15. Sudut Pandang Berbeda

8.7K 464 11
                                    

Tekan ☆ di pojok bawah ya:)
Koreksi juga kalau ada typo.

Happy reading❤

"Kamu boleh jatuh, tapi harus bangkit lagi, biar dunia tahu
kalau kamu tidak selemah itu untuk dihancurkan."

(Sivania Alana Raveira)

Mungkin jika bukan karena kejadian beberapa minggu lalu, Lana akan tetap mengganggap Aska ketua kelas galak, yang bisanya cuman merusak suasana. Tapi, pandangan itu berbeda saat Lana tahu bahwa di balik semua itu, Aska adalah sosok yang kesepian. Cowok itu hanya ingin mendapatkan perhatian, karena Lana kembali mengetahui satu hal setelah ayah Aska berubah, cowok itu kekurangan perhatian. Tetapi yang Lana tidak tahu adalah ibu Aska, cowok itu belum pernah cerita tentang ibunya, dan Lana tidak mungkin menuntut Aska untuk cerita.

"Hayooo lamunin gue, ya?!" Oleh suara itu dan tepukan mengejutkan di bahu Lana membuat Lana terlonjak kaget. Ia menoleh ke belakang, dan melihat Risky cengengesan disertai senyum lima jari tanda perdamaian.

Lana mendengkus, katanya, "Kayak setan aja muncul tiba-tiba."

Risky beralih duduk di sisi Lana, ia berdecak. "Ganteng begini dibilang setan."

"Gue baru tau kalau lo itu narsis."

"Iyalah, karena lo belum kenal gue seperti lo kenal Aska."

Lana mengernyit, ia memandang Risky dengan mata memicing. "Kenapa jadi Aska?" tanyanya heran.

"Ya, lo kan udah kenal dekat dengan dia," Risky menjawab lugas.

Lana mengalihkan pandangannya ke bawah, memperhatikan seluk-beluk kepadatan jalan raya dari rooftop sekolah. "Gue gak sedekat itu untuk tau sisi misterius Aska," gumamnya lirih namun masih bisa sampai di indra pendengaran Risky, karena suasana yang sepi.

Risky menaiikan alisnya, meneliti penampilan Lana yang tidak serapi teman-teman cewek di kelasnya. "Bukannya kalian pacaran?"

"Gosip dari mana?"

Risky mengedikkan bahu. "Kesimpulan gue sendiri, sih, soalnya beberapa minggu ini gue perhatiin kalian dekat. Ke sekolah bareng, pulangnya juga bareng, dan udah beberapa hari gue jarang liat lo di kantin tanpa Aska." Cowok itu melirik Lana yang bergeming, ia menaikkan sebelah sudut bibirnya. "Baru hari ini lo istirahatnya bukan bareng dia, tumbenan ke sini lagi."

Lana tersenyum tipis. "Gue cuman bosan aja. Aska juga lagi ada rapat osis, gak tau deh kok dia bisa serajin itu."
Risky manggut-manggut, nyaris semenit ia diam, sebelum bertanya, "Kalau Dora?"

"Dora?"

"Iya, Dora, teman cewek lo yang rambutnya kayak Dora itu, untung gak bawa-bawa peta dan monyet," jelasnya.

Lana terkikik geli. "Namanya Jessi kalau lo mau tau. Dia juga lagi ada urusan dengan senior, gitu deh kalau punya teman yang aktif organisasi, selalu sibuk."

Risky mengangguk paham. "Apalah daya kita yang cuman tau yang penting hadir."

Lana tergelak keras, setelahnya ia mengatur napas. "Kayaknya pembahasan kita makin absurd, deh," ujarnya membuat Risky tersenyum tipis.

ALASKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang