Part 49

50.8K 2.1K 41
                                    

Vina sangat senang karena bisa berkunjung ke rumah Aletta bersama Vera dan Ravin, ini adalah momen yang sangat Vina tunggu-tunggu, bisa berkumpul dengan para menantunya.

Saat ini Vera dan Vina sedang menuju rumah Aletta, Vera juga tidak lupa membawa Ravin, putra tercintanya.

"Ma, Aletta beneran sendirian dirumahnya?" Kepo Vera.

"Iya, kata Lio bi Sur lagi pulang kampung terus El lagi main di rumah bu Gina."

"Oh gitu, kok Lio gak takut terjadi apa-apa sih sama Aletta." Heran Vera.

"Kamu itu nanya mulu Ver, bikin mama makin gemes ih." Gemas Vina melihat tingkah laku menantunya yang satu ini.

Vera dan Vina tertawa bersama di dalam mobil itu, sedangkan Ravin tidak mengerti apa yang mama dan Omanya bicarakan.

"Sudah nyampe nyonya." Ujar pak Dadang, sopir Vina.

"Oke makasih ya pak, pak Dadang masuk dulu aja sekalian ngopi sebentar."

"Iya nyonya."

Dengan senyumannya, Vera dan Vina memasuki halaman rumah Aletta yang sepi itu, Vina coba memencet bel rumah Aletta tapi tidak ada tanda-tanda Aletta akan membukanya, berkali-kali Vina memencet bel itu namun nihil.

"Aletta tidur kali ma."

"Iya kayaknya." Pada saat Vina coba membuka pintunya, ternyata tidak dikunci.

"Masuk aja Ver." Ajak Vina, Vera mengikuti Vina dari belakang untuk masuk mencari Aletta, apakah dia tidur atau sedang bersantai dan tidak mendengar suara bel.

Klontaaaang!

Seketika rantang makanan yang dibawa Vina jatuh begitu saja, saat melihat tubuh Aletta yang sudah tidak sadarkan diri tergeletak dilantai ruang tamu, Vina tidak bisa bergerak sama sekali karena badannya melemas.

"Alettaaaa!" Teriak Vera.

"V-ver, Aletta." Lirih Vina sebelum akhirnya jatuh pingsan, hal itu membuat Vera kelimpungan karena bingung harus berbuat apa, Vera harus langsung membawa Aletta ke rumah sakit.

"Pak dadaaang." Teriak Vera memanggil pak Dadang yang untungnya masih ada di depan.

"Iya nyonya."

"Cepet bawa Aletta ke rumah sakit, angkat mama juga ke mobil." Vera sudah tidak karuan melihat Aletta yang bersimbah darah, belum lagi Ravin yang ada digendonganya ikut menangis.

Vera ikut menangis melihat ini semua, Vera sungguh takut terjadi sesuatu yang tidak diinginkan pada Aletta, tanpa pikir panjang Vera langsung menelfon Kevin suaminya.

"Halo sayang, aku lagi meeting nih."

"Hiks Aletta Vin, Aletta." Isak Vera.

"Aletta? Aletta kenapa?"

"Aletta gak sadarkan diri, dia pingsan terus banyak darah yang keluar dari perutnya."

"Astagfirullah, Aletta ditusuk?"

"Bukan! hiks, pokoknya Aletta dalam keadaan gak baik." Vera kesal dengan Kevin yang tidak mengerti maksud omongannya.

"Oke, aku sekarang kabarin Lio sama keluarganya Aletta ya, abis itu aku nyusul ke rumah sakit, jangan lupa kirim alamat rumah sakitnya."

"Iya."

Vera kembali menangis di dalam mobil karena tidak tega melihat semua ini.

"Aletta kakak mohon kamu bertahan ya." Ucap Vera saat merasakan badan Aletta yang sudah mulai dingin.

Berhubung Vera membawa minyak angin, jadilah dia membangunkan mama mertuanya menggunakan itu, dan Vina langsung bangun setelah mencium bau minyak angin yang diberikan Vera.

"Vera." Isak Vina.

"Uuust mama yang sabar ya, yang tenang, Aletta pasti baik-baik aja kok." Vera coba menenangkan Vina.

"Kamu udah telepon Lio?"

"Kevin yang telepon ma."

"Pak tolong lebih cepet ya bawa mobilnya!" Teriak Vina.

~~~

Gina dari tadi bingung ada apa dengan El yang terus menangis, tidak biasanya El seperti ini jika sedang main kerumahnya.

"El kenapa bun?" Tanya Raka.

"Bunda juga gak tau nih dari tadi kayak gini mulu, suruh main sama Juna juga gak mau."

"Kalo gitu mending tidur siang aja, sini biar Raka yang tiduri El di kamar Juna."

Raka membawa El ke kamar Juna dan menidurkan nya, tapi El tidak memejamkan matanya, tiba-tiba ponsel Raka berdering, menandakan ada panggilan masuk dan benar itu dari Kevin.

"Hmmm." Dengus Raka saat mengangkat panggilan itu.

"Raka, Aletta masuk rumah sakit, dia dalam keadaan yang gak baik, tolong lo kabarin semua keluarga lo ya, gue kirim lokasinya ke lo."

Tut.

Belum sempat Raka bicara sesuatu Kevin sudah terlebih dahulu mematikan panggilan nya, Raka cukup kaget dengan berita yang Kevin bawa.

Raka meninggalkan El yang masih di kamar Juna sendirian, El juga mendengar suara Kevin yang tadi menelpon Raka, karena suara Kevin hampir menyerupai orang yang sedang berteriak, El menangis mendengar keadaan bundanya yang tidak baik-baik saja.

"Bundaaa huaaaa." El lari menuruni anak tangga satu persatu untuk pulang sendiri tanpa meminta orang lain antar.

"El mau kemana sayang!" Teriak Raka.

"El mau ketemu bunda om huhuhu, bunda pasti sakit, bunda juga pasti sedih gak ada El disampingnya." Isak El.

"Sayang bunda gak papa kok, kamu di sini aja ya." Raka coba menenangkan El agar tidak menangis lagi.

"Om bohong!" Teriak El.

Raka belum sempat bilang ke bundanya bahwa Aletta masuk rumah sakit, karena keburu melihat El yang ingin kabur dari rumahnya.

Gina datang dari belakang, dengan membawa susu formula untuk El yang belum tertidur juga, Gina heran melihat Raka dan El seperti orang yang sedang bertengkar itu.

"Hei kalian ini kenapa?"

"Bun tolong jaga El Bun, Aletta masuk rumah sakit."

"Astagfirullah, ayo kita ke rumah sakit." Gina langsung menggendong El, dan berniat membawa El ke rumah sakit.

"Tapi Bun El kan..."

"Udah ayooo." Gina langsung menarik tangan Raka untuk segera pergi, menuju rumah sakit tempat Aletta dibawa.

~~~

Saat mendengar kabar Aletta yang masuk rumah sakit, Lio yang belum sampe Surabaya langsung putar balik, dan mengemudi dengan kecepatan tinggi, tidak mungkin istrinya mau melahirkan, karena usia kandungannya baru saja memasuki delapan bulan.

"Semoga tidak terjadi sesuatu yang buruk." Dari tadi Lio selalu merapalkan doa untuk keselamatan istri dan calon anaknya, perasaan Lio sangat tidak enak dan semoga apa yang Lio pikirkan tidak terjadi.

Saat melewati jalan yang macet pun, Lio langsung mencari jalan keluar agar tidak terjebak kemacetan, sayangnya semua jalan hari ini tidak ada yang tidak macet,

***

I'm Leaving (SELESAI)Where stories live. Discover now