Keanehan

3.2K 218 27
                                    

Hai haiiiiiiiii
Gimana chapter kemarin???
Sudah mengobati rasa rindu kalian tentang kebersamaan Meira-Arshad kan???? 😊😊😊
So, sekarang siap-siap untuk beberapa langkah menuju ending ya

###

Ketika adzan subuh berkumandang, Arshad terbangun dari tidurnya. Ia lalu segera menuju ke musholla rumah sakit untuk menunaikan ibadah.

Tepat saat Arshad melewati ruangannya, pintu ruangan itu terbuka. Menampilkan sosok Meira yang sepertinya hendak keluar.

"Mau kemana, Ra?".

"Sholat".

"Yaudah, ayo bareng. Gue juga mau sholat".

Meira terlihat ragu, tapi pada akhirnya ia kemudian mengangguk.

Mereka lalu berjalan bersama menuju ke musholla rumah sakit.

Beberapa suster yang berpapasan nampak menyapa Arshad dan tersenyum pada Meira. Tidak jarang para suster itu menatap keduanya, seolah penasaran dengan hubungan yang terjalin antara Arshad dan Meira.

Arshad dan Meira saling melempar pandangan. Mereka terlihat begitu keki.

"Sudah baikan?" tanya Arshad memecahkan keheningan yang tercipta.

"Iya. Makasih, Sad" jawab Meira. "Maaf juga, karena gue ketiduran di meja kerja loe, loe jadinya harus tidur di luar".

"Nggak masalah. Asalkan loe baik-baik aja, gue udah senang kok".

Meira langsung menatap Arshad. Sementara Arshad malah melempar senyum hangat padanya.

Ucapan Arshad itu sukses membuat jantung Meira berdebar.

Ia senang Arshad memperhatikannya.

Sama seperti dulu.

Ketika di SMA.

Meski dalam lubuk hati yang terdalam Meira tahu bahwa ia salah.

Ia tidak boleh seperti ini harusnya.

Apalagi sebentar lagi Arshad akan menikah dengan gadis lain.

"Habis sholat, nanti kita makan. Terus gue antar loe balik. Sekalian gue pulang".

Meira mengangguk saja.

Tak terasa mereka sudah sampai di musholla rumah sakit. Keduanya berpisah dan menunaikan ibadah dengan penghalang kain hijau sebagai batas antara laki-laki dan perempuan.

Tidak ada yang tahu bahwa dalam doa, mereka menyebut nama satu sama lain. Berharap sesuatu yang baik akan terjadi.

###

Yuda memberikan tiket pesawatnya kepada petugas disusul oleh Diana di belakang.

Sebentar lagi mereka akan berangkat ke New York.

Namun sepertinya hubungan Yuda dan Diana masih tetap sama.

Saling diam satu sama lain.

Tidak ada yang mulai mencairkan suasana.

Bahkan hingga mereka terbang ke negeri Paman Sam. Semuanya tetap sama.

###

"Papa berangkat dulu ya, sayang" pamit Rehan pada Vanya. Ia berjongkok agar dapat menyamai putri kesayangannya itu. Kemudian memeluk dan mencium keningnya.

Vanya mengangguk. Ia sudah biasa ditinggal kerja papanya, meski terkadang rasa kesepian itu muncul.

"Jaga diri baik-baik, hati-hati, jangan telat makan, dan yang terpenting, anak papa nggak boleh nakal. Oke?".

Remaja Masa Kini (COMPLETE)Where stories live. Discover now