Part 48

49.6K 2K 62
                                    

"Jaga diri baik-baik ya, aku berangkat sebentar kok, nanti malem aku pulang lagi." Ucap Lio yang saat ini akan pergi ke Surabaya untuk pekerjaan bisnisnya.

"Iya kak."

"Kamu telpon mama aja, El kan lagi di rumah bunda, terus bi Sur juga lagi pulang kampung, aku takut ada apa-apa." Oceh Lio.

"Iya sayang." Gemas Aletta Karena suaminya ini terlalu khawatir.

Cup

Lio mencium bibir Aletta dengan sedikit melumat, keduanya menyalurkan rasa yang begitu besar, Aletta sungguh sangat bahagia dengan perlakuan suaminya ini, yang membuat Aletta kehabisan nafas.

"Maaf kelepasan." Kekeh Lio.

"Kelepasan sih kelepasan kak tapi gak usah nyosor juga kali, untung akunya mau."

"Kalo gak mau kan bisa aku paksa ." Goda Lio.

"Ih apaan sih." Pipi Aletta bersemu karena godaan dari Lio.

"Aku berangkat ya, jaga dede bayinya, i love you."

"Love you to." Lirih Aletta.

Aletta mengantar Lio sampai depan gerbang, dan terus melihat mobil Lio yang mulai hilang karena semakin menjauh, ada rasa tidak tenang saat Lio pergi, tapi Aletta tidak boleh egois.

Setelah mobil Lio sudah tidak terlihat lagi, Aletta cepat-cepat masuk dan menutup gerbang rumahnya, Aletta mencari ponselnya untuk menelpon mama mertuanya.

"Assalamualaikum ma."

"Waalaikumussalam sayang."

"Ma kak Lio kan berangkat ke Surabaya, jadi mama bisa gak nemenin Aletta sampai kak Lio pulang?"

"Bisa dong sayang, tapi mama masak buat kamu dulu ya, paling 2 jam lagi mama sampe rumah kamu."

"Iya ma, Aletta tunggu ya assalamualaikum."

"Waalaikumussalam."

Tepat hari ini kandungan Aletta memasuki delapan bulan, dan perasaan Aletta semakin tidak karuan karena di rumah sendirian, siapa yang tidak takut tinggal sendirian di rumah sebesar ini.

Ting.. tong..

Suara bel menghentikan langkah Aletta yang ingin masuk ke kamarnya, Aletta bingung, bukannya mama mertuanya masih dua jam lagi datang ke rumahnya?

Perlahan Aletta mendekati pintu rumahnya, dengan hati-hati Aletta membuka pintu itu dan Aletta bisa bernafas dengan lega karena yang datang adalah kakak iparnya, yaitu Lila.

"Hai Aletta."

"Hai kak, ayo masuk kak."

Dengan senang hati Lila memasuki rumah Aletta, Aletta pun tidak menaruh curiga sedikitpun pada Lila.

"Aku buatin minum dulu ya kak." Baru saja Aletta ingin menuju dapur, tapi Lila sudah melarangnya.

"Gak usah nanti kakak buat sendiri aja, duduk aja kita ngobrol bareng."

Aletta duduk disamping Lila, mereka berdua menghadap televisi yang sedang menayangkan siaran sinetron. Aletta bingung ada apa Lila datang kesini sendirian apa mau pinjam uang? Pikir Aletta.

Aletta lelah menunggu Lila yang dari tadi hanya diam sambil melihat siaran televisi saja, terpaksa Aletta yang mendahului pembicaraannya.

"Kakak ada perlu apa? Tumben kesini sendiri biasanya sama Juna."

"Cuma mau main doang kok, lagian aku bosen di rumah mulu, sekali-kali lah main cari hiburan."

"Oh gitu, oh iya kak silahkan dimakan kuenya."

"Hehe iya, kakak mau bikin minuman dulu ya sekalian buat kamu, kamu di sini aja jangan kemana-mana ya, perut kamu udah gede gitu takut jatuh."

"Iya kak."

Aletta duduk sambil mengelus perut buncitnya, sesekali Aletta juga merasakan tendangan-tendangan keras dari anak yang ada dikandunganya.

