Part 12

210K 10.5K 295
                                    

2 tahun kemudian...

"Bunda tatit."

Bocah berusia dua tahun itu mengeluh sakit sambil memegang dadanya, sedangkan sang bunda menatap sedih anaknya.

"Iya sayang bunda tau, yang sabar ya."

Dielus kepala anaknya, air mata hampir menetes dari matanya, sudah sejak lahir Abraell Emiliano mengidap lemah jantung.

Aletta Anggiara, dua tahun lalu melahirkan seorang putra yang sangat tampan, wajahnya sangat mirip dengan ayah nya.

Sudah selama ini pula Lio tidak pernah mencari Aletta, bukan Aletta mengharapkan, tapi setidaknya mencari Aletta untuk anaknya.

"Bunda nda oleh nanis, ti ayah nda ulang-ulang."

"Bunda gak nangis sayang, dan ayah sebentar lagi pasti pulang kok."

"ntal agi ntal agi, ntal agi tuh lamaaaaa anget ya nda?"

"Yang namanya bentar lagi itu ya sebentar sayang, artinya sedikit lagi ayah pulang."

"Oh, mang ayah elja auuuuh anget ya bunda?"

"Iya, ayah kerja nya jauh, mangkanya gak pulang-pulang."

"Napa nda jajak El ma bunda?"

"Ayah kerja buat cari uang sayang, jadi kalo ayah ngajak El sama bunda ayah gak fokus kerjanya."

"Oh."

"Dada El udah ngga sakit lagi sayang?"

"Nda bunda, kan bunda clita ayah adi dada El nda tatit agi."

Aletta sangat bahagia memiliki putra seperti El, meski Aletta sadar dia belum bisa membahagiakan anaknya.

Aletta tidak pernah menutupi apapun dari El, jika El bertanya tentang ayahnya maka Aletta akan menjawabnya dengan jujur, bahkan El tau jika nama ayahnya adalah Julio.

Hanya saja Aletta tidak bilang tentang kenapa ayah El tidak ada disini bersamanya, Aletta selalu bilang jika Lio sedang bekerja jauh.

Aletta sangat merindukan Lio, ingin rasanya Aletta berlari mendatangi Lio dan berteriak bahwa dirinya tersiksa dengan takdir ini.

"Bunda."

"Iya sayang?"

"Nda ke pasal?"

"Oh iya bunda lupa, ya udah yuk kita ke pasar."

"Holee."

Beginilah El, dia sangat suka menemani bundanya bekerja, El adalah anak yang pintar dia tau posisi ibunya sedang sulit, El tidak akan meminta apapun kecuali Aletta yang menawarinya.

Pekerjaan Aletta adalah pedagang di pasar yang kotor, awalnya Aletta takut jika El tidak nyaman ikut bekerja ditempat kotor, tapi El tetap memaksa ingin ikut.

Lihatlah, sampai di pasar pun El hanya duduk diam memperhatikan orang berlalu lalang, kadang terbesit di pikiran El kenapa ayahnya tidak pernah pulang dari pekerjaannya.

"Le itu si El suruh Main tuh sama anaknya bu Tuti, kasian diem mulu."

"Iya Bu."

Bu Yanti adalah orang yang memiliki tempat jualan ini, sedangkan Aletta hanya bekerja sebagai pelayan saja.

"Sayang kamu main gih sama temen-temen yang ada disana, tuh rame kan."

"Iya bunda."

El berlari menghampiri anak Bu Tuti dan teman-temannya, Bu tuti adalah pedagang tetangga yang berbeda di sebelah dagangan bu Yanti.

Aletta sedikit khawatir jika El bermain terlalu capek, apalagi belakangan ini jantung El sering kambuh.

El mengikuti segerombolan teman barunya itu, El merasa ini sudah terlalu jauh bahkan sudah menyebrang jalan raya, ditambah gerimis yang mungkin sebentar lagi akan berganti dengan hujan.

"Angan auh-auh." Ujar El.

El mengeluarkan suaranya, ketiga bocah yang jalan didepan El berhenti, umur ketiga bocah itu lebih tua dari El.

"Napa ikutan sih, udah sana pulang dicariin lu, sama bunda lu."

"Adi bunda yang suluh El main."

"Eh anak kecil yang kaga punya bapak, mending lu pulang sana risih tau!"

Mata El langsung berkaca-kaca, nafasnya sudah tidak beraturan.

"El punya ayah," lirih El.

"Gak punya ayah! Gak punya ayah! Gak punya ayah!"

Ketiga bocah itu terus mengucapkan kata-kata itu berulang kali sambil bertepuk tangan.

"El punya ayah!" Seru El yang sudah menangis.

"Gak punya ayah!"

"Gak punya ayah!"

"Gak punya ayah!"

"Gak punya ayah!"

"EL PUNYA AYAH!!"

El berteriak kencang dan langsung berlari untuk pulang ke bundanya, tapi apalah daya, sebuah mobil sudah menghempas tubuh kecil El sampai membentur aspal jalan raya.

Sedangkan ditempat lain, Aletta ingin pergi mencari anaknya. "Bu Yanti, Aletta mau cari El dulu ya, sebentar lagi mau hujan takut El kehujanan."

"Iya Al, mana mendung banget lagi, sana cepet cari El nya."

Bu Yanti adalah orang yang baik, dia selalu membantu jika Aletta sedang kesusahan, Aletta bersyukur Bu Yanti juga sayang sama El.

Aletta mencari El keseluruhan sudut pasar, tapi belum ketemu juga, Aletta mencoba keluar dari pasar.

Dan apa yang Aletta lihat saat ini?! Sungguh sangat kejam!

Aletta berlari merengkuh tubuh kecil penuh darah itu, apa anaknya semenjijikan itu? Sampai orang-orang yang lewat hanya memperhatikan tubuh El saja, tanpa ada niat membantunya?

"DIMANA OTAK KALIAN HAH!! MELIHAT ANAK KECIL SEPERTI INI HANYA DIAM SAJA, DASAR MANUSIA TIDAK PUNYA HATI!!" Teriak Aletta histeris, Aletta langsung menggendong El dan berlari menuju rumah sakit.

"Bunda mohon sayang jangan tinggalin bunda, bunda mohon."

Ditengah hujan deras Aletta terus berlari, mendekap tubuh Kecil putranya.

***

I'm Leaving (SELESAI)Where stories live. Discover now