Jarak

5.1K 319 5
                                    

Hallooooooo
Aku pengen ngucapin banyak terimakasih
Karena kalian sudah mendukung dan menghargai karya saya ini

###

Sejak kejadian di taman bermain, baik Arshad maupun Meira memilih menghindar satu sama lain.

Jika tak sengaja bertemu, mereka hanya saling menatap tanpa bertegur sapa. Yah, walaupun dari manik mata mereka tersirat kerinduan.

Bukan hanya dengan Arshad, hubungan Meira dengan Husna juga nampak renggang. Mereka hanya mengobrol apabila ada yang dibutuhkan. Bahkan sekarang ini keduanya tidak sebangku lagi.

Husna memilih pindah tempat duduk dengan Ita. Sementara Meira duduk dengan Rena.

Jangan tanya hubungan Arshad dengan Husna. Karena Arshad memegang teguh pendiriannya. Ia menjauhi Husna. Sementara Husna, dia pantang menyerah. Ia berusaha mendekati Arshad. Namun tetap saja hasilnya nihil.

Hingga satu minggu kemudian....

Hari jadi sekolah telah tiba. Berbagai perlombaan telah diselenggarakan. Semua siswa berkumpul di samping lapangan sekolah. Melihat pertandingan sengit anatar kelas.

Berbeda dengan Meira yang malah asik mendengarkan musik di kelas dengan headsetnya.

"Raaaa!!!" teriakan itu berasal dari Rena yang datang tiba-tiba dan langsung mengambil duduk di samping Meira.

"Apa?" tanya Meira.

Rena melepas headset yang dipakai Meira. "Ke lapangan yuk! Cuci mata. Siapa tau ketemu jodoh".

Meira mendengus "Jodoh gue masih disimpan Tuhan".

"Gue kira jodoh loe Arshad" sahut Rena asal.

Meira langsung memandang Rena sengit. Tapi Rena sama sekali tidak takut.

Rena sudah tau semuanya. Tentang Meira, Arshad dan Husna. Meira sendiri yang bercerita hal itu. Tentu saja dengan bujuk rayu Rena terlebih dahulu.

"Makannya, kalo nggak mau Arshad jodoh loe, kita cari jodoh lain" tambah Rena.

"Gila loe".

"Lebih gila mana sama loe".

Meira mendesah. Ia tidak ingin menanggapi celotehan Rena. Sudah cukup kepalanya pusing karena merasa rindu setiap hari.

Ya, rindu. Sangat rindu. Dengan seorang cowok yang ia relakan bersama sahabatnya.

"Ayooooookkkkk!!!!" Rena menarik paksa tangan Meira seperti anak kecil.

"Males ah. Panas. Rame pula! Gue pengen menikmati ketenangan".

"Nggak mau tau. Pokoknya harus ikut!".

"Ihhhh... Kok maksa".

"Biarin".

Rena tak pantang menyerah. Ia semakin kuat menarik tangan Meira. Membuat Meira mau tidak mau harus ikut.

"Iya, iya. Gue ikut!" tegas Meira agar Rena melepas tangannya. "Bentar, gue ambil minum dulu".

"Nah, gitu dong. Gue juga mau bawa minum ah".

***

Kehadiran Meira membuat sebagian orang menatapnya. Siapa yang tidak mengenal Meira, si cewek cantik yang jago bela diri. Selain itu Meira juga terkenal akan prestasinya yang sering menjuarai kompetisi taekwondo. Jadi, meskipun cantik, jarang ada cowok yang berani menggoda Meira.

"Kelas kita belum main?" tanya Meira karena melihat teman sekelasnya bergerumbul di sisi kanan lapangan lengkap dengan pemain futsalnya.

"Bentar lagi. Abis ini. Makannya gue ajak loe. Sekalian liat Arshad tanding" goda Rena.

Remaja Masa Kini (COMPLETE)Where stories live. Discover now