TIGA BELAS

423 93 0
                                    


Sampai detik ini Lita masih belum habis pikir bagaimana kelima seniornya menghipnotis mamanya. Sejak kehilangan Farla, orang tua mereka menjaga Lita dan Erin lebih ketat lagi. Meskipun penyebab Farla bunuh diri, karena bullying para seniornya dan pemerkosaan yang diterimanya. Tapi semua tahu semua itu berawal ketika bintang sekolah yang menjadi pujaan banyak perempuan di sekolahnya tertarik pada Farla, dan membuat yang lain iri.

Melihat ada lima cowok yang bahkan begitu dipuja puji Erin, awalnya membuat mamanya bersikap waspada. Mama Lita sangat tidak ingin kejadian Farla terulang pada Lita atau Erin. Tapi, hanya dalam waktu lima belas menit sikap waspada Mama Lita berubah menjadi sangat ramah. Lita yang berusaha mengintip dan menguping pembicaraan mamanya dan kelima seniornya hanya bisa mendengar sepotong-potong. Seperti ada kata "menjaga", "tanggung jawab", "sayang" yang terdengar. Setelah mereka berlima pulang, mamanya menghampiri Lita penuh semangat.

"Lita, kamu pasti bingung mana yang mau kamu jadiin pacar. Mereka semua baik. Mama suka Seran, dia sopan banget."

Mendengar itu Lita mencibir dalam hati, mamanya tidak tahu aja kalau Seran ngomongnya paling nyelekit. Di depan mama aja dia sopan banget.

"Jangan mulai ngelamun. Kamu ngerjain PR hari ini nggak?" Mary menegur Lita yang pagi-pagi sudah memulai ritual melamunnya.

"Ngerjain dong! Dan, gue yakin ini kali ini hasilnya sempurna."

"Kok bisa?" Lerina membalikkan badannya penasaran.

"Bisa lah. Kan dapet ajaran langsung dari orang-orang genius."

"Siapa?" tanya Mary.

"Lima Gunung Es, eh tapi kayaknya gue harus ganti sebutan itu deh."

"Hah?! Elo diajarin sama mereka?" Lerina tidak percaya dengan pernyataan Lita barusan.

Lita mengangguk. "Iya, sebenernya Kak Advin sih yang banyak ngajarin. Yang lainnya ngobrol sama adik gue, tapi Kak Daffa juga sempet ngajarin biologi."

"Gila, gila, gue nggak percaya. Elo bimbel sama mereka! Elo pake dukun mana sih? Kok mereka bisa berubah gitu? Gue aja sampe nggak bisa tidur pas ngeliat senyum Kak Fiksa kemarin." Lerina jadi begitu antusias.

"Ngaco, nggak pake dukun-dukunan lah. Eh, ada yang liat kamus Perancis gue nggak? Baru beli tuh buat pelajarannya lusa." Lita jongkok mencari di bawah meja.

"Di rumah kali. Kamu kan gitu, Lit, kemarin heboh nyari buku kimia ternyata ketinggalan di rumah kan." Meski berkata begitu Mary ikut mencari di bawah mejanya sendiri.

"Lit, lanjutin dong ceritanya." Lerina masih menunggu pertanyaannya dijawab Lita.

"Ceritanya bersambung dulu sampe kamus gue ketemu. Gue inget kok pas balik sekolah kemarin gue taro disini." Lita masih mencari di kolong mejanya.

"Di loker kali. Nanti jam istirahat cari aja di loker. Sekarang lanjut ceritanya." Lerina menarik-narik tangan Lita tidak sabar.

"Iya kali ya, di loker." Lita mencoba mengingat-ingat, lalu bel berbunyi.

"Udah bel. Ceritanya bersambung." Cengiran Lita disambut bibir Lerina yang merengut.

*

Kelas 10-B bersorak ketika ada pemberitahuan dari guru piket kalau kelas Ekonomi siang itu kosong dan mereka diberi tugas merangkum, lalu mengerjakan soal latihan yang ada di buku. 

Almost Paradise [COMPLETED]Kde žijí příběhy. Začni objevovat