10 | Wake-Up!

378 37 4
                                    

Kepalanya terasa berat. Cahaya berusaha mendobrak masuk melalui pelipis matanya. Usahanya sia-sia, matanya sangat berat. Kepalanya sangat pusing dan sangat menyakitkan yang dapat dia lakukan hanya menyerah dan kembali tertidur karena efek obat yang masih berada di dalam tubuhnya.

Dia merasakan sentuhan hanya di jemari nya, seseorang sedang menggenggam tangannya dengan erat dan sesekali dia mendengar isakan tangis. Sayup-sayup, hampir tidak terdengar olehnya.

"Tante ... "

"Iva ..., Akhirnya!" Wanita paruh baya itu lalu bergegas bangun dari duduknya.

"Kita di mana?" tanya wanita muda yang terbaring tidak berdaya di atas tempat tidur besi rumah sakit.

"Rumah sakit, Va" tidak lama kemudian beberapa orang berseragam putih memasuki ruangan dan melakukan pemeriksaan kepada Iva. Rombongan serba putih itu kini pergi meninggalkan Iva dan Tante Tati berdua saja di ruangan itu.

"Apa yang terjadi Tante?" tanya Iva lemah.

"Kamu nggak ingat? Tadi kamu sudah menyelamatkan Tante tapi kemudian ... " Tante Tati kembali terisak. Iva belum mampu mengingat keseluruhan kejadian sebelum akhirnya terdampar di rumah sakit ini. Tidak ada luka serius, walaupun kepalanya terhantam benda keras dan tangannya tersabet benda tajam. Kini kepalanya diperban.

"Permisi" sebuah suara mengalihkan pandangan kami kepadanya. Pria putih tinggi yang terbalut perban di tangan kirinya berdiri di depan pintu kamarku.

"Oh, Masuklah ... " sambut Tante Tati sopan. Pria itu masuk, pandangannya tidak lepas dari Iva.

"Gimana dengan lukamu, Nak?" tanya Tante Tati kepada pria putih yang tidak terlalu kekar tapi juga tidak terlalu kurus itu.

"Oh, ini ... kurasa tidak apa-apa hanya luka kecil" sahutnya sambil mengangkat sedikit tangannya yang terluka.

"Siapa?" tanya Iva kemudian.

"Loh, bukannya kalian saling kenal?" Tante Tati bingung.

"Hah ... " sebelum Iva membuka mulutnya lebih lama, pria itu menjawab dengan senyum tersungging. "Mungkin Iva lupa. Kami bertemu satu kali, beberapa minggu yang lalu." Jawabnya cepat merespon pertanyaan tante Tati. "Saat insiden tabrakan mobil di area Jl. Sudirman. Ingat?" ujarnya sambil masih dengan senyum di wajahnya. Senyum yang membuat Iva kenal sekaligus kesal.

"Oh, anak songong itu ... " ketus Iva diikuti tawa kecil pria itu.

"Iva ... " protes Tante Tati.

"Iva, itu nggak sopan, dia sudah menyelamatkan kita berdua" lanjut protes Tante Tati. Iva mengernyit, wajah kemayu nya tampak bingung. Ingatannya kabur dan terpotong. Apa yang terjadi sebenarnya sebelum akhirnya dia di sini. Kenapa pria songong itu ada di sini juga? Hal tersebut terlalu kebetulan dan segala sesuatu yang kebetulan akan dianggap mencurigakan oleh Iva.

Tiba-tiba pintu terbuka, seorang pria masuk dengan tergopoh dan gugup langsung mendekati Iva. Wajahnya terlihat pucat dan cemas. Pria berkulit kecokelatan itu langsung merasa lega dan mengusap kepala Iva.

"Syukurlah ... kamu nggak kenapa-napa, Va" ucapnya lega.

"Indra!" sahut Iva

"Apa yang terjadi?" tanya Indra kepada Iva. Pertanyaan yang juga ingin dia dengar jawabannya karena hingga saat dia siuman, dia masih tidak ingat sama sekali.

"Kejadiannya tadi berlangsung sangat cepat, Tante pergi keluar seperti biasa untuk berbelanja kebutuhan bulanan. Lalu tiba-tiba sebuah mobil menghentikan laju mobil Tante. Tante terkejut dan berhenti mendadak. Kemudian ada tiga orang pria menggunakan topeng keluar dari mobil itu. Spontan Tante mengunci pintu mobil Tante dan berusaha meraih Ponsel untuk menghubungi Om. Belum sempat Tante melakukan panggilan, mereka sudah memecahkan kaca pintu mobil Tante ..." wanita paruh baya itu berhenti sejenak dan menghela nafas mengingat dan menceritakan setiap detail kepada mereka.

Scouring The Past (TAMAT - REVISI)Where stories live. Discover now