"Ew! Samuel, lepas!" pekik Gea tanpa bergerak sedikit pun karena takut akan benar-benar menyenggol milik Samuel yang berada di bawah sana.

Namun Samuel sama sekali tidak menggubris Gea dan justru melanjutkan tidurnya yang membuat Gea menjadi semakin frustasi dengan keadaannya yang serba salah. Gea takut untuk bergerak tapi ia juga enggan berada dalam posisi seperti ini lebih lama lagi.

Dengan sedikit memberanikan diri, Gea menggerakkan sedikit tubuhnya—berusaha untuk melepaskan diri dari Samuel, namun tiba-tiba pahanya menyentuh sesuatu yang terasa sangat keras.

"Aw! Apa itu?! Kau benar-benar bangun, Samuel?!" pekik Gea yang merasa terkejut, karena Gea kira jika tadi Samuel hanya bohong supaya dirinya tidak mencoba kabur dari pelukan Samuel.

"Shit! Aku sudah memberi tau tadi, tapi kau tak mau mendengarkan. Dan sekarang kau benar-benar membuatnya berdiri tegak, Princess." ucap Samuel dengan nada rendahnya yang syarat akan gelora besar yang tertahan dalam dirinya.

Gea tidak berani menjawab ucapan Samuel barusan karena ia memang merasa bersalah dengan kejadian ini. Apalagi Gea tidak bisa membantu apapun atas apa yang baru saja ia perbuat pada Samuel. Samuel kemudian langsung menggulingkan Gea di sisi samping ranjangnya yang kosong dan segera kembali pada posisi awalnya.

"Samuel, apa sakit sekali jika dia sedang berdiri?" tanya Gea dengan polosnya karena tidak tega melihat raut wajah Samuel yang terlihat sangat tersiksa.

"Lumayan," jawab Samuel masih dengan nada rendahnya tanpa berniat menoleh ke arah Gea karena ia takut jika dirinya akan khilaf nantinya.

"Cara meredakannya bagaimana?" tanya Gea yang masih tidak tega melihat raut wajah Samuel.

"Untuk apa bertanya caranya jika kau tidak akan mau melakukannya, Princess." jawab Samuel masih mencoba mengendalikan bawah dirinya karena ia sedang malas melakukan solo player.

"Kalau aku bisa membantu pasti akan aku lakukan! Aku tidak tega melihatmu tersiksa seperti ini," cicit Gea membalas perkataan Samuel barusan.

"Serius kau mau melakukannya, Princess?" tanya Samuel yang masih ragu dengan ucapan Gea barusan.

"Tentu saja, yang terpenting caranya bukan making love." jawab Gea yang membuat hati Samuel mencelos.

"Shit!" umpat Samuel sambil bangkit dari tidurnya dan melangkahkan kakinya menuju kamar mandi. Sepertinya jalan satu-satunya memang harus solo player.

Sepeninggal Samuel, Gea kembali meratapi kesalahan yang ia buat pagi ini.

"Maaf, Samuel, aku belum bisa melakukan hal yang satu itu." Batin Gea berkecamuk dengan segala pemikirannya.

Karena tidak mau terus-terusan merasa bersalah dengan ulahnya pagi ini, Gea lebih memilih untuk menyiapkan baju ganti untuk Samuel—hitung-hitung untuk menebus kesalahannya tadi. Gea segera melangkahkan kakinya menuju walk in closet untuk memilihkan baju ganti Samuel.

Setelah mengambilkan setelan baju ganti untuk Samuel, Gea segera turun menuju dapur untuk membuat sarapan untuk dirinya dan Samuel. Gea hanya membuat roti isi sebagai menu sarapan mereka pagi ini.

Saat Gea hampir menyelesaikan kegiatannya membuat roti isi, Samuel sudah turun dari kamarnya dan mendudukkan dirinya di bangku yang terletak di ujung meja makan.

"Ehm—Samuel, aku mau minta maaf untuk yang tadi," ucap Gea dengan sedikit gugup sambil menyerahkan piring berisi roti isi yang baru selesai ia buat ke hadapan Samuel.

PERJODOHAN TAK TERDUGA [COMPLETED✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang