18. Baikan

3.4K 459 30
                                    


Tidak terasa sebulan sudah hubungan cinta Calvin dan Winda terjalin. Dalam waktu sebulan itu, keduanya semakin mengenal lebih dalam dan bahkan semakin mantap dalam menjalin cinta. Bahkan jika ditanya, kesiapan Calvin untuk menikahi Winda sudah 70%. Dia begitu siap, namun tidak dengan Winda yang bilamg Calvin masih harus kuliah dan belajar menjadi dewasa dan menghilangkak pikiran anak-anak.

Calvin pun kadang tidak mengerti dengan jalan pikiran Winda. Apa yang harus Calvin buktikan lagi? Ia matang, ia cukup dewasa, dan bahkan sehabis lulus kuliah, ayahnya sudah menyiapkan perusahaan untuk di kelola Calvin. Padahal jurusan Calvin adalah seni bukan bisnis. Namun ayahnya tidak mempermasalahkannya.

Seperti siang itu, di kampus Calvin, Kai dan Sean sedang duduk di kantin sambil menikmati makan siang. Sayangnya siang ini tidak cerah karena hujan yang turun mengguyur bumi. Calvin pun menghela napasnya lalu menyuapkan bakso ke dalam mulutnya.

“Seberapa parah sih hubungan lo sama Winda?” tanya Sean.

“Parah gimana maksud lo?”

“Yah, kalian udah ngapain aja gitu.” Sean menyedot minumannya sambil menopang dagu menunggu jawaban Calvin.

“Ya biasa lah, lo kayak gak pernah pacaran aja!”

“Gue sih mainnya smooth, Vin. Nggak tahu deh kalau elo. Tapi kalau pemula, biasanya kan kasar, ya? Iya gak, Kai?”

Kai mengangguk setuju setelah menyelesaikan suapan terakhirnya. “Emang udah gituan?” tanya Kai penasaran.

Calvin mengusap tengkuknya kemudian mengangguk malu. “Kemarin malam.”

Sean dan Kai tersedak mendengarnya. “Cepet banget dah! Gimana ceritanya?! Katanya Winda nggak mau? Kok berubah?!”

“Ya gue paksa lah. Dia nangis sih, tadi pagi dia sampai nggak masuk kerja karena kesakitan.” Calvin menghela napasnya sambil mengaduk-aduk kuah baksonya.

“Lo kasar pasti! Cewek tuh gak bisa dikasarin, Calvin!” Sean menggelenglam kepalanya.

“Ya gimana lagi? Udah kejadian juga.” Calvin menghela napasnya. “Tapi dia nggak marah ke gue. Pas gue cium, masih nurut.” Calvin tersenyum namun merasa bersalah juga.

“Tapi main aman, kan?”

Calvin mengangguk. “Gue nggak segoblok itu juga biarin dia hamil!” Calvin menghela napasnya lalu matanya tidak sengaja memandang Retha yang memasuki area kantin dengan pakaian seksinya itu.

“Retha pas putus dari lo kek cewek gak bener masa?” bisik Kai pada telinga Calvin.

“Etdah, lo kira? Waktu lo masih buta aja dia berani jalan sama Beni. Udah gue bilang dari awal Retha tuh nggak setia, maksain sih!” kata Sean berapi-api.

Retha pun sampai di meja Calvin kemudian duduk di depan pria itu sambil tersenyum. “Vin, udah lama nggak ketemu. Kamu apa kabar?”

“Baik, kok, Tha.” Calvin tersenyum seadanya.

“Kamu rajin fitness, ya? Badan kamu makin berotot, hehe.”

“Calvin mah olahraga malam mulu sama Winda.” Kai tertawa bersama Sean.

“Olahraga malam? Maksudnya kamu fitness bareng sama Winda?” tanya Retha tidak paham, sekaligus meminta penjelasan lanjut.

“Bukan elah. Lo polos apa gimana sih, Tha? Olahraga malam ya itu, ML.” Kai menjelaskan.

“Making Love sama Winda.” Sean menambah membuat Retha terkejut mendengarnya kemudian wajahnya pun pucat.

Ia bahkan mengingat Calvin tidak pernah menciumnya di bibir namun bersama Winda, pria itu berubah dan bahkan berani melakukan itu.

• Angel From Heaven | Wenyeol ✔Where stories live. Discover now