"Lalu mereka menarik Tante ke luar, kamu tau sendiri, Va. Siang hari daerah perumahan kita sangat sepi karena orang-orang pada pergi kerja di jam segitu. Mereka sepertinya hendak membawa Tante bersama mereka, lalu kamu datang. Kamu berhenti dan berteriak sama mereka. Tante takut sekali saat itu, harusnya kamu nelpon Om, atau pihak berwajib" Iva mengangguk pelan dan sepertinya ingatannya kembali sedikit demi sedikit, dia mulai mengerti.

"Kamu turun, meneriaki mereka dan akhirnya kamu bisa tebak. Satu wanita melawan tiga pria berbadan besar dan kejam ... apa yang kamu pikirkan saat itu?" Tante Tati menggeleng.

"Mana bisa aku berfikir se jernih itu Tante, tentu saja aku panik ngelihat mereka nyeret-nyeret Tante kayak gitu" belanya.

"Saat fokus mereka ke kamu Tante langsung buru-buru ngambil ponsel buat nelpon polisi atau Om, lalu tiba-tiba kamu tersungkur jatuh. Mereka menghantam kepalamu ini dengan kayu. Salah satu dari mereka mengeluarkan senjata tajam dari sakunya dan berhasil mengenai tangan mu ini dan tepat di saat itu, Nak Awan datang ..." cerita tante Tati dan mengalihkan pandangan kepada Pria putih tadi namun, pria bernama Awan itu sudah menghilang dari tadi.

"Ke mana dia? " tanya Tante bingung mendapati sosok Awan sudah menghilang dari ruangan.

"Siapa?" tanya Indra kemudian.

"Awan, pria yang menyelamatkan Iva dan Tante" jawab Tante tati.

"Pria yang juga menyelamatkan aku pada insiden Jl. Sudirman, ingat ceritaku?" Sambung Iva kemudian.

"Oh Pria itu, lalu di mana dia?" tanya Indra lagi.

"Tadi dia di sini, sama-sama kita" Tante Tati bingung.

"Dan tidak lama setelah Awan datang suara sirene kepolisian terdengar mendekat, mereka panik dan pergi." Lanjut cerita Tante Tati.

"Ini sungguh kebetulan yang patut dicurigai, bukan?" Indra bertanya kepada Iva.

"Aku juga udah mikir ke sana!" jawab Iva.

"Kenapa?" tanya Tante Tati bingung.

"Karena dia selalu datang tepat waktu, Tante. Jangan-jangan bersekongkol?" ucap Iva curiga.

"Awan terluka cukup parah Iva, bukan hanya tangannya saja yang terkena pisau tapi dia juga babak belur di hajar tiga penjahat itu, jangan mencurigainya!" ujar Tante Tati, seolah tak ingin berdebat Iva melirik ke arah Indra dan hanya mengangguk.

Tidak lama kemudian Om Visnu yang merupakan suami Tante Tati datang bersama beberapa pria berseragam. Mereka menanyakan beberapa pertanyaan kepada Iva dan akan bertanya lebih lanjut setelah kondisi Iva membaik. Iva harus di rawat di rumah sakit untuk beberapa hari demi pemeriksaan lebih lanjut terhadap cedera yang dialami kepalanya itu. Om Visnu memutuskan untuk menjaga Iva bergantian, dan Iva tidak boleh sendiri begitu juga dengan Tante Tati. Om Visnu yang merupakan pensiunan anggota kepolisian meminta pertolongan beberapa kenalannya untuk berjaga di rumah dan rumah sakit. insting nya tidak mati walaupun dia sudah pensiun beberapa tahun lalu. Dia tahu tanpa perlu Iva jelaskan. Sesuatu yang berbahaya sedang mengancam nyawa gadis kecilnya itu

"Om, Iva rasa ... Iva harus mencari tahu tentang semua ini ... " ucapnya tiba-tiba saat dia hanya berdua saja dengan Om Visnu yang sudah seperti Ayah baginya itu. Tante tati dan Om Visnu tidak memiliki anak perempuan. Sejak Mama Asri dan Iva pindah ke lingkungan itu, mereka sudah menjadi dekat sejak awal, mereka menjadi keluarga.

"Iva, nggak mau lari lagi seperti Mama dulu." Ucapnya kemudian.

"Iva tahu, Om sama Tante pasti sudah mengetahui kebenaran tentang Iva dan Mama, iya kan?" tanya Iva pelan.

"Yah, kami tahu. Kami berdua tahu. Sayang, apa yang dilakukan Mama mu bukan pelarian. Dia hanya ingin melindungi mu. Kini, semuanya menjadi semakin besar dan rumit. Apa yang kamu rencanakan?" Tanya Om Visnu serius kepada gadis yang selalu saja dia anggap anak kecil itu.

"Surabaya. Iva akan ke Surabaya. Iva akan cari tahu sendiri siapa Iva sebenarnya? Siapa ... yang sangat terganggu dengan kehadiran Iva?"

"Om hanya takut kamu akan terluka setelah akhirnya mengetahui kenyataannya, Va" ucap Om Visnu khawatir.

"Om, luka seperti apa lagi yang belum mampu Iva hadapi. Kematian Papa yang ternyata disabotase, kematian Mama yang ternyata disengaja, upaya menyakiti orang-orang terdekat Iva dan kematian Dokter Danu yang 100% Iva yakin berkaitan dengan Iva. Iva harus ke sana. Jika Iva di sana mereka tidak akan menyakiti kalian." Air matanya mulai menggenang. Om Visnu bangkit dari kursinya dan memeluk gadis kecilnya yang mulai terisak. Sesak di dadanya meluap, tidak lagi ada rasa ketakutan di hatinya. Kebingungan dan kemarahan nya menutupi rasa takutnya itu. Dia sudah bertekad, maka dia akan segera berangkat. Surabaya, kota di mana semuanya berasal.

 Surabaya, kota di mana semuanya berasal

اوووه! هذه الصورة لا تتبع إرشادات المحتوى الخاصة بنا. لمتابعة النشر، يرجى إزالتها أو تحميل صورة أخرى.
Scouring The Past (TAMAT - REVISI)حيث تعيش القصص. اكتشف الآن