SEBELAS

432 96 0
                                    

"Farlita, kamu boleh tidur di luar kelas."

Lita sudah mau protes akan hukumannya yang diterima dari Bu Arta, namun Mary menyikut pinggang Lita agar menuruti saja apa yang dikatakan guru Fisika itu. Daripada Lita melawan dan dapat hukuman yang lebih berat.

"Tadi kan gue cuma merem semenit." Lita berbicara sendiri sambil berjalan menelusuri koridor kelas yang sepi.

"Arcalita!"

Suara dari belakangnya membuat Lita berhenti berjalan. Ia familiar banget sama panggilan itu.

"Kok ada di luar kelas jam segini?" Daffa sudah ada di samping Lita melihat jam tangannya yang menunjukkan pukul setengah sembilan.

"Disuruh cari udara segar sama guru, Kak. Biar nggak ngantuk lagi kayaknya." Lita nyengir malu.

"Lo sering di hukum, ya? Waktu itu gue pernah liat lo lagi berdiri di depan kelas pas jam segini juga."

"Itu pas saya lupa bikin tugas." Lita jadi makin malu ternyata Daffa masih ingat pertama kali Lita melihat mereka berlima.

"Yaudah, jangan lemes gitu. Nonton Kay sama yang lain main basket aja yuk!"

"Jam pelajaran kok main basket?"

"Pelajarannya gampang. Bahasa Inggris." Daffa melipat kedua tangannya berlagak memasang wajah sombong.

"Jadi pada bolos? Saya kira kakak tuh tipe-tipe anak rajin kesayangan guru. Tapi, saya yakin Kak Advin pasti nggak akan ikutan bolos."

"Masa sih?"

*

"Vin, jangan curang kayak Daffa dong!" Fiksa protes ketika Advin mengelabuinya untuk merebut bola.

Lita melongo melihat pemandangan di depannya. Ternyata benar kata Daffa mereka semua lagi asyik main basket, di tengah jam pelajaran. Bahkan Advin ikut bermain dan meninggalkan buku serta kacamatanya di bangku pinggir lapangan yang diduduki Lita saat ini.

"Orang rajin juga butuh refreshing otak, Arcalita." Daffa yang terengah-engah menghampiri Lita dan mengambil botol minum disampingnya.

"Kak Advin makin keren kalo lagi lepas kacamata sama lepas jas," puji Lita tanpa sadar, memerhatikan Advin yang selalu rapi, kini melepas jas dan kacamatanya. Dasinya dilonggarkan dan keseriusannya saat berusaha merebut bola, lalu tertawa kecil saat berhasil memasukkannya ke dalam ring.

"Vin, Lita bilang elo makin keren pas main basket!" seru Daffa iseng.

Advin menoleh sekilas, ujung bibirnya naik keatas sedikit dan kembali fokus bermain.

"Kak Daffa, iseng banget sih."

"Hahaha, liat deh Advin jadi kacau mainnya." Daffa tertawa melihat Advin susah banget merebut bola dari Seran, dan kalau pun bola sedang ada di tangannya akan dengan mudah direbut Kay atau Fiksa.

"Advin tuh paling nggak bisa dipuji, apalagi sama cewek. Kalo Seran atau Kay dipuji bisa tetep jaim, tapi Advin bakal salah tingkah," jelas Daffa tanpa ditanya.

"Kok udahan? Fokusnya lari ke sebelah sini, Vin?" Daffa menggoda Advin yang keluar lapangan dengan melirik Lita yang duduk di sebelahnya.

Advin tidak menanggapi godaan Daffa, ia hanya kembali memakai kacamatanya dan duduk menyandar tembok di samping Lita.

"Saya seneng bisa liat kakak semua jadi diri sendiri. Ketawa, senyum, bercanda."

Daffa dan Advin kompak menoleh kearah Lita yang matanya masih melihat permainan Kay, Seran dan Fiksa.

Almost Paradise [COMPLETED]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora