama sekali belum ada titik temu tentang siapa pelaku sebenarnya.

Aska menaikkan alisnya, melihat Lana yang tidak kunjung berjalan kembali. “Jangan berhenti di tengah jalan, takutnya kamu ditabrak dan tumbang lagi.”

Lana berdecak kesal mendengar ejekan cowok itu, padahal ia tadi ingin mengatakan hal yang serius, dan kemungkinan besar bisa membantu mereka untuk menemukan titik terangnya. Lana tidak suka terlibat masalah yang melibatkan nyawa, hanya saja ia tidak punya pilihan lain. Cewek itu bergeser dan mengikuti Aska menuju parkiran. “Aku ngerasa ada yang aneh.”

Aska membukakan Lana pintu mobil, sebenarnya guru sempat melarangnya membawa mobil karena ia belum mempunyai SIM, hanya saja Aska melibatkan orang tua Lana agar membantunya meminta izin dengan alasan kesehatan Lana pasti terganggu kalau ia mengantar jemput cewek itu dengan motor besarnya.

ALASKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang