Surat untuk Humaira

9K 470 17
                                    

Haiii readers 😄
Jujur, aku baru tau rasa bersalahnya kalo ga bisa update secepat mungkin...
Ternyata jadi author itu ga segampang yang kupikirkan.

Ingat vote dan sarannya ya 🙏

###

Hari ini cuaca begitu cerah. Sangat kontras dengan raut wajah Meira yang ditekuk dan berhias mata panda.

Semalaman Meira hampir tidak bisa tidur. Memikirkan ajakan Arshad dan penolakannya yang kasar.

Dan ketika ia baru satu jam memejamkan mata, Mbok Dar-pembantunya- malah membangunkan Meira dari tidur singkatnya. Alhasil, kini mata Meira berhias bulatan hitam seperti mata panda pada umumnya.

Suasana kelas menjadi sepi ketika Meira datang. Padahal sebelumnya ia dapat mendengar suara teriakan dan suara bising dari luar kelas.

Meira tak ambil pusing. Ia memilih langsung duduk di kursinya, tepat di samping Husna.

"Tumben loe datang agak siang. Biasanya setengah tujuh udah datang" gumam Husna yang sibuk menyalin tugas matematika milik Yuda, si ketua kelas.

"Gue kesiangan" balas Meira.

Ia melirik sekilas ke arah Arshad yang ternyata malah sibuk dengan buku bacaannya.

Meira sebal. Ia pikir setelah kejadian kemaren Arshad akan terus memperhatikan dan berusaha mendekatinya.

Tapi nyatanya cowok itu malah sibuk sendiri.

Bahkan Meira berani bertaruh kalo Arshad sama sekali tidak sadar dengan kedatangannya. Seolah-olah ajakannya kemaren hanyalah angin lalu.

"Ngapain lo kesiangan? Nonton drama korea ya".

Meira tidak menggubris ucapan Husna sama sekali.

Ia kesal. Sangat!

Arshad, cowok macam apa dia?

Kemaren jelas-jelas ngajak taarufan

Sekarang, ia malah di cuekin...

Apa karena penolakannya kemaren???

"Ra, kok diem sih".

Meira nggak tahan. Benar-benar nggak tahan.

"Lo sakit, ra?"

Bisa-bisanya Arshad bersikap tenang sementara dirinya tidak bisa tidur semalaman!

"Ra, lo-".

Brak!

Meira menggebrak mejanya dengan keras. Membuat seisi kelas menatapnya. Tak terkecuali Arshad.

Husna menyentuh dadanya. Ia terkejut dengan tingkah Meira yang di luar dugaan.

"Astaughfiruallahaladzim! Meira, loe apaan sih. Ngagetin gua aja" pekik Husna.

"Loe kenapa sih, ra? Kesambet? " lanjutnya.

Meira tak menjawab. Ia hanya menatap lurus ke depan. Menyembunyikan rasa kesal yang bersarang di dadanya.

***

Husna yang merasa namanya dipanggil memutar tubuhnya. Matanya membulat tatkala mendapati Arshad yang kini berjalan ke arahnya.

"Ke-kenapa, sad?" tanya Husna gugup.
Baru pertama kali ini ia mengobrol secara langsung dengan Arshad. Meskipun cowok itu sudah seminggu lebih sekelas dengannya.

"Boleh minta tolong nggak?".

Husna memandang Arshad bingung. Memangnya apa yang bisa ia lakukan hingga cowok itu memohon padanya?
"Lo mau kan jadi perantara gue dan Humaira?" lanjutnya.

Remaja Masa Kini (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang