Memilih

3.2K 204 14
                                    

Halloooooooo.....
Author mau kasih bonus berupa update cepat kali ini
Biar kalian nggak bosen menunggu 😄

###

"Bagaimana Arshad? Kamu mau kan?" ulang Abah Tohir.
.
.


.
.
.

Arshad diam. Ia menatap Meira yang kini tengah menunduk.

Hizam dan Rafif tak berkutik. Ia bingung harus mmberikan saran apa pada Arshad.

Mereka tahu bahwa Arshad adalah tipe anak yang penurut, juga berbakti pada ummi dan abah. Akan sangat mustahil bagi Arshad untuk menolak permintaan kedua orangtuanya.

Sementara disisi lain ada Meira yang belakangan ini dekat dengan mereka, bahkan Hizam dan Rafif sudah menganggap Meira sebagai sahabat mereka sendiri.

Husna menggenggam erat tangan Meira. Ia tahu bagaimana perasaan Meira sekarang. Yang bisa Husna lakukan sekarang hanya menguatkan sahabat terbaiknya itu.

Meira tersenyum tipis pada Husna. Senyum yang lebih terlihat sebagai ringisan. Ia tidak sanggup menatap Arshad.

Ingin rasanya Meira keluar dari ruangan itu dan meluapkan segala amarah serta rasa sakitnya. Namun hal itu ia tahan, mengingat bagaimana kebaikan Arshad selama ini. Ia tidak ingin membuat Arshad dan keluarganya terpecah belah. Sama seperti yang ia alami dulu.

Jika Meira diposisi Arshad, mungkin ia juga akan merasa bingung.

Untuk itu Meira tidak ingin memaksa atau mempengaruhi Arshad. Biarlah Arshad sendiri yang akan memilih dan memutuskan.

Ia tidak bisa egois dalam hal ini.

"Arshad?" kali ini Ummi Laila yang memanggil nama Arshad agar putranya itu segera menjawab pertanyaan abah.

"Kami tahu kamu pasti terkejut, tapi kami rasa ini yang terbaik, demi masa depan kamu, nak" tambahnya.

Meira menguatkan pegangannya pada Husna. Menyalurkan rasa sedih yang semakin dalam.

Seandainya nanti Arshad memilih perempuan itu, Meira berjanji pada dirinya sendiri untuk menyusul kedua orangtuanya ke luar negri dan menetap di sana. Atau paling tidak, Meira akan menyusul Rehan ke Paris. Yang jelas, Meira akan pergi ke tempat yang jauh.

Itulah yang ada dipikiran Meira sekarang ini.

Ia merasa tidak akan sanggup bertemu Arshad lagi.

Sementara hati Arshad dirundung kegalauan. Ia bingung harus memutuskan apa.

Arshad sangat menghormati dan menyayangi kedua orangtuanya. Tapi disatu sisi, ia tidak bisa bersama Fitri karena dihatinya hanya ada Meira.

Meira, gadis yang dari dulu sudah mencuri perhatiannya.

Bagaimana bisa Arshad melepas Meira semudah itu.

Tidak. Arshad tidak akan sanggup.

Tapi, abah dan ummi.....

"Kalau kamu terus diam, abah anggap jawaban kamu 'iya' " desak Abah.

Arshad mengangkat kepalanya. Ia tidak boleh membiarkan hal itu terjadi.

"Maaf abah, bukannya Arshad menolak permintaan abah. Fitri adalah gadis yang baik, cantik, juga pintar. Arshad merasa tidak akan pantas bersanding dengan gadis sebaik Fitri. Lagipula, sejak dulu kami hanya berteman".

Abah, Ummi Laila serta keluarga Fitri tertawa mendengar jawaban Arshad.

"Kamu orang yang paling cocok untuk putriku, nak Arshad. Justru karena kalian sudah saling kenal sejak kecil, makannya perjodohan ini kami lakukan. Iya kan, bah?" balas Ustad Mahmud.

Remaja Masa Kini (COMPLETE)Where stories live. Discover now