Keyla terbangun dari mimpi buruknya. Peluh keringat bercucuran di dahinya. Deru nafasnya menyeru. Astaga, ternyata hanya mimpi. Sumpah demi apa pun, itu terasa sangat nyata.

Keyla terus menangis di samping brankar Niel. Mungkin sekarang matanya juga telah sembab. Bayangkan saja, sudah beberapa jam ia menangis, bahkan di dalam mimpi ia tak diizinkan bahagia. Dan anehnya, sedari tadi tidak ada siapa pun selain dia seorang. Astaga, Keyla rasanya ingin pingsan sekarang, namun ia mencoba untuk tetap kuat.

"Niel! Bangun Niel! Keyla gak siap kehilangan Niel! Jangan tinggalin Keyla huaaa!" Isakan kecil Keyla semakin bertambah besar saja.

"Niel, kamu tau gak? Hati Keyla sakit banget tauk pas kalian jauhin Keyla. Sumpah demi apa pun, Keyla gak sanggup digituin. Tapi, untuk yang ini, Keyla rela dijauhin asalkan Niel tetap disini. Karena hanya dengan itu, Keyla bisa pastiin semuanya baik-baik aja" Keyla mulai meracau sekarang. Keadaannya saja sudah ikut kacau. Mata yang sembab, rambut acak-acakan, baju berantakan, wajah yang sendu, dan sebagainya. Paket komplit, bukan?

"Niel, tadi Keyla mimpi buruk. Keyla mimpi Keyla udah mati di tangan Steve. Maaf kalo penyebab tabrakan Niel itu Keyla. Maaf"

"Niel", cicit Keyla pelan.

Ia mengelus-elus rambut Niel sayang. "Niel, Keyla takut. Takut semuanya bakal pergi ninggalin Keyla, kayak kalian. Niel, ngomong dong, hiks!" Keyla menundukkan kepalanya dan menangis lagi.

"Gue belum mati babe"

"Eh?" Dengan refleks Keyla mengangkat kepalanya, melihat siapa yang baru saja berbicara tadi.

"Niel?", gumam Keyla dengan air mata yang tak terbendung.

Pret! Pret! Pret! Suara terompet itu benar-benar membuat Keyla kaget setengah mati.

"HAPPY BIRTHDAY OUR ANGEL!"

Sontak saja Keyla menoleh ke belakang, dimana letak sumber suara tadi berbunyi. Disana ada seluruh anak 10 IPA 1 beserta Kevan juga Adam yang berdiri membentuk formasi melengkung menghadap Keyla yang tadi membelakangi mereka. Sedangkan ditengah-tengah ada Meylin yang membawa satu kue dua tingkat warna pink bertuliskan "HAPPY BIRTHDAY OUR LITTLE GIRL! SALAM CINTA DARI KAMI UNTUKMU! WISH YOU ALL THE BEST KEKEY!"

Keyla mendadak berhenti menangis dan malah seperti orang yang sedang kebingungan. Keyla kembali mengalihkan pandangannya pada Niel yang sekarang sedang tersenyum lebar padanya.

"Kok Niel idup lagi? Dan, ini apa?", tanya Keyla yang memang benar-benar tidak mengerti.

Niel bangkit dari brangkarnya, hanya menggunakan celana pendek serta tanpa busana. Ia kemudian memeluk tubuh Keyla dengan erat. "Liat sekarang jam berapa", intruksi Niel. Keyla dengan segera melihat jam yang melingkar di lengannya.

"Jam dua belas lewat satu menit", balas Keyla dengan alis yang saling bertautan.

Aron tertawa pelan lalu menghampiri Keyla kemudian memeluknya. "Hari ini lo ultah, Key", ucap Aron.

"Hah?! Keyla ultah?!", pekik Keyla tak percaya.

Semua anak perempuan 10 IPA 1 berbondong-bondong memeluk Keyla secara bergantian, disusul anak laki-laki setelahnya. Ah, jangan lupakan Kevan dan Adam. Mereka berdua hanya diam sembari tersenyum tipis, sangat tipis.

"Lo kena prank HAHAHA!" Tawa Shilla menggelegar ke seluruh pelosok kamar mayat.

"Hah? Prank? Huaaa! Kalian nge-pranknya jahat pake niat lagi! Sumpah, Keyla gak habis fikir"

Niel mengelus rambut Keyla dengan lembut. "Sumpah, nyesek banget pas denger lo ngomong semua itu sama gue. Sampe-sampe kebawa mimpi lagi", ucap Niel.

KEYLASYA STORYWhere stories live. Discover now