28. EGO

6.5K 298 1
                                    

Tekan ☆ di pojok bawah ya:)
Koreksi juga kalau ada typo.

Happy reading❤

“Maaf jika membuatmu kecewa, namun ego memaksaku menyakitimu. Sekali ini saja biar kuturuti egoku.”

(Samudra Alaska Reihanaldi)

“DARI MANA SAJA KAMU?!”

Rasanya Aska tidak pernah ingin lagi pindah ke rumah ini, kalau bukan hak asuh dirinya yang dimenangi papa. yang terpaksa membuatnya harus menetap di rumah orang yang mungkin bisa saja membunuhnya.

“Dari sekolah, Pa.”

Plak!

Aska memejamkan mata guna menahan emosi yang ia pastikan sebentar lagi akan meledak,  kepalan tangannya yang menonjolkan urat-uratnya dan  juga rahangnya yang mengeras jelas menunjukkan kemarahan cowok tersebut setelah mendapat tamparan dari papa.

Cowok itu membuang muka, tak acuh oleh rasa panas di pipinya yang pasti memerah.

“Papa tidak menyekolahkan kamu untuk keluyuran Aska! Kalau kamu ingin seenaknya, jangan injakkan lagi kakimu di rumah ini!!” gertakan tersebut membuat nyali Aska menyembul, cowok itu memandang pria tua yang disebutnya “papa” dengan datar.

“Baik, kalau itu bisa membuat Papa tenang,” katanya tenang dan segera berlalu dari depan pintu.

Aska menaiki undakan tangga kemudian berlari ke kamarnya, tetapi langkahnya terhenti oleh cowok sebayanya.

“Minggir!” desisnya.

Aska mendengar helaan napas Riski. Cowok itu mendongak memandang benci Risky.

“Gue bilang minggir, bangsat!”

Sementara Risky menulikan telinga. Ia berkata, “Seharusnya lo gak lawan bokap lo, karena lo udah tau gimana sifatnya.”

Aska tersenyum miring. “Itu seharusnya, kan? Sayangnya gue gak sepengecut lo yang cuman berani bersembunyi di balik nyokap lo!”

“Tau apa lo soal gue?! Hah?! Bukannya yang lo tau hanya menangin ego lo?!”

“BANGSAT!!”

Risky tidak bisa menghindar dari tonjokan Aska. Cowok itu mengusap sudut bibirnya yang terasa perih.

“Gue tau bokap gue gini karena lo berdua nyokap lo muncul di hidup gue! PERUSAK!”

Risky berang, ia membalas ucapan Aska dengan tajam, “Lo gak tau apa-apa Aska! Lo bahkan gak tau kalau bokap sialan lo itu sakit mental!! Lo cuman liat dari sudut pandang lo! Semuanya lo gak tau, sama kayak lo gak tau kalau nyokap gue juga tersiksa hidup bareng bokap lo!!” Cowok itu kemudian berlalu setelah menatap Aska tajam.

Napas Aska tersendat mendengar penuturan Risky yang penuh emosi. Cowok itu sibuk menebak-nebak apa yang sebenarnya terjadi pada papa, tapi ia sama sekali tidak menemukan jawabannya.

Cowok itu menarik napas tajam sebelum memasuki kamarnya. Ia merebahkan tubuhnya di kasur tanpa mengganti seragam.

Aska meraih ponsel di saku celananya ketika merasa ada getaran dari benda pipih tersebut. Ia tersenyum miris, dan menggeser ikon hijau pada layar ponselnya.

“Halo,”

“Suara kamu kenapa?”

“Pilek.” Aska tahu cewek di seberang sana tidak akan percaya alasannya, tapi bodo amat, ia malas memikirkan hal tidak penting, malam ini ia hanya akan memikirkan perkataan Risky.

ALASKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang