17 | Help!!

318 26 0
                                    

Suasana berbeda dirasakan Iva ketika melintasi Hutan Baluran pada malam hari. Sunyi dan gelap, itulah suasana yang tengah dia rasakan bersama Awan yang sedang sangat serius itu. Sesekali ada Bus yang lewat sehingga memecah sunyi diantara mereka. Sejenak Iva lupa kisah sedihnya tadi sore diganti oleh tegang yang tiba-tiba dirasakan nya saat melintasi rute itu lagi, jalan ini juga sering disebut penduduk setempat jalur tengkorak, karena jalurnya yang berkelok-kelok tajam.

Tiba-tiba mobil Awan ditabrak dari belakang dengan keras. Membuat mobilnya berputar kuat seperti gasing. Kepala Awan menghantam setir namun, tangannya sempat memegang tubuh Iva agar tidak terhantam ke depan. Sekali lagi pengendara mobil itu menabrakkan kembali mobilnya membuat benturan yang tak kalah kuat dari yang pertama.

Iva tersadar setelah putaran mobilnya berhenti, kemudian melihat Awan yang sudah berlumuran darah. Sontak dia berteriak memanggil nama Awan sekuat-kuatnya. Membuat pengemudi mobil yang menabrak mereka itu turun. Saat akan turun sebuah mobil pick up melintas dan berhenti. Membuat pengendara mobil itu masuk kembali ke dalam mobil mereka dan pergi begitu saja.

Pengemudi mobil pick up turun membantu Iva memapah Awan yang sudah tidak sadarkan diri akibat benturan hebat tadi, kepalanya berlumuran darah. Iva terisak. Mereka pun dibawa ke klinik terdekat untuk mendapatkan pertolongan pertama. Kemudian dibawa ke rumah sakit kota dengan ambulance.

Iva tertidur sambil menggenggam tangan Awan. Dia menjaga Awan semalaman. Setelah sampai di rumah sakit kota Awan diperiksa kembali oleh Dokter dan dinyatakan tidak ada cedera yang serius. Kepalanya diperban dan belum juga sadarkan diri.

Perlahan Awan mencoba membuka matanya, kepala masih terasa sakit dan pusing. Kemudian dia sadar ada seorang gadis yang tengah menggenggam tangannya. Dia tersenyum dan sekaligus lega. Gadis itu tidak terluka. Ketika dia mencoba untuk bangun dari posisi tidurnya membuat gadis yang tidur itu juga tersentak kaget.

"Awan, Oh syukurlah," ucapnya cemas saat melihat Awan yang sudah siuman. Iva memegang wajah Awan dengan lembut dan bersyukur pria itu kini sudah baik-baik saja.

"Maaf, udah buat khawatir," ucap Awan yang berusaha duduk dan di bantu oleh Iva.

"Siapa yang nabrak kita malam itu?" tanya Awan kemudian. Iva menggeleng wajahnya masih terlihat sangat cemas dengan kondisi pria di sampingnya ini. Iva duduk di samping Awan memperhatikan wajah pria itu dengan seksama. Dia kini menyalahkan dirinya lagi. Orang-orang yang dekat dengannya pasti akan celaka pikirnya.

Awan memegang kepala Iva dengan lembut, sambil tersenyum "Bukan salah lu!"

"Kalau kamu lagi nggak sakit begini, kepala mu udah aku pukul barusan," jawab Iva tiba-tiba membuat Awan terkekeh.

"Argh ... Jangan buat tertawa donk, kepalanya masih nguing nguing ini, "sahut Awan seraya memegang kepala.

"Gimana bukan salah aku? Sudah jelas tabrakan itu disengaja, pasti mereka ngincer aku tapi lagi-lagi yang terluka orang yang berada di dekat aku," Iva kembali meraih jemari Awan dan digenggam nya erat. Sekali lagi senyum merekah di wajah pucat Awan.

Tidak lama seorang berpakaian serba putih datang memeriksa kondisi Awan. Awan terluka di bagian kepalanya namun tidak ada keretakan atau cidera yang serius, malam itu dia kehilangan banyak darah dan membuatnya pingsan.

"Saya sudah bisa pulang, Dok?" tanya Awan.

"Boleh Mas, tapi jika tidak terburu-buru menginap lah semalam lagi di rumah sakit hingga kondisi anda pulih sepenuhnya," Ucap Dokter. 

"Mobil mu rusak, sudah dibawa derek untuk diperbaiki," ucap Iva sesaat setelah Dokter meninggalkan mereka kembali berdua.

"Hmmm ... kita pergi hari ini. Kamu pergilah mengurus administrasinya. Mana handphone ku? Aku akan pesan travel untuk mengantarkan kita balik ke Surabaya!" ujar Awan, ada raut bingung di wajah Iva yang terlihat lelah.

Scouring The Past (TAMAT - REVISI)Where stories live. Discover now