One Day

3.8K 273 63
                                    

Hallooooooo.....
Terima kasih banyak sudah memberikan author semangat dan mengerti keadaan author yang sok sibuk ini wkwkwk 😆
InsyaAllah setelah bulan Juli, RMK akan update seperti biasanya. Doakan saja....

###

Arshad langsung turun ke lobi hotel. Disana ia melihat Meira yang baru saja datang entah dari mana.

Dengan langkah cepat, Arshad menghampiri gadis itu. "Kamu dari mana aja sih, Ra? Aku nyariin kamu dari tadi. Petugas hotel bilang kamu pergi. Aku pikir kamu bakalan ninggalin aku lagi kayak dulu" cercahnya.

Meira yang mendengar penuturan Arshad itu malah tersenyum. Ia senang melihat omelan Arshad yang mengkhawatirkannya.

"Aku tadi ada urusan pekerjaan sebentar. Makannya harus pergi pagi-pagi. Aku mau bilang ke kamu, tapi nggak jadi. Kamu pasti capek kan?".

"Lebih baik capek dari pada khawatirin kamu tahu nggak? Jangan ulang lagi. Aku nggak mau kehilangan kamu kayak dulu".

"Iya, Mas Arshad".

"Kamu panggil apa tadi?".

"Mas Arshad".

Arshad tersenyum. Ternyata ia tidak salah dengar. "Ulangi lagi".

"Iya, Mas Arshad Maulana Rafisqy" ucap Meira lembut.

Senyum Arshad makin mengembang. Wajahnya yang semula cemas langsung menjadi berseri-seri.

Aneh memang.

Tapi itulah kenyataannya.

Meira, hanya dia yang bisa membuat Arshad sangat khawatir. Dan hanya dialah yang bisa membuat kekhawatiran Arshad berubah menjadi kebahagiaan.

"Urusan pekerjaan kamu udah selesai kan, Ra?".

"Udah".

"Kalau gitu, ayo kita jalan-jalan" ajak Arshad.

"Kemana?".

"Kemana aja. Yang penting hari ini kita habiskan waktu bersama. Aku pengen menebus hari-hari kita yang terbuang".

Meira tersenyum. Ia lalu mengangguk. "Tunggu sebentar ya, aku mau siap-siap dulu".

"Oke. Aku tunggu disini".

***

Bu Eka membuka pintu begitu mendengar suara ketukan berulang kali. Senyumnya mengembang begitu melihat putrinya yang berdiri di depan pintu.

"Assalamualaikum, bu" salam Fitri sembari mencium tangan ibunya.

"Waalaikumsalam, nak. Akhirnya kamu pulang juga. Ibu dan bapak sudah nunggu kamu dari kemarin. Ayo masuk! Eh, tunggu-...Nak Arshad mana, sayang?".

Fitri yang semula bersikap tegar langsung menghambur ke pelukan ibunya. Tangisan yang sedari tadi ia tahan kini meluncur dengan deras.

"Mas Arshad, buuuuu..... Hiks, hiks.... Mas Arshad......" lirih Fitri.

Bu Eka yang mengerti dengan perasaan Fitri, langsung membalas pelukan putrinya itu. Ia menepuk-nepuk punggung Fitri pelan.

Jujur saja, Bu Eka tidak terlalu terkejut dengan hal ini. Karena dari awal Bu Eka merasa Arshad tidak sungguh-sungguh menerima perjodohan itu.

"Sabar sayang.... Serahkan semuanya ke Allah, ya nak? Mungkin nak Arshad memang bukan jodohmu".

***

Arshad memandangi Meira yang sedang menikmati bubur ayam. Ia lalu tersenyum.

Meira yang merasa ditatap langsung menoleh. "Kenapa kamu ngelihatin aku terus?".

Remaja Masa Kini (COMPLETE)Where stories live. Discover now