Part 7

233K 12.7K 128
                                    


Lio melamun di kamarnya memikirkan kejadian siang tadi, ketika Lio ingin tertidur Lio merasa ada yang aneh.

Saat itu tidur Lio belum terlalu lelap, jadi Lio bisa merasakan ada yang mengangkat tangannya, dan suara lirih yang tidak jelas, dan yang terakhir Lio rasakan seseorang mencium dahinya.

Bodo amatlah, batin Lio.

Lio beranjak dari ranjang menuju meja belajarnya yang terdapat foto seseorang.

"Maafin aku yang selama ini jadi pengecut, maafin aku udah menghancurkan masa depan kamu tanpa mau menanyakan sesuatu sama kamu, jujur, aku belum siap, aku takut kamu menjauh dari aku, cukup kamu berada dekat denganku itu sudah menjadi hal yang paling membahagiakan."

"Besok, aku akan mengungkapkan semuanya, mengungkapkan perasaan yang selama ini aku rasakan, tunggu aku sayang."

Dikecupnya foto itu, foto seseorang yang amat dicintainya sejak satu setengah tahun yang lalu.

"I love you Letta."

Tok tok tok!

Lio membuka pintu kamarnya dan mendapati mamanya.

"Iya ma?"

"Yo kamu kok gak makan malem tadi? sekarang makan ya, mama ambilkan."

"Gak usah ma, lagian aku lagi gak nafsu makan."

"Loh kok gitu? nanti kamu sakit gimana?"

"Gak bakal ma, Lio mau langsung tidur aja."

"Ya udah kamu istirahat ya."

Lio menutup kembali pintu kamarnya, dan menuju ranjang lalu menuju alam mimpi.

~~~

"Iya kak, aku gak bakal lupa makan kok."

"Pokoknya kamu harus jaga kesehatan dek."

"Kak, dari tadi kakak ngomongnya itu lagi itu lagi, bosen tau gak, eh ngomong-ngomong kakak kapan pulangnya?"

"Lima hari lagi, kakak pasti pulang oke, kakak gak sabar pengen ketemu adek kakak yang cantik ini."

"Iya kak aku juga." Lirih Aletta.

"Udah malem kamu tidur gih, kakak juga udah mau istirahat."

"Iya kak, salam buat bunda sama ayah, daaah."

Sambungan telpon sudah terputus, di situ air mata Aletta langsung jatuh.

"Bunda tidak menyalahkan kamu sayang, tapi seharusnya kamu tidak hadir dalam rahim bunda, bunda gak bisa jauh dari keluarga bunda, bunda gak sanggup meninggalkan mereka, tapi bunda ngelakuin ini semua demi kamu sayang, bunda rela melakukan apapun buat kamu, bantu bunda untuk bisa menjalani semua ini dan kuatkan bunda sayang."

Aletta terisak sendirian dikamar gelapnya, tidak ada yang tau sesakit apa menjadi seorang Aletta.

Keesokan harinya, Aletta berangkat hanya untuk memberikan sesuatu untuk seseorang.

Hatinya sudah dimantapkan oleh keadaan, tidak ada lagi yang harus dipertahankan apalagi memaksa untuk tinggal.

"Bi, bibi" Aletta berteriak memanggil pembantunya dari kamar.

Tak lama bi Nana datang dengan tergopoh-gopoh.

"Iya non?"

"Ini bi, kalo ayah sama bunda udah dateng tolong kasih amplop ini ke ayah sama bunda ya, oh iya tolong juga abis ini bibi langsung bersihin kamar bunda sama kakak ya" Aletta memberikan amplop berwarna putih kepada bi Nana.

"Emangnya non mau kemana? Kan bisa ngasih sendiri kalo ibu sama bapak udah pulang."

"Ini Aletta mau berangkat sekolah lah bi, masa bibi ngga liat Aletta udah cantik begini."

"Tapi...."

"Udah ah Aletta buru-buru, bibi cepetan beresin kamar bunda sekarang," paksa Aletta.

"I-iya non," setelah dirasa pembantunya sudah pergi, Aletta bersiap membawa tas sekolah yang berisi keperluannya dan satu koper besar.

Aletta berencana ingin langsung pergi setelah memberikan surat pada ayah sang bayinya.

Setelah sampai di pintu gerbang sekolahnya, Aletta menitipkan kopernya pada supir taksi yang akan membawanya pergi meninggalkan kota ini.

"Araaa!!" Teriak Aletta saat melihat Ara yang ingin memasuki gerbang sekolah.

Sementara Ara mencari siapa yang meneriaki namanya, dilihat dari kejauhan Ara bisa melihat Aletta yang sedang berlari kearahnya.

"Ra gue mau--- ngomong," ucap Aletta sambil terengah-engah.

"Gue sib.."

"Please Ra sebentar"

"Gue gak bis..."

"Gue mohon ini yang terakhir "

"Oke." Aletta dan Ara memutuskan untuk berbicara di taman samping sekolah, jangan lupakan kalo sekarang masih sangat pagi, jadi murid yang baru datang hanya satu dua orang saja.

"Mau ngomong apa?" Tanya Ara.

"Maafin gue Ra, selama ini sikap gue mungkin kekanak-kanakan, dan waktu itu gue emosi sampe bentak lo kaya gitu soalnya gue lagi banyak masalah, maafin gue ya."

"Gue juga minta maaf Al, gue belum bisa jadi sahabat yang baik buat lo, gue juga gak mau ngalah maafin gue juga," isak Ara sambil memeluk aletta.

"Ah Ra, maaf gue gak bisa lama-lama, gue titip ini buat kak Lio, tolong jangan dibuka dan harus sampe ke tangan kak Lio, maafin gue ya nyusahin lo," lirih Aletta sambil memberikan amplop berwarna coklat.

"Lo mau kemana Al?"

"Gue harus pergi, semoga lo bahagia, gue sayang sama lo Ra, tolong jaga kak Lio," ucap Aletta lalu pergi meninggalkan Ara yang sedang menangis.

"Ale! Aletta!!" Teriak Ara sambil mengejar Aletta, namun nihil, Karena Ale sudah terlebih dahulu menaiki taksi.

Sedangkan didalam taksi Aletta juga sedang menangis.

Semua bunda lakuin buat kamu sayang, tolong kuatkan bunda i love you, batin Aletta.

***

I'm Leaving (SELESAI)Where stories live. Discover now