36

92.6K 3.4K 55
                                    

Happy Reading!

Jangan lupa click bintang🌟

______

Sementara Gea dan Zein berada dalam perjalanan menuju Luksemburg, Samuel masih diam di tepatnya dengan amarah yang masih menguasainya.

***

SAMUEL POV's

"Sialan! Bisa-bisanya aku dikhianati oleh jalang murahan seperti ini!" geram Samuel sambil menggebrak meja kebesarannya.

(flashback on)

Tepat pukul setengah sepuluh pagi, aku keluar dari ruanganku karena pagi ini aku ada meeting penting dengan salah satu kolegaku yang bertempat di kantor mereka mereka. Aku turun sendirian karena sekretarisku sudah turun lebih dulu dan menungguku di lobby.

Setelah beberapa menit berada di dalam lift, akhirnya aku sampai di lantai pertama gedung perusahaanku. Aku langsung berjalan keluar dari lift dan berniat untuk menemui sekretarisku yang sudah menunggu.

Namun, baru beberapa langkah kakiku   berjalan, mataku menangkap sosok yang sangat familiar di ingatanku. Geaveta, istriku itu ada di sofa tunggu lobby dan sedang berpelukan mesra dengan seorang pria yang ku kenal, James Conner. Ya, dia adalah salah satu kolega ku.

Sialan! Apa yang mereka sedang lakukan?! Dan apa lagi itu, kenapa James Sialan itu memeluk Gea dan bahkan mengelus punggungnya?! what the fuck!— batinku geram.

Tanpa pikir panjang, aku langsung kembali memasuki lift dan melenfon sekretarisku.

"Re-schedule meeting ku. Aku sedang tidak ingin diganggu." ucapku ketus dan langsung mematikan panggilan bahkan sebelum ia membalas ucapanku.

Setelah lift sampai di lantai ruanganku, aku langsung keluar dari lift dan kembali memasuki ruangan kebesaranku. Aku menutup secara kasar pintu kayu besar itu dan membanting tubuhku di kursi nyaman di balik meja kerjaku. Aku masih berusaha untuk tidak menghancurkan apapun yang ada di atas meja ini, sampai akhirnya Gea datang dengan senyum merekahnya.

Cih! Bisa-bisanya ia tersenyum setelah berkhianat! Dasar jalang. — batinku sambil menatapnya remeh.

Dia mengajakku berbicara seperti tidak terjadi apa-apa diantara aku dan dia. Dan dia  berhasil membuatku muak dengan tampak sok berlagak tidak tau yang ia tampilkan. Bitchy.

Tidak berapa lama kemudian, aku sudah tidak bisa menahan emosiku. Aku sudah tidak bisa mengontrol ucapan yang keluar dari mulutku, dan aku...membuatnya menangis. Ada sedikit rasa sakit di ulu hati ku saat melihat air matanya turun, tapi rupanya amarah lebih menguasai diriku.

Persetan dengan tangisannya, dia bahkan telah berkhianat kepadaku. Aku tidak peduli lagi dengan air mata buayanya. Hingga di akhir pertengkaran kami, dia mengakui jika dia memang jalang. See? Benar kan apa kataku. Aku tidak menyangka aku telah jatuh cinta pada seorang jalang murahan.

"Fine, aku memang jalang. Maka biarkan jalang ini pergi jauh dari kehidupanmu." ucapnya lantang.

Pergi jauh dari hidupku? Silahkan! aku tidak peduli.

(flashback off)

***

"Argh! Sialan kau Gea!" teriakku marah seraya membanting semua barang yang ada di atas meja kerjaku.

PERJODOHAN TAK TERDUGA [COMPLETED✔]Where stories live. Discover now