Dua tiket

5.3K 292 3
                                    

Assalamualaikum semua....
Maaf ya, telat banget updatenya 🙏🙏🙏
Hal ini karena author begitu sibuk dan inspirasinya sudah sedikit menguap
Yaudah, daripada lama-lama
Yuk, langsung baca 👇

###

"Oya Ra, ada yang papa omongin" ujar Farzan dengan wajah serius.

"Iya pa?".

"Sebenarnya papa..........".
.
.
.
.
.
Meira menatap wajah Farzan yang begitu gugup. Sebenarnya apa yang ingin dikatakan papanya itu?

"Ra, sebenarnya papa.... Papa.... Papa akan ke Singapura minggu depan" ujar Farzan pada akhirnya.

"Kenapa?".

"Ada urusan bisnis. Ada project besar yang mengharuskan papa ke Singapura dalam waktu yang cukup lama. Kamu nggak papa kan di rumah sendirian?" tanyanya ragu.

Meira diam sesaat. Ia kemudian mengangguk.

"Bukannya papa juga sering pergi ke luar kota untuk urusan bisnis. Meira udah biasa pa, di rumah sendirian".

"Tapi kali ini akan memakan waktu cukup lama".

"Tidak masalah".

"Terima kasih, sayang" seru Farzan memeluk erat putrinya itu. "Kamu memang putri papa yang sangat pengertian. Papa beruntung punya anak sebaik kamu".

"Meira yang beruntung punya papa" sahut Meira.

Farzan melepas pelukannya. Ia menatap Meira intens.

"Aku mohon mas, jangan sampai Meira tau. Aku mohon..." iba Yumna.

Farzan menghela nafas. Kalau Yumna sampai memohon seperti ini, bagaimana bisa ia menolak.

"Baiklah, aku nggak akan bilang ke Meira. Tapi, kamu harus tetap ikut aku ke Singapura. Kamu akan berobat disana. Dan aku nggak mau mendengar penolakan, oke?".

"Kenapa, pa?" tanya Meira membuat Farzan terbangun dari lamunannya.

Farzan tersenyum. Ia menggeleng "Nggak papa. Papa agak berat ninggalin kamu".

"Papa... Meira nggak papa kok. Kan ada Mbok Dar".

"Kamu yakin?".

"Sangat".

"Papa akan suruh Yuda jaga kamu. Dia yang akan nganterin kamu kemanapun dan kapanpun" ujar Farzan pada akhirnya.

Meira membulatkan matanya "Kenapa Yuda? Tunggu-tunggu, sebenarnya papa sama Yuda ada hubungan apa? Kenapa papa sekarang sangat pro ke Yuda".

"Karena papa tau Yuda sepupu kamu, Meira. Dan dia bisa diandalkan" jawab Farzan dalam hati.

"Papa nggak niat jodohin aku sama Yuda kan?".

Farzan tertawa. Ia mengusap puncak rambut Meira. "Ya, enggaklah. Papa tau, kamu suka sama Arshad. Begitupun sebaliknya. Urusan jodoh, itu terserah kamu. Kamu yang ngejalanin, bukan papa. Asal kamu jangan pernah ngecewain papa".

"Kamu satu-satunya putri kebanggaan papa. Papa sayang kamu. Papa yakin kamu perempuan yang kuat dan bisa jaga diri. Kamu mengerti kan maksud papa?".

Meira mengangguk. "Aku janji nggak akan kecewain papa".

***

Remaja Masa Kini (COMPLETE)Where stories live. Discover now