"Kamu kangen ayah ya sayang, jangan nendang keras-keras ya, bundanya sakit sayang, nanti malam ayah pasti pulang, dede kangen elusan ayah ya." Berbicara dengan anaknya yang masih di dalam kandungan adalah rutinitas Aletta dan Lio setiap hari, bahkan El juga sering ikut berkomunikasi dengan calon adiknya.

Baru sebentar ditinggal saja Aletta sudah sangat merindukan Lio apa lagi ditinggal lama, mungkin sudah tidak sanggup berjauhan dengan Lio.

"Maaf lama ya, ini diminum hati-hati Aletta." Lila memberikan minuman itu pada Aletta.

"Kok rasanya aneh ya kak." Ujar Aletta saat sudah menghabiskan satu gelas air yang berasa aneh itu.

"Aneh gimana?"

"Rasanya sakit gitu di lidah, terus perut aku juga jadi kenceng." Aletta terus mengelus perutnya yang kencang dan tidak nyaman.

"Bagus dong berarti obatnya udah bereaksi." Sinis Lila.

"Obat? Obat apa kak!" Kaget Aletta.

"Bukan obat sih sebenernya, lebih tepatnya racun buat bunuh calon anak kamu itu, opss!" Lila berlaga keceplosan di depan Aletta yang sudah menangis.

Aletta bukan menangis karena perutnya sakit, melainkan takut terjadi apa-apa dengan calon anak yang ada di dalam kandungannya, Aletta tidak habis pikir dengan apa yang Lila lalukan padanya, sungguh Aletta tidak akan memaafkan Lila untuk selamanya.

"Aku tuh heran sama kamu Aletta, kenapa sih kamu bisa hidup enak kayak gini, sedangkan aku? Aku gak bisa hidup seenak kamu, punya ibu mertua yang sayang sama kamu terus suami idaman kayak Lio, andai dulu kamu gak dateng, mungkin yang ada di posisi kamu itu aku sekarang!! Aku tuh benci banget sama kamu tau gak sih." Sentak Lila.

"Tapi bukan kayak gini caranya kak." Lirih Aletta dengan nafas yang sudah tidak beraturan.

"Hellooo, aku harus diem aja gitu liat kamu bahagia sama Lio? Gak akan aku biarin Aletta sayang, nikmati aja sakitnya, bentar lagi pasti mati kok anak kamu."

"Kak, tolong bawa aku ke rumah sakit." Mohon Aletta yang sudah tidak berdaya lagi, dengan sakit yang terus merejam perutnya.

"Sorry ya aku sibuk, daaaah." Lila pergi begitu saja meninggalkan Aletta yang sedang sekarat.

Aletta bingung harus melakukan apa, Aletta tidak mungkin pasrah karena ini menyangkut nyawa anaknya.

"Bunda mohon bertahan nak." Aletta sangat lemah karena racun yang diberikan Lila, Aletta menjerit sekeras mungkin namun percuma, karena suaranya tidak ada dan yang keluar hanya rintihan lirih.

Aletta menjerit, karena melihat darah yang keluar dari daerah pusatnya begitu banyak, Aletta tidak bisa membiarkan ini terjadi, sebisa mungkin Aletta menahan darah itu agar tidak keluar, tapi percuma saja.

"Maafin bunda." Aletta merasa inilah akhir dari segalanya.

~~~

Perkiraannya salah saat berpikir masak menyelesaikan waktu 2 jam, nyatanya Vina sudah bisa menyelesaikan masakannya dalam waktu 1 jam, dan itu artinya Vina bisa lebih cepat berkunjung ke rumah Aletta.

"Loh mama mau kemana?" Tanya Vera.

"Ini loh mama mau ke rumah Lio, mau nemenin Aletta yang sendirian di rumah, kamu mau ikut gak?"

"Mau dong ma!" Seru Vera yang senang karena bisa berkunjung juga ke rumah Aletta.

"Mama mau ganti baju dulu ya, kamu juga."

"Siap ma."

***

I'm Leaving (SELESAI)Where stories live. Discover now