Kecurigaan

3.1K 212 34
                                    

Hai haiiiiiiiii.....
Sesuai dengan janji aku kemarin
Bakalan update secepatnya
Selamat menikmati ☺️

###

Meira keluar dari mobil Rehan. Tak lama kaca mobil terbuka, menampilkan Rehan dan Vanya.

"Bunda yakin nggak mau ditungguin? Nanti biar papa sama Vanya yang anterin bunda ke rumah sakit" celoteh Vanya.

Rehan mengangguk setuju "Iya Ra, gue nungguin loe aja. Nanti kita pulang bareng".

"Nggak usah. Vanya pasti udah capek habis jalan-jalan. Kasian.... Biar nanti gue pulangnya naik taksi aja".

"Loe juga pasti capek, Ra. Kerja seharian, jalan-jalan sama kita, terus masih juga ke rumah sakit buat jengukin orang lain".

"It's okay, gue masih kuat kok. Udah sana pulang".

"Yakin? Muka loe agak pucat dari tadi" cemasnya.

Meira mengangguk meyakinkan "Yakin seratus persen".

Rehan menghela nafas. Meira memang terkadang agak keras kepala. Jelas-jelas kalau badannya butuh istirahat masih saja diforsir.

"Yaudah Han, gue pergi dulu ya. Vanya, kamu jangan lupa mandi terus langsung tidur nanti, oke?".

"Oke bunda".

"Daaaahhhhh".

Meira pun masuk ke rumah sakit. Ia akan menjenguk modelnya yang kecelakaan dan salah satu manajernya yang sakit juga.

Ia langsung menuju ke ruang 302 untuk menjenguk manajernya terlebih dahulu. Setelah berbincang-bincang cukup lama, akhirnya Meira pamit dan ke lantai dua untuk menjenguk modelnya.

Namun ketika diperjalanan, tiba-tiba kepala Meira sangat pusing.

Tangan Meira mencari pegangan untuk menopang tubuhnya yang semakin lemas.

Hingga beberapa saat kemudian semuanya menjadi gelap.

***

Arshad keluar dari ruangannya. Ia telah usai bekerja dan siap-siap untuk  pulang. Ia akan menegur Aisyah yang sudah melanggar peraturan keluarga.

Ketika di koridor rumah sakit, Arshad tidak sengaja melihat sosok gadis yang mirip dengan Meira. Ia pun mengikuti gadis itu karena penasaran. Itu Meira atau bukan.

Tapi Meira keburu masuk ke ruang 302.

Entah mengapa Arshad memilih menunggu gadis yang mirip Meira itu hingga keluar dari ruangan.

Ketika Meira keluar, ia langsung bersembunyi. Dan pada saat itulah Arshad yakin bahwa gadis itu benar-benar Meira.

Arshad terdiam.

Ia bertanya-tanya pada dirinya sendiri. Kenapa ia masih perduli dengan Meira. Sampai-sampai membuntuti seperti sekarang.

Matanya lalu menatap ke sebuah cincin yang melingkar di jari.

Ia sudah bertunangan.

Tidak seharusnya ia perduli dengan Meira.

Mau bagaimanapun Meira adalah masa lalunya. Dan sekarang ia harus fokus ke masa depan.

Remaja Masa Kini (COMPLETE)Where stories live. Discover now