5. Tom and Jerry

12.3K 600 12
                                    

Happy reading❤

“Ingat satu hal; langit tak perlu menjelaskan bahwa dirinya tinggi!”
(Sivania Alana Raveira)

Kalau diumpamakan serial kartun, Aska dan Lana seperti kartun Tom and Jerry. Lana yang iseng sebagai tikusnya dan Aska yang galak sebagai kucingnya.

Sudah nyaris sebulan Lana sekolah di SMA NUSANTARA, tapi dalam sebulan itu ia tidak pernah absen berdebat dengan Aska. Dan hari ini pasti akan seperti hari-hari sebelumnya.
Jessi—teman sebangku Lana—menghampiri musuh terbaik Aska yang tengah senyum-senyum sendiri. Tidak biasanya Lana datang sepagi ini, di saat jam menunjukkan pukul 6:40 dan kelas masih diisi beberapa siswa.

“Lana, gila!! Kalau ada orang ngucapin salam tuh dijawab!” gerutunya setelah berhasil mendudukkan bokongnya di kursi samping Lana.

Lana bergeming, ia masih senyum-senyum sambil menopang dagu dan sebelah tangannya di atas meja.

Jessi membuka tasnya, lalu mengeluarkan buku tulis dan bolpoin. Ia melirik Lana yang tidak mengacuhkannya. Jessi berdecak kesal seraya berkata, “Iih nih anak, udah gak waras yah dari tadi cengar-cengir gak jelas.”

“Baru tau lo kalau teman lo itu gak waras?”

“Diam lo!” bentak Lana langsung ketika melihat makhluk astral yang paling dibencinya sudah berdiri di hadapannya dengan seringai yang menjengkelkan.

Aska yang baru tiba, dengan ransel hitam di bahu kiri, menyeringai ke arah Lana.

“Lagi PMS, ya? Tadi cengar-cengir giliran gue muncul langsung jadi singa.” Ia terkekeh disambut geraman Lana.

Cewek itu berdiri dan mendorong mejanya dengan kasar. Ia menghentakkan kakinya berjalan ke arah Aska dan menjambak jambul cowok itu.

“AWW!! EH GILA!! CEWEK SINGA LEPASIN GUE WOII!!” Aska menahan tangan Lana yang semakin menjambak keras rambutnya.

Jessi meringis melihat keduanya, dan teman kelasnya yang lain hanya menggeleng. Sudah tahu bagaimana perangai keduanya jika bertemu.

“LANA WOI LEPASIN!! ANJIR!! KALAU LO BUKAN CEWEK UDAH GUE BALAS LO!!”

“BERANI LO!!” gertak Lana kesal. Ia sebal terhadap sikap Aska yang hari ini menganggunya padahal ia tengah membayangkan senyum Sehun. Dan hari ini ia sengaja ingin berdamai sebentar dengan cowok itu, tetapi Aska sepertinya sudah terlanjur menjadikannya musuh dalam kelas, bukan dalam selimut.

Aska yang terbawa emosi melepaskan tangan Lana dengan kasar. “Lo udah makin berani! Jadi jangan nyesal kalau setelah ini gue gak akan pernah baik-baikin lo!” desisnya.

Lana tersenyum sinis. Ia dengan berani menatap tajam Aska yang ia anggap telah menantangnya. “Bukannya sejak gue masuk lo udah gak suka sama gue? So, apa yang perlu gue harapin dari cowok yang cuman mengandalkan jabatan? Seorang Samudra Alaska Reihanaldi, menantang cewek? Oh atau mungkin itu disebut mengancam? BANCI!!”

Aska mengepalkan tangannya, rahangnya mengeras, dan netranya menyorot dingin pada gadis dengan tinggi  sebahunya itu. Namun kemudian ia menyeringai membuat Lana menatapnya waspada. “Daripada seekor singa yang hanya tau bagaimana caranya tidur di kelas. Gak patuh pada peraturan, gak disiplin dan gak pernah perduli pelajaran.”

ALASKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang