Part 21

163K 6.8K 63
                                    

"Lio kenalin namanya Lila, dia calon istri kamu."

Kata itu terus terulang difikiran Lio, saat ini Lio sedang berada disebuah cafe dekat rumah sakit, bersama perempuan yang bernama Lila.

Sebenarnya ini bukan mau Lio melainkan kemauan Omanya, tapi Lio tidak bisa membantah kemauan Omanya.

"Nama aku Lila Anastasya" Lila membuka percakapan dengan mengulurkan tangan kepada Lio.

"Julio Dev Abraham" jawab singkat Lio tanpa menerima uluran tangan Lila.

"Nama yang bagus" ucap Lila, sedangkan Lio hanya menganggukkan kepalanya saja.

"Kamu kok kaku gini sih, satu bulan lagi kan kita bakal nikah." Ucap Lila.

"Saya nggak akan nikahin kamu, saya sudah mempunyai seseorang yang saya cintai, dan yang pasti itu bukan kamu." Gertak Lio membuat Lila diam.

"Oh ya? Tapi kayaknya orang yang kamu cintai akan hilang dari muka bumi ini deh," sinis Lila.

"Maksud kamu?" Bingung Lio.

"Kita liat nanti." Lila meninggalkan Lio sendirian, hal itu membuat Lio geram.

"Brengsek!!" Maki Lio.

~~~

Aletta melamun memikirkan perkataan dokter tadi, Aletta hanya ingin El sembuh, cukup hanya itu saja, tidak lebih.

Flashback on

"Pencangkokan jantung pada anak umur dua tahun jarang ada yang berhasil Bu, sebelum melakukan operasi ini saya minta maaf kalo nantinya kondisi anak ibu memburuk, saya hanya dokter yang tidak tahu hal apa yang terjadi kedepannya," ucap dokter.

"Gak dok, dokter harus bisa menyelamatkan putra saya, dokter harus bisa menanganinya dengan baik dan benar, sayang mohon dok, tolong selamatkan anak saya," isak Ale.

"Saya tidak bisa janji Bu, kita berdoa saja."

Flashback off

"Aletta," panggil bunda.

Aletta langsung memeluk bundanya sambil menangis.

"Aletta gak mau kehilangan El bun, Aletta gak mau hiks."

"Yang sabar sayang bunda yakin El pasti kuat, dia gak mungkin ninggalin kamu, kamu jangan nangis kaya gini dong El pasti gak suka," ucap bunda.

Aletta langsung buru-buru menghapus air matanya.

"Aletta sayang El Bun, El harus sembuh iya kan?" Tanya Aletta seperti orang linglung.

"Mending kamu istirahat, wajah kamu pucat dan badan kamu juga panas Aletta, bunda gak mau kamu ikut sakit juga kayak El," suruh bundanya.

"Aletta gak papa bun, Aletta mau nyemangatin El, Aletta harus hibur El."

"Aletta, El sedang menjalani operasinya, jadi mending kamu istirahat, setelah itu baru kamu menghibur El, setelah operasi nya selesai."

"Ya udah kalo gitu, Aletta Istirahat diruangan El aja bun."

"Oke."

Aletta memasuki ruangan El yang tidak ada siapapun, karena El sedang di ruang operasi,
Aletta duduk di sofa yang ada di sudut ruangan.

Hati dan pikiran Aletta lelah, ingin rasanya Aletta menyerah dengan keadaan.

Jika tidak ingat dengan El dan Lio Aletta sudah bunuh diri sejak dulu, tapi semuanya berbeda saat Aletta sadar, dirinya harus menjaga El dan mempertahankan Lio.

Dua laki-laki yang sama dicintainya, dua laki-laki yang sama disayanginya, dan diharapkannya.

Julio Dev Abraham
Abraell Emiliano.

"Bunda akan berusaha buat kamu sayang, bunda akan melakukan apa saja asal kamu sembuh, bila perlu bunda akan tuker jantung kita supaya bunda yang sakit, supaya bunda yang merasakannya, bukan kamu sayang" isak Aletta.

"Bunda sayang El."

Drt...drt...drt...

Ponsel Aletta berdering menandakan ada panggilan masuk, nama 'kak Lio' terpampang jelas di layar ponselnya.

"Halo" sapa Aletta.

"Gimana kondisi El?" Tanpa basa basi Lio langsung menanyakan kabar putranya.

"El masih belum keluar dari ruang operasi kak, kata dokter kemungkinan besar kondisi El akan semakin memburuk, kalo operasinya gagal." Lirih Aletta.

"Kamu harus optimis, El pasti bisa, dia pasti kuat sama seperti bundanya." Ucap Lio di seberang sana.

"Tapi aku takut kak, aku takut kalo...." Sesak Aletta.

"Usst kamu gak boleh mikir yang nggak-nggak, anak kita pasti bisa lewatin ini semua." Hibur Lio.

"Kakak kapan balik kesini?" Tanya Ale.

"Ah itu em, kayaknya gak bisa cepet deh, maaf ya aku gak ada di samping kamu saat sulit kayak gini." Jawab gugup Lio.

"Gak papa kak, lagian aku sama El kan gak terlalu penting." Ucap Aletta.

"Bukan gitu Aletta, kamu sama El itu bagian..."

"Ah kak maaf ya Aletta harus tutup telepon nya daaah." Aletta langsung matikan sambungan panggilannya.

Diusapnya air mata yang sudah mengalir itu, tanpa alasan air matanya mengalir sampai membuat dadanya sesak.

Sedangkan Lio sedang gelisah memikirkan semuanya, hatinya tidak tenang memikirkan El dan Aletta.

"Apa ini Tuhan? Masalah yang menimpa ku tidak ada habisnya, tolong selamatkan putraku." Ucap Lio sambil meneteskan air matanya.

"Jangan hukum aku lewat El tuhan, hukum saja langsung diriku jangan anakku."

Lio menjambak rambut pirangnya dengan kasar.

"Aaaakkhhh!! Maafin ayah sayang, ayah gak becus jagain kamu, maafin ayah yang gak nemenin kamu saat ini, ayah sayang sama kamu nak tolong, bertahan untuk ayah dan bunda." Lio membanting semua barang-barang yang ada di kamar rumah Omanya.

***

I'm Leaving (SELESAI)Where stories live. Discover now