"Kau mau menonton pertunjukan broadway? Yang benar saja?"

Sahabatnya itu hanya mengedikkan bahu lalu merogoh saku kantong celananya yang tidak berisi ponsel milik Mark dan mengeluarkan dua buah tiket masuk Broadway Theatre.

"Harusnya aku pergi dengan Jeslyn, tapi dia mendadak membatalkan rencana kami. Daripada tiket ini terbuang sia-sia, aku mengajakmu saja."

"Siapa Jeslyn? Perempuan satu malammu lagi?"

"Kenalannya temanku."

Mark mendecih. Dia tak percaya perkataan sahabatnya itu. Bagaimanapun, semua orang tahu reputasi Vernon sebagai cassanova handal.

"Heum, aku percaya."

Vernon hanya bisa memutar bola matanya malas lagi dan lagi. Menghadapi Mark memang kadang memguji kesabarannya. "Oh come on dude, untuk hari ini saja. Ku dengar akan ada seseorang yang memulai debutnya hari ini di panggung broadway."

"Oh ya? Siapa?"

"Entah, ku juga tak kenal. Tapi Jess bilang, orang ini berbakat. Dan dia datang dari Korea juga."

"Benarkah?"

Mark mulai tertarik dengan penawaran dari sahabatnya itu. Korea, tempat dimana asalnya berada menjadi salah satu topik paling menarik disetiap percakapan mereka. Laki-laki itu memang selalu ingin untuk segera menamatkan pendidikannya lalu pindah ke Seoul. Disana terasa lebih gemerlap dan menyenangkan dari New York. Tempat dimana ia akan bebas membeli tteokboki disepanjang jalan.

"Kau pikir aku berbohong?"

"Ya siapa tahu kan?" Dan dengan Vernon membawa-bawa Korea dalam percakapan mereka, Mark akhirnya mau berdiri dan berbenah. "Show apa yang akan mereka mainkan?"

"Phantom Of The Opera."

***

Tentang Mark, dia sebenarnya tidak begitu menyukai panggung broadway. Selera musiknya lebih menjurus kearah Frank Sinatra. Sesuatu yang kemudian akan mudah ia ikuti dan nyanyikan bermodal gitar tuanya. Tapi hari ini, dia tak akan berbohong jika pertunjukan tadi memukau dirinya.

Yang Vernon bilang melaksanakan debutnya adalah seorang penyanyi sekaligus aktor broadway yang cantik. Dia tak tahu jika orang yang dimaksud sahabatnya adalah perempuan. Dan tambah terkejut begitu Vernon mengatakan jika ia mengenal orang itu.

"Kau kenal dia dimana?"

"Temannya Jesslyn. Aku sempat bertemu dengannya beberapa hari lalu ketika Koeun memberikan kami tiket ini secara cuma-cuma."

"Koeun? Siapa?"

"Ya dia, aktor baru itu."

Oh, jadi namanya Koeun?

"Namanya Koeun?"

"Ya..." Sebenarnya Mark tak tahu apakah ini benar atau salah. Seusai pertunjukan barusan, Vernon menarik tangannya menuju pintu belakang gedung teater. Katanya mereka akan menemui Koeun. Dan well, tiba-tiba dada Mark bergemuruh tanpa ia ketahui sebabnya. "Hei, hei itu Koeun. Dia datang."

Wajah Mark tiba-tiba memanas begitu melihat sosok cantik yang bernyanyi dan berakting dengan sempurna diatas panggung tadi. Disebelahnya, Vernon malah sibuk melambaikan tangan dengan semangat dan dibalas oleh gadis itu.

"Halo Vernon, kau datang. Terimakasih ya." Dia tersenyum. Dengan begitu indahnya. Dada Mark makin berdebar, wajahnya juga kian memerah. "Mana Jess?"

"Apa Jess belum mengabarimu? Dia ada urusan mendadak, jadi tak bisa datang. Sebagai gantinya, aku membawa orang ini." Vernon mungkin tak menyadari jika sejak tadi Mark berjalan makin kebelakang. Berusaha menyembunyikan diri dibelakang tubuhnya. Dengan gemas laki-laki itu menarik tangan Mark. "Kenalkan, ini Mark. Dia sahabatku."

WHAT IF? (mark + koeun)Où les histoires vivent. Découvrez maintenant