15. Kamu Malaikatku

3.3K 541 54
                                    


"Udah dicek semua?" tanya Winda sedikit cemas serta gugup, karena ini adalah pemeriksaan kondisi mata yang akan menjadi donor untuk pacarnya. Semua alat diperisapkan oleh dokter lain sedang Winda hanya mengeceknya saja.

Jika donor ini cocok, Calvin dioperasi, tapi bukan oleh Winda, melainkan dokter Lay dan Ken yang akan mengoperasinya. Winda sebenarnya ingin menjadi orang yang mengoperasi Calvin, namun dokter Lay melarangnya dan menyuruh Winda mempercayakan Calvin padanya.

Semoga tidak ada dendam pribadi saat operasi nanti. Terlebih dari semua itu, semoga juga donor kali ini cocok. Jika memang tidak cocok lagi, maka Winda akan mencarikan donor mata dari luar negeri. Apa pun ia akan lakukan demi memenuhi janjinya buat Calvin agar pria itu bisa melihat dunia lagi.

Khususnya melihat Winda.

"Siap, dok," seru Dion pada semuanya.

Winda menghela napasnya kemudian pergi menuju kamar Calvin. Ia benar-benar gugup luar biasa, padahal bukan dia yang akan diperiksa. Toh, ini juga baru akan dicek saja, kan? Belum operasinya. Tapi Winda segugup ini.

Winda pun membuka kamar Calvin, dan nampak kekasihnya sedang duduk di ranjangnya sembari mengobrol dengan Elios. Di sana juga ada mama dan papa Calvin, dan Winda sebagai calon menantu yang baik, harus memberi salam kepada keduanya, kan?

"Eh, Win? Gimana? Udah mau diperiksa Calvinnya?" tanya papa Calvin.

"Iya, om."

"Kok manggil om, sih? Sama tante aja manggilnya mama, kok." Sang papa bergurau. Dan Winda hanya menyengir saja meresponnya. Iya sih, tapi kan papanya Calvin baru datang dari luar kota, dan Winda memang jarang bertemu papa Calvin. Makanya canggung jika memanggil sebutan papa.

"I-iya, pa." Winda mengulang panggilannya membuat papa tersenyum bahagia.

"Winda cantik, ya? Dewasa juga. Kok mau sama Calvin yang kekanakan gini?" sang pala bergurau membuat Winda tersenyum saja.

"Cantik banget ya, pa? Calvin belum pernah lihat soalnya." Calvin tersenyum membuat Winda berdoa dalam hatinya, memohon jika donor kali ini cocok.

"Nanti kalau udah dioperasi, terus Calvin udah bisa lihat, pasti kaget deh liat wajah Winda," kata papa memberi semangat buat Calvin.

"Ya udah... Calvinnya udah mau masuk ruangan deh kayaknya." Mama menginterupsi.

"Oh, ya... Winda bisa minta waktu berdua gak sama Calvin?" tanya Winda meminta izin.

Papa dan mama saling menatap lalu tertawa jahil dan akhirnya mengangguk. Keduanya pergi dari sana dan juga menarik serta Elios yang sebenarnya mau tetap di sana. Namun ya bagaimana lagi, mungkin yang akan Elios lihat adalah adegan tidak pantas.

"Win di mana?" tanya Calvin, membuat Winda mendekat lalu berdiri di antara paha Calvin sembari menaruh tangannya di dada pria itu.

"Nervous?"

"Nope," Ucap Calvin percaya diri sembari menyatukan keningnya pasa Winda. Pun, tangan pria itu juga sudah melingkar di seputara pinggang Winda.

"Apa pun hasilnya nanti..."

"Sayang... Udah deh. Aku tahu, kamu selama ini berjuang buat aku. Apa pun nanti hasilnya, asal aku bisa terus sama kamu, it's okay."

"Suka bikin baper deh kamu." Winda mengusap pipi Calvin.

"I love you, Win. Kamu alasan terbesar aku buat ngelanjutin hidup. Tanpa kamu, aku gak akan sekuat ini ngejalanin kehidupan sebagai orang buta. Makasih udah jadi mata aku selama ini, makasih udah selalu support aku dan gak pernah nyerah buat aku. Aku pengen buat kamu bangga." Calvin mengecup kening Winda yang kini sudah mengeluarkan air matanya mendengar ketulusan hati Calvin.

• Angel From Heaven | Wenyeol ✔Donde viven las historias. Descúbrelo ahora