28 | Best Friend

312 28 0
                                    

Garis malam telah terlihat di kota Surabaya. Lampu-lampu jalan telah menyala terang menemani para pelalu lintas. Seketika jalanan menjadi padat dan sesak dengan kendaraan yang berlomba. Raut wajahnya cemas akan tetapi tetap tenang dan bersahaja. Dia memikirkan rentetan kejadian di dalam kepalanya. Sebuah bola kecil berwarna kuning bermain di jemarinya, untuk membuat lebih fokus. Langkahnya kali ini tidak boleh salah. Nyawa putra dan putri yang dia cintai akan menjadi taruhan, bahkan sampai hari ini dia belum juga menemui Iva putri kandungnya itu.

Cipto, melirik majikannya dari kaca spion. Hatinya juga tak kalah gundah bukan hal biasa untuk seorang Amandanu tidak memberi kabar lebih dari 24 jam. Sesuatu yang buruk telah terjadi. Mereka merasa gelisah.

Sampai di depan sebuah gedung bertingkat, seorang pria berlari tergesa-gesa keluar dari dalam gedung dan menghampiri Lemana serta Cipto yang baru tiba.

"Pak ...! Amandanu ...," wajahnya pucat napasnya tersengal-sengal, kalimatnya tidak selesai. Namun, raut wajah Lemana berubah tegang dan lari masuk ke dalam gedung diikuti oleh Cipto dari belakang. Dia membuka pintu lebar-lebar, beberapa anak buahnya berdiri mengitari sesuatu yang tergeletak di atas lantai dilapisi karpet berwarna gelap. Ekspresi wajahnya berubah dari tegang menjadi pilu. Mayat Amandanu terbaring tepat di hadapannya. Tubuhnya terbungbus kain putih.

Lemana berjongkok agar dapat melihat wajah sahabatnya itu lebih dekat, diusapnya kepala Amandanu. Rasa penyesalan terlihat pada wajah tuanya. Dia sedih dan terpukul, bagaimana tidak, Amandanu merupakan seorang sahabat bahkan mereka sudah seperti saudara. Pada masa tersulitnya dulu, Amandanu lah yang mencari dan menemukan keberadaannya. Bersembunyi bersama menemaninya untuk memulai kehidupan yang baru.

"Sudah berapa lama?" tanya Lemana kepada anak buahnya yang juga sedih akan kematian Amandanu yang sudah seperti Ayah dan Kakak bagi mereka.

"Belum 24 jam Pak! Saya rasa waktu kematiannya sekitar 6 atau 8 jam yang lalu."

"Apa ada tanda-tanda keberadaan Awan?" tanyanya lagi.

"Sayangnya tidak ada, Pak tapi .." kalimat pria muda itu terhenti, Lemana menatapnya dan menunggu kelanjutan laporan dari anak buahnya itu.

"Bagas memberi laporan, dia berhasil mengikuti orang-orang yang mengirim mayat Pak Amandanu!" lanjutnya.

"Bilang padanya, jangan bertindak bodoh. Hanya mengikuti dan terus beri laporan! Bawa tubuh Amandanu," Lemana duduk, dia terlihat lelah. Saat mereka hendak mengangkat tubuh Amandanu, kain putih yang menutupinya tubuhnya terbuka sedikit membuat tubuh bagian atasnya terbuka. Saat itulah luka sayatan yang membentuk sebuah huruf terlihat. Lemana tidak terlalu terkejut, dari awal dia sudah tahu siapa yang melakukan hal-hal gila seperti ini. Seseorang yang dia kenal baik, pernah menjadi sahabat terbaiknya dulu bersama Amandanu. Seseorang yang sudah seperti adik juga baginya, tetapi sangat liar dalam berpikir dan bertindak. Bramantyo Ditama.

#

"Lalu siapa yang membunuh Dokter Danu? Ibu ku, Ayah ku juga yang tega mencelakai keluargaku di Balikpapan?" Sanjaya memberi kode kepada pria yang berdiri di belakangnya agar meninggalkan dia berdua saja dengan Iva. Pria itu melangkah keluar setelah memberi salam kepada Iva dan menutup pintu ruang baca itu. Iva duduk berhadapan dengan Sanjaya menatapnya tanpa rasa takut, di dalam pikirannya Sanjaya juga salah satu tersangka dari semua kejadian yang menimpa dirinya itu.

"Sayangnya aku tidak tahu menau tentang itu, sayangku. Aku mendapatkan informasi bahwa cucu ku masih hidup. Putri berharga bagi anak semata wayangku, Keumala. Beberapa tahun yang lalu aku berencana menemuimu di Balikpapan akan tetapi di saat itu juga bisnis menjadi susah, masalah seolah datang terus menerus. Seseorang berupaya keras menggulingkan kerajaan yang dibangun oleh Ayahku dari muda ini. Namun, tidak cukup kuat membuatnya bangkrut, perlahan kondisinya kembali menjadi stabil kembali. Saat menjadi stabil itu aku berpikir untuk menemui dan ternyata kau sudah ada di Surabaya."

Scouring The Past (TAMAT - REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang