12 | The Cloud

367 33 3
                                    

Lantai-lantai yang mengkilap, lampu di setiap bagian yang membuat suasana terang benderang, riuh suara percakapan di sana sini, orang-orang yang sibuk mendorong kopernya masing-masing dan di situlah Iva sedang berjalan menuju pintu keluar bandar udara  international Juanda, Surabaya.

Dia terlihat sedang mencari seseorang yang dikenalnya. Akhirnya dia memutuskan untuk berjalan lebih jauh sedikit hingga tiba-tiba kakinya tersandung sebuah koper yang membuatnya hampir terjatuh. Seseorang menangkapnya, tetap sebelum sempat  dia mencium ubin bandara.

"Well, well.. kalau bukan jodoh, gua nggak tau harus bilang pertemuan kali ini apa?" ujar pria yang berhasil menangkap tubuh Iva yang hampir terjatuh. Iva terkesiap, sedikit memproses kerja otaknya yang membuatnya terdiam sejenak dan kembali ke dunia nyata.

"Awan!"

"Nice! kali ini lu ingat nama gua." Matanya berbinar kesenangan seperti seekor peliharaan yang hendak mendapatkan cemilan siangnya. Dia terlihat takjub akan reaksi gadis di depannya itu. Iva memandangi pria di depannya ini, dengan tatapan penuh curiga dan tanya.

"Halo, lu masih di sana, Iva?" ucap Awan lagi ketika melihat reaksi selanjutnya dari gadis yang ada di depannya itu hanya diam tanpa satu kata pun.

"Oh, ya ... hmm ... thanks ... ehmm thanks buat yang tadi and makasih juga buat yang tempo hari. Sorry aku bener-bener belum ingat kejadian utuh nya saat itu, sampai Tante cerita semuanya." Iva sedikit tersenyum dipaksakan

"It's Ok my lady. Dan kalau boleh gua tau, kenapa ada di Surabaya?" Tanya Awan kemudian.

"Ada sedikit urusan pribadi."

"Sedikit?" Awan memiringkan kepalanya dan tersenyum melihat gadis itu mulai gugup. Iva sangat manis, dan terkadang selalu menunjukan wajah polosnya yang membuat dirinya tidak seperti wanita lain pada usianya.

"Ya .. sedi .."

"Iva ...!" seseorang tiba-tiba meneriakkan nama Iva membuat gadis itu tidak menyelesaikan kalimatnya barusan. Seseorang yang seutuhnya merebut perhatian orang-orang di sekitarnya. Pria dengan kulit kecokelatan berbadan tinggi dan cukup besar. Menggunakan kemeja hitam slim fit yang membentuk body atletis nya.

"Oh, Indra!" sahut Iva kemudian. Wajah Awan berubah, tidak ada lagi senyum di bibirnya kini. Indra berjalan mendekati Iva dan Awan, raut wajahnya tampak tidak senang saat itu.

"Iva" ucapnya lagi setelah berada di samping gadis berambut pendek sebahu itu.

"Indra kenalkan, ini Awan ... yang pernah aku ceritakan kemarin." Ucapnya cepat. Indra mengulurkan tangannya tidak rela dan disambut uluran tangan dari Awan yang tak kalah sengit, tatapan matanya benar-benar terlihat bahwa dia tidak suka pria yang ada di hadapannya ini.

"Indra"

"Awan, wah apa aku terkenal?" matanya melirik gadis di depannya dengan tatapan menggoda.

"Kamu pernah menyelamatkan ku beberapa kali ... tentu saja kamu dikenal orang-orang terdekat ku." Ucap Iva canggung.

"Orang-orang terdekat?" Gumaman yang sepenuhnya terdengar olah Iva dan Indra yang berdiri tepat di depannya. Seolah-olah dia sengaja mengucapkannya.

"Ayo, Iva!" Ajak Indra kemudian seolah tidak ingin berlama-lama berdiri di hadapan Awan, pria dengan paras oriental yang menarik.

"Ya .. Oke, hmm .. Awan aku pergi dulu. Selamat tinggal" Ucap Iva masih dengan kecanggungan nya dan melambaikan tangan dengan kaku dan berjalan menjauh dari Awan. Awan melambaikan tangan dan tersenyum manis sekali kepada Iva, membuat Iva sedikit salah tingkah saat itu.

Scouring The Past (TAMAT - REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang