Kevan tersenyum miring. "Kangen sama abangnya kali?" tanya Kevan terkesan jahil.

Keyla memukul pundak Kevan membuat cowok itu tertawa pelan. "Gak! Aku gak kangen sama Kakak! Pede ih!" balas Keyla malu-malu.

"Yaudah, lo sama Ana. Gue ke kamar aja," ucap Kevan dan hendak menuju kamarnya. Namun Keyla yang melihat itu refleks memeluk Kevan dari belakang.

"Jangan pergi," cicit Keyla pelan.

Kevan hanya diam tak membalas. Acara pelukan itu masih berlangsung, seakan keduanya sangat menikmati sensasi saat ini.

"MAMA! ANA MAU MAIN SAMA KAK KEY!" teriak Ana dari dalam kamarnya.

Dengan berat hati Kevan melepaskan tangan Keyla dari pinggangnya dan memilih untuk merangkul gadis itu.

"Gue gak bakalan pergi. Walaupun rasa cinta gue sama lo udah gak ada sekalipun," ucap Kevan, Keyla terdiam. Sedikit sesak mendengar kalimat terakhir Kevan tadi.

Kevan menoleh karena menyadari Keyla hanya diam saja. Biasanya cewek itu akan bereaksi malu-malu di hadapannya.

"Kenapa?" tanya Kevan. Keyla menjawab dengan gelengan kepala.

Kevan tersenyum membuat dahi Keyla berkerut bingung.

"Tenang, rasa cinta gue sama lo gak bakal hilang. Yang ada nambah," ucap Kevan membuat pipi Keyla bersemu.

"Apapun yang terjadi?" tanya Keyla penuh harap. Sungguh, Keyla sudah bergantung pada cowok itu.

Kevan mengacak gemas rambut Keyla. "Iya."

Keyla semakin menarik kedua sudut bibirnya. "Aku cinta kamu Kak, apapun yang terjadi."

****

"Kak Key, Ana bosen di kamar mulu!" Keyla terkekeh melihat ekspresi merengek Ana.

"Ana mau apa?" tanya Keyla pengertian.

Mata Ana berbinar setelah mendengarnya. "Ana mau main!" serunya senang.

Keyla tersenyum lalu tatapannya jatuh pada Kevan yang sedang menonton televisi di sebelahnya.

"Minta izin sama Abang gih buat jalan-jalan," bisik Keyla, Ana menganggukkan kepalanya semangat, setuju dengan pendapat Keyla.

Perlahan Ana duduk di sebelah Kevan seraya mengeluarkan wajah memelasnya. "Bang! Ana mau main, bosen disini mulu!" rengeknya.

Kevan menatap datar ke arah Ana. "Masih sakit," ucapnya singkat membuat wajah Ana cemberut.

Keyla tertawa dan perlahan ia mulai turun tangan. "Ayo Kak, kita main! Lagian Ana juga udah mendingan kok. Kasian sama dia, uring-uringan terus," bujuk Keyla.

Kevan terdiam sejenak, dan sedetik kemudian ia mengangguk malas. "Yaudah, ayo."

Ana mengekik girang seraya memeluk erat Keyla. "Kak Key debes debes debes banget! Makin sayang! Makasih!" pekiknya.

"Sama-sama sayang," balas Keyla. Lalu Ana berlari kecil meninggalkan Keyla dan Kevan untuk menuju garasi mobil.

Kevan menatap datar ke arah Keyla membuat gadis itu menatapnya bingung. Jarang-jarang sekali Kevan tampak seperti itu, pikirnya.

KEYLASYA STORYWhere stories live. Discover now