Lita menarik tangan Mary yang dari dalam kelas dipaksa ikut ke kafetaria untuk mengikuti dan mengorek informasi dari Lerina. Ia baru kelas sepuluh, tapi segala macam informasi tentang Garuda Bangsa sudah pasti ia tahu. Lita malah menyebut Lerina adalah ensiklopedia Garuda Bangsa.

"Lerinaaaaa, kasih tau dong." Gerakan Lita yang grasak-grusuk dan tiba-tiba, membuat Lerina kaget serts tersedak makanan yang tengah dikunyahnya.

"Gue hampir nelen sendok gara-gara suara cempreng lo!"

Lita nyengir dan memberi kesempatan Lerina untuk minum.

"Lo tuh nanya tentang siapa sih?" Lerina mendorong piringnya yang masih terisi setengah, risih juga makan dilihatin Lita yang tidak sabar menunggu dirinya selesai makan.

"Kalo gue tau mereka siapa, gue nggak akan ngejar-ngejar lo sampe sini." Lita cemberut. "Pokoknya, tadi gue liat mereka pas gue lagi dihukum berdiri di luar kelas."

"Elo kira gue bodyguard yang ngeliatin elo sepanjang waktu? Males amat."

"Mereka ganteng-ganteng, keren, tinggi... pokoknya ganteng deh." Lita sulit mendeskripsikan sosok lima cowok yang tadi hampir membuatnya pingsan.

Lerina mengerutkan kening.

"Ganteng? Itu ganteng, itu keren, itu tinggi, itu ganteng, keren dan tinggi." Jarinya menunjuk ke belakang Lita yang membuat Lita secara brutal mengubah posisi duduknya dan membuat Erick terjungkal, kalau dia tidak sigap menahan tubuhnya.

Melihat sosok-sosok yang ditunjuk Lerina, pundak Lita yang tadinya tegak langsung merosot drastis. "Apaan itu sih standar!"

"Belagu banget lo. Sok cantik." Nada sombong Lerina kembali lagi.

"Mereka yang tadi gue liat itu ada lima orang dan gue yakin mereka pasti kemana-mana selalu berlima, kayak di drama Korea gitu. Salah satunya pakai kacamata bingkai hitam, ada yang mukanya judes, manis, serius. Tapi, ekspresi mereka datar semua." Lita tidak peduli sama sindiran Lerina barusan, dia menjelaskan orang-orang yang dia cari dengan ingatan yang dimilikinya.

Lerina dan Erick bingung mendengar penjelasan Lita yang cepat banget. Lerina malah sudah melanjutkan kegiatan makannya yang tertunda barusan.

"Mungkin maksud Lita itu... mereka?" Mary yang daritadi diam, menunjuk ke arah belakang Lerina.

Seketika Lita menggeser pundak Lerina yang lagi asyik makan, karena pandangannya terhalang.
Lita melongo. Melihat ekspresi Lita, Lerina dan Erick jadi penasaran. Tepat lima meter jaraknya, ada lima orang cowok yang baru saja memasuki kafetaria dan duduk tidak jauh dari tempat mereka.

"Ngapain lo nanyain mereka?"
Sikutan Erick membuat Lita mengatupkan mulutnya yang terbuka.

"Gue mau deket sama mereka."

"Deket? