6. Salah

3K 596 90
                                    


Hari-hari Calvin sedikit berbeda dari biasanya. Jika kemarin ia terlihat seperti orang yang tak memiliki semangat hidup, maka saat ini ia memiliki kemauan untuk melanjutkan hidupnya. Aktifitas yang ia lakukan memang tidak banyak, mengingat ia memiliki masalah dalam penglihatannya. Namun, Calvin saat ini sedang mencoba berusaha meningkatkan indera penciumannya untuk mengetahui hal apa saja yang berada di dekatnya. Dengan bantuan Winda yang hampir setiap hari datang ke kamarnya, seminggu ini Calvin semakin dekat dengan gadis itu.

Jujur saja, sebenaranya Calvin tidak betah di rumah sakit, namun kata Winda masih harus dirawat di rumah sakit untuk beberapa hari untuk pemulihannya. Karena Calvin baru saja mengalami kecelakaan besar dan tim medis harus memastikan bahwa tidak ada masalah yang lain dalam tubuh Calvin.

Dan, ingatlah bahwa keduanya hanya sebatas dokter dan pasien, tidak ada yang lebih dari itu. Tentang parfum yang kemarin, well, itu sedikit memalukan untuk Calvin. Bagaimana tidak, jika Calvin salah menebak parfum yang Winda gunakan. Hah, rasanya ia bingung bagaimana menutupi rasa malunya saat itu. Apalagi mendengar suara tawa Winda yang memecah setelah tebakannya salah membuat mood Calvin sedikit down kemarin.

Namun Winda bilang, Calvin boleh menebaknya lagi jika sudah ingat. Dan saat ini ia sedang berusaha mengingat parfum yang Winda gunakan. Parfum yang memiliki aroma kuat yang mampu mengendalikan pikirannya mungkin. Sungguh, mungkin Winda adalah seorang dokter yang memiliki aroma terwangi di rumah sakit ini. Ya, itu hanya bagi Calvin saja.

"El?" panggil Calvin pada Elios yang saat ini sedang sibuk bermain game pada ponselnya.

Elios yang merasa terpanggil, pun mematikan handphonenya lalu menghampiri Calvin yang sedang duduk di atas ranjangnya.

"Kenapa kak?" tanyanya. "Mau ke kamar mandi?" tanyanya kembali dengan suara berat khas Elios.

"Hmm, enggak. Ini jam berapa?" tanya Calvin.

"Jam empat sore," jawab Elios lagi setelah memeriksa arlojinya.

Calvin mengulas senyuman kecilnya. Seakan ia sudah menghafal apa yang akan terjadi di jam segini. Ya, Calvin tahu bahwa lima menit dari sekarang, dokter dengan parfum misterius itu akan datang mengunjunginya. Bahkan, meski Winda tidak sedang jaga, Winda tetap datang ke rumah sakit menjenguk Calvin. Keduanya biasa belajar beberapa hal seperti mencium benda-benda yang ada di sekitar, kemudian mereka juga terkadang mengobrol dan bercanda.

"Kakak butuh sesuatu gak sih?" tanya Elios mulai kesal karena Calvin seakan memanggilnya untuk sesuatu yang tidak terlalu penting.

"Udah, itu aja." Calvin tersenyum dengan wajahnya yang mengarah ke kanan, padahal Elios ada di sebalah kirinya.

"Ya udah, gue mau beli minum bentar. Mau titip apa gitu?" tanya Elios menawarkan, dan hanya dijawab gelengan dari Calvin.

Elios mengembuskan napasnya, kemudian pergi dari kamar Calvin meninggalkan pria itu.

Calvin tersenyum sedetik kemudian, lalu menghitung mulai dari satu. Berharap di setiap ia menyebutkan angka, pintu itu akan terbuka dan aroma gadis itu menguar di dalam ruangan tersebut. Jujur saja, Calvin sangat nyaman dengan Winda sekarang. Calvin merasa Winda bisa menjadi seseorang yang tepat menemaninya dalam keadaan seperti ini.  Tapi, perasaannya terkadang tak berbohong jika ia merindukan Retha. Ia kerap kali memikirkan apa yang gadis itu lakukan hari ini, namun ia sadar bahwa ia yang sudah mengusir Retha dari hidupnya.

Dan mungkin saja, Retha sudah menemukan pria lain yang lebih baik darinya. Dan anehnya, ia tidak mau jujur bahwa perasaannya pada dokter Winda adalah perasaan yang spesial. Ia masih tidak mau mengakui bahwa jantungnya terkadang berdetak lebih cepat saat dokter itu menggenggam jemarinya.

• Angel From Heaven | Wenyeol ✔Where stories live. Discover now