39. HILANG

4.9K 232 10
                                    

Kamu ingin dapat novel gratis terbitan Grass Media? Kalau mau, yuk aktif vote, komen, dan share di ig (jangan lupa tag instagram @gmgwriters.id dan penulis karya  yang kamu share😉) cerita dari peserta  #gmghuntingwriters2021. Nah, buat kamu yang terpilih jadi best reader bisa dapat novel gratis loh😍.


Tekan ☆ di pojok bawah ya:)
Koreksi juga kalau ada typo.

Happy reading❤

“Kita dipersilahkan untuk menyambut bahagia, tapi kita tidak diperkenakan untuk memberi luka.”

(Sivania Alana Raveira)

Aska tersenyum menyaksikan Lana yang berteriak heboh setelah bianglala yang mereka naiki berputar. Cewek itu awalnya terlihat ketakutan dan kemudian menjadi excited, seolah ia adalah anak kecil yang akhirnya dapat menaiki permainan impiannya.

“Kamu gak pernah naik ini?” tanya Aska ketika kehebohan Lana dirasanya mereda.

“Pernah, terakhir bareng Geri, dan saat itu bianglalanya kandas pas udah di atas, katanya ada kerusakan mesin gitu. Itu juga yang bikin aku agak takut naik ini lagi,” penjelasan Lana membuat Aska tertegun, padahal awalnya ketika mendengar nama mantan Lana, Aska merasa emosinya melambung. Aska tidak tahu kerusakan sekecil itu bisa membuat seseorang merasakan gangguan mental walaupun termasuk dalam golongan ringan.

“Kamu hebat bisa ngatasin traumamu, padahal ada orang yang kalau udah sampe trauma dia gak bisa ngatasin tanpa bantuan ahlinya,” ucapnya ketika ia merasa telah menemukan suaranya.

Lana tersenyum. Cewek itu berkata, “Mas Axel pernah bilang, ketakutan itu berasal dari ketidaksiapan diri kita untuk nerima resiko buruk, kita yang terlalu terpaku di zona aman hingga membuat kita terbayang-bayang respon buruk yang akan kita terima saat melewati zona aman.” Lana tersenyum tipis membayangkan wajah Mas Axel yang menasihatinya. Baginya, Mas Axel adalah sosok yang selalu menjadi penopangnya, walaupun Mas Axel cenderung sibuk dengan dunianya sendiri. “Dia juga bilang, untuk menghilangkan ketakutanmu, kamu harus yakin akan ada hal-hal baru yang bisa kamu dapatkan setelah keluar dari zona aman, bisa jadi hal baru itu yang akan menjadi motivasimu untuk sepenuhnya menghilangkan rasa takut yang berlebihan. Memang gak ada yang tau semuanya akan berjalan baik, tapi dia bilang, selama kamu berani mencoba, hal yang menurutmu kurang baik itu akan menjadi pengalaman tersendiri. Itu juga yang akan mengembangkan karaktermu.”

Aska terkesima, ia tidak tahu kalau Lana adalah orang yang bisa menjelaskan secara detail tentang hal yang menurutnya sedikit berat, karena lebih dari sedikit remaja lebih tahu banya tentang hal-hal yang berhubungan dengan percintaan, dibanding motivasi-motivasi seperti itu.

Lana terkekeh melihat ekspresi Aska yang menurutnya lucu. “Aku sudah cocok jadi motivator, kan?” godanya dengan alis naik turun.

Aska mendengkus, hilang sudah rasa terpesonanya. Faktanya  Lana masih saja sama, cewek kepedean yang akan dengan percaya diri memperlihatkan kelebihan-kelebihannya, sekaligus kekurangannya.

“Gak cocok. Motivator gak ada yang bego,” balasnya sengit yang dihadiahi pukulan di lengannya.

“Kok ngomongnya jahat banget, sih?”
“Aku cuman ngomongin fakta,” katanya santai. Cowok itu diam-diam merentangkan tangannya hingga terkesan memeluk Lana dari belakang.

ALASKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang