25. Paket Lengkap (?)

2.1K 355 42
                                    


Winda duduk di samping Calvin sedang di hadapannya duduk juga Edwin yang sibuk memainkan jarinya di atas Hp-nya. Lima belas menit yang lalu, Calvin dengan tanpa mendasarnya mengajak Edwin untuk bergabung bersama mereka. Entah apa maksud dan tujuan Calvin, tapi Winda tidak bisa memprotes ketika Calvin memandangnya dengan datar. Winda rasa kemarahan pria itu muncul lagi.

Winda pun mencoba menetralkan emosi Calvin dengan menyandarkan kepalanya pada pundak Calvin. Namun pria itu tidak terlalu merespon dan biasa saja membuat Winda menggerutu kecil.

Winda memilih menikmati minumannya dari pada ia pusing sendiri mengerti sikap Calvin sekarang.

"Jadi, udah tunangan, ya?" Edwin melirik Winda dan Calvin bergantian.

Calvin mengangguk. "Udah...dikit lagi merit." sahut Calvin lagi membuat Edwin tersenyum tipis.

"Well, congrats kalau gitu. Gue ikut seneng dengernya," kata Edwin.

"Lo udah lama kenal cewek gue?"

"Udah cukup lama sih. Dulu pas koas. Right, Win?"

Winda tersedak dan langsung menatap Calvin yang ikut menunggu jawabannya. "Eum...i-iya. Aku kan udah jelasin sama kamu, bee." Winda memasang wajah cemberutnya pada Calvin.

"Deket?" tanya Calvin lagi seakan tidak puas menginterogasi keduanya saat ini.

Edwin mengusap tengkuknya sambil tertawa kecil seakan mengingat masa lalu yang indah.

"Bisa dibilang gitu. Kalau nggak ingat dulu Winda ada Tian, udah gue deketin sih." Edwin menyengir lebar.

Calvin hanya ber 'oh' ria saja. Nampak pria itu tidak memasang wajah bersahabatnya sama sekali sejak awal bertemu dengan Edwin.

"Lo kerja di mana?" tanya Edwin giliran pada Calvin. "Dokter juga? Lulusan mana?" rentetan pertanyaan itu membuat Calvin berdecak dan mendesah napas kasar.

Memangnya jika pacaran sama Winda harus lulusan kedokteran?

"Nggak. Belum kerja. Gue masih kuliah. Jurusan seni musik. Udah sidang skripsi sih."

"Seriously?" Edwin melebarkan matanya tidak percaya ketika Calvin mengungkapkan identitasnya.

"Ada masalah?"

"No no no! Gue hanya nggak abis pikir, Winda bakalan pacaran sama... Jangan tersinggung, sama cowok yang lebih muda."

Calvin memutar jengah matanya. Ya terus apa masalahnya kalau dia masih muda? Yang penting sudah jelas dia berhasil membobol Winda, kan? Tidak usah diukur dengan umur.

"Btw, gue cabut duluan, ya. Thanks udah ngobrol bareng." Calvin berdiri dan menggandeng tangan perempuan yang sedari tadi hanya diam tanpa mau ikut campur dengan obrolan kedua pria itu.

Winda bahkan tidak menoleh ke arah Edwin sama sekali karena Calvin menariknya dengan buru-buru seakan tidak memberinya kesempatan pamit pada Edwin.

Calvin nampak cemburu memang. Terlihat sekali jika wajahnya sudah kecut ketika Edwin menanyakan tentang pekerjaannya. Ya memangnya Winda bisa apa selain mendengar saja tadi?

Keduanya menuju parkiran dan Calvin langsung menyuruh Winda masuk setelah membukakan pintu mobil untuknya. Wajah Winda dikerucutkan seperti seorang bocah dan sama sekali menghilangkan sisi dewasanya. Lucu.

"Bee..." panggil Winda ketika Calvin baru saja masuk ke dalam mobil dan memasang sabuk pengamannya.

Calvin tidak menyahut dan hanya diam dengan wajah datar nan dingin. Kenapa jadinya Winda lagi yang salah di sini? Padahal Winda sudah mengontrol dirinya untuk tidak mengatakan yang aneh-aneh atau pun ikut campur dalam percakapan mereka tadi.

• Angel From Heaven | Wenyeol ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang