*

"Lerina..."

Jam istirahat Lita menghampiri bangku Lerina membawa satu kotak makanan, lengkap dengan senyum termanis yang dibuat semenarik mungkin.

"Gue bawain elo brownis kukus. Buatan nyokap."

Lerina melihat sepintas potongan-potongan brownis kukus yang dibawa Lita. "Nggak tertarik. Nggak level."

"Cobain dulu, baru komentar. Ini enak banget loh. Pasti ketagihan." Lita menyodorkan kedepan Lerina yang menatapnya curiga.

 "Nggak gue kasih racun. Cobain dong. Nyokap gue bikin ini pagi-pagi banget, katanya khusus buat temen sekelas gue yang paling cantik."

Lerina berdecak sebal, walaupun akhirnya dia mengambil potongan kecil dari brwonis itu.

 "Enak, 'kan?"

"Hmm...." Jawaban andalan Lerina.

"Nih, buat elo semua." Lita menyerahkan kotak makanannya. "By the way, Kay, Fiksa, Advin, Seran sama Daffa ikutan ekskul apa sih?"

"Tuh kan! Udah gue duga dari awal, pasti ada maunya. Nih, ambil lagi brownisnya." Lerina mendorong kotak makanan Lita.

"Eh, nggak, nggak, itu seriusan buat elo. Tadi gue cuma sekilas nanya aja. Kalo di berita-berita kan ada yang namanya Sekilas Info, kalo gue Sekilas Nanya." Lita nyengir, berusaha ngeles.

"Mereka kan kelas dua belas, pasti udah pensiun ikutan ekskul." Mary ikut nyambung dari kursi belakang.

"Yah... iya, mereka kelas dua belas. Gue lupa." Gurat kecewa terlihat jelas di wajah Lita.

"Bentar." Suara Lerina mencegah Lita yang sudah mau pergi dari hadapannya. "Mereka masih ikut ekskul."

"Oh ya? Apa aja? Kok bisa?" Lita kembali antusias membuat Lerina agak menyesal memberi tahu informasi barusan.

"Khusus untuk mereka, Kepala Sekolah kasih ijin untuk ngurus ekskul sampai pertengahan semester ini. Mereka cuma boleh menjabat sampai akhir semester satu, karena semester dua harus konsen ujian akhir. Menurut Kepala Sekolah, mereka bisa menarik minat murid-murid baru ikutan ekskul," jelas Lerina panjang lebar.

"Wah, keren." Lita terkagum-kagum. "Terus, mereka ikut ekskul apa aja?"

Lerina menarik napas panjang. "Kay, ketua basket. Advin, pengiring musik utama paduan suara. Fiksa, ketua renang. Seran, ketua PMR. Daffa, ketua futsal."

Senyum Lita kembali lebar mendengar informasi yang sangat berguna dari Lerina. Lita sampai lupa untuk bertanya dapat informasi darimana Lerina mengenai mereka berlima.

"Ahhhh, makasih banyak, Lerina."

"Eh, eh, berani cium pipi gue lagi, gue lempar bangku nih." Lerina sudah mengambil ancang-ancang kalau Lita berani mencium pipinya lagi.

"Oke, peace." Lita mengacungkan jari telunjuk dan tengahnya sambil nyengir lebar.

Setelah mendapat informasi yang barusan disampaikan Lerina, Lita merasa rencana yang akan dijalankannya bisa berjalan sempurna. Sepulang sekolah nanti, Lita sudah berencana untuk memulai misinya. Misi awalnya yang membuat dia bersikeras harus bisa masuk Garuda Bangsa.

*

"Apaan nih, Kak?" Erin mengambil selembar kertas dari berlembar-lembar kertas yang berantakan di atas meja ruang tengah.

"Formulir ekskul," jawab Lita singkat yang sedang sibuk menulis.

"Kok banyak banget?" Erin membaca kertas-kertas itu. "Formulir ekskul basket, ekskul renang, ekskul futsal, ekskul PMR... ekskul paduan suara?! Maksudnya apa nih?" Erin melotot membaca form-form ekskul yang diisi Lita.

Almost Paradise [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang