23. Gara-Gara Tantan

2.2K 346 35
                                    


Winda memang belum memberitahu orang rumah sakit jika dirinya tengah hamil. Hanya Tian, Bianca dan Dion saja yang tahu. Selain dari itu, tidak ada, kecuali berita pernikahannya yang tersebar luas setelah Tian memotret fotonya dan Calvin di acara pinangan waktu itu dan membaginya di sosmed. Akhirnya, whatsapp Winda kebanjiran ucapan selamat dan sebagian ada yang bertanya-tanya tentang siapa pria yang akan menikahinya nanti.

Winda orangnya judes. Semua sudah hafal dan tahu betul. Jadi tidak heran kalau Winda hanya menjawab 'Ya, oke, nanti tahu sendiri, thanks'. Sudah. Sesederhana itu seorang Winda.

Awalnya Winda juga tidak mengira. Kenapa dia bisa jatuh cinta dengan Calvin si brondong gemesin yang suka bikin baper? Dan amazingnya sampai rela dibuat hamil kayak begini. Iya, itu kesalahan, Winda paham betul dan merasa menyesal pun tidak akan berguna sekarang. Namun yang Winda pikirkan, bagaimana bisa Calvin yang jauh dari kriterianya bisa lolos audisi?

Winda bingung. Mungkin omongan brondong seperti Calvin itu memang berbahaya bagi kaum hawa. Manis, gombal, manja. Itu Calvinnya. Calvin Anggara sekali.

"Duh ... Diajak kerja sama mommy, ya?" kata Tian mengusap perut Winda.

Sontak Winda tersenyum gemas. "Apaan sih, Yan? Didenger yang lain entar!" ucap Winda sambil menepuk tangan Tian menjauh dari perutnya.

Ya, Winda memang masih bekerja di rumah sakit, sebelum mengambil cuti liburannya setelah menikah. Calvin sebenarnya melarang. Katanya Winda tidak boleh capek dan banyak bekerja. Calvin khawatir tentangnya dan bayi mereka.

"Nggak nyangka gue, Win. Lo akhirnya nikah... Sama brondong." Nada bicara Tian agaknya menyindir.

"Kalau sayang kenapa emangnya?" tanya Winda nampak jutek mendadak.

Tian terkekeh kecil merespon kemudian mengacak surai Winda. "It's ok kok. Yang bilang apa-apa siapa?" tanya Tian yang sudah beralih kegiatan untuk memeriksa salah satu data pasiennya.

Winda menghela napasnya, kemudian menatap Tian dengan wajah bingung. "Gue mau merit, tapi kenapa kayak nggak tenang, Yan?" tanya Winda dengan wajah sendunya.

"Do you trust him, Win? Lo yakin dia bisa buat lo bahagia, kan, Win? Nikah bukan cuman soal tanggung jawab, loh."

"Ya, i know. He's good. Dia setia, sabar, sayang, menurut gue cukup."

Tian mendesah kecil lalu mengubah kursi berodanya menghadap ke arah Winda. Tatapan Tian menatap kedua mata indah Winda yang saat ini terlihat kebimbangan tiba-tiba.

"Menilai seseorang dari kecakapannya dia aja nggak cukup, Winda. Lo harus tahu, bahkan kejelekan dia. Apa dia bisa jadi pria yang tepat buat lo nanti? Merit itu seumur hidup. Gue gak mau denger lo jadi janda nanti," kata Tian membuat Winda tertohok mendengarnya. Ingin memarahi Tian, tapi ucapan Tian benar juga dipikir.

"Kok ngomong gitu?" Winda memberengut sebal mendengarnya. "I trust him, Yan. Calvin nggak seperti yang lo bilang barusan. Dia siap tanggung jawab, dan i think ..."

"Yang penting, you must realize that brondong itu masih labil. Oke? Jangan sampai lo ngalamin yang namanya 'alasan kita selesai'." Tian menepuk pipi Winda dua kali kemudian bangkit dan mengambil data pasien yang sempat ia baca, lalu keluar dari ruangan itu.

Winda baru sadar ucapan Tian. Meski terdengar begitu sempurna sekarang, Winda tidak menutupi fakta jika Calvin itu masih seorang mahasiswa dengan umur yang masih muda. Alias, Tian benar, Calvin itu masih labil. Dan hal itu membuat Winda semakin terombang-ambing sekarang.

🍃🍃🍃

Winda melihat Bianca yang sibuk sekali dengan ponselnya. Hingga karena itu, Bianca tidak fokus ketika Winda berbicara tentang rencana operasi pasien kanker hati. Winda mendesah kecil, lalu mengetuk-ngetuk ponsel Bianca gemas. Gadis itu pun menoleh ke arah Winda dan menaikkan alisnya seakan bertanya 'ada apa, dok?'. Rasanya Winda hampir meledak. Ingat dia hamil, kan? Hormon wanita hamil itu cepat sekali berubahnya. Tempramen.

• Angel From Heaven | Wenyeol ✔Where stories live. Discover now