14. Donor mata buat Calvin

3.1K 463 34
                                    


Calvin menghela napasnya kemudian menyandarkan dagunya pada bahu Winda. Sudah entah berapa jam ia menemani Winda mengerjakan tugasnya yang Winda sendiri merahasiakannya dari Calvin. Rasanya sudah berjam-jam namun Winda belum juga mengantuk. Sepertinya gadis ini memang terbiasa lembur.

"Kamu ngapain sih? Lama banget!" Calvin mengeluh dan kegiatannya yang bisa ia lakukan hanya mengecup leher Winda serta pundak gadis itu yang memang terbuka. Karena Winda memakai pakaian yang sedikit terbuka bagian pundaknya untuk tidur. Dan itu mengundang Calvin melakukan yang iya-iya.

"Kamu tidur duluan, gih. Aku masih sibuk. Besok juga udah mulai kuliah lagi kan kamunya."

"Kamu anterin, ya besok?" ucap Calvin tersenyum lebar.

"Iya..." ucap Winda menyanggupi. "Udah tidur sana."

"Kamunya jangan malem-malem, tidurnya!" kata Calvin mengingatkan. "Sinu cium dulu sebelum tidur," ucap Calvin kemudian menarik tengkuk Winda dan mengecupnya beberapa kali dan diakhir sedikit dilumat seperti biasa.

Winda tersenyum kemudian melihat Calvin yang lebih dulu naik ke atas ranjang kamarnya. Fyi saja, Winda memang menginap di rumah Calvin. Dan memang sudah kebiasaan beberapa minggu ini Winda menginap di sana. Sang mama juga tidak terlalu melarang asal jangan ngapa-ngapain dulu sebelum menikah katanya. Dan Winda maupun Calvin juga cukup sadar untuk menjaga diri meski terkadang Calvin bicaranya suka melenceng sedikit.

Dan setelah beberapa menit menunggu Calvin terlelap, Winda segera berdiri dan mencari nomor telepon seseorang. Setelah mendapatkannya Winda segera menghubungi nomor tersebut.

"Halo?"

"Win? Astaga saya kira kamu gak jadi nelepon saya..."

"Maaf agak kemalaman, dok."

"Iya gak papa..."

"Jadi gimana, dok? Ada donor mata?"

"Ada satu, besok kita tinggal periksa aja, cocok gak buat Calvin."

Winda menghela napasnya kemudian berkacak pinggang. "Ini harapan terakhir saya, dok."

Dan tanpa Winda sadari, seseorang di sana tengah mendengarkan semua pembicaraannya bersama Dokter Lay. Dan entah kenapa, untuk sebuah hal yang tidak pasti, Calvin untuk pertama kalinya nyaman dengan kebutaannya. Ia takut, jika ia bisa melihat lagi, Winda mungkin akan berubah padanya. Sikap Winda mungkin tidak akan seperhatian sekarang, dan Calvin takut jika ia harus kembali mandiri.

✏✏✏

Winda memberhentikan mobilnya di depan kampus Calvin. Nampak Sean dan Kai juga sudah menunggu di depan kampus untuk membantu Calvin selama berada di lingkungan kampus ini.

Winda menatap sejenak kekasihnya kemudian keluar dari mobil lalu membukakan pintu untul Calvin. Dan pria itu pun keluar mengikuti perintah Winda.

"Aku pulang aja, ya?" ucap Calvin namun Winda menggenggam jemari Calvin dan mengusap pipi pria itu sayang.

"Ada aku, ada temen-temen kamu yang selalu support kamu. Keluarga kamu juga... Semua seneng kamu kuliah lagi, Vin."

"Tapi..."

"Kalau ada apa-apa, aku pasti langsung dateng." Janji Winda membuat senyuman Calvin mengembang sempurna.

"Serius?" tanya Calvin dan Winda pun mengecup jemari Calvin dengan lembut.

"I love you, Vin."

• Angel From Heaven | Wenyeol ✔Where stories live. Discover now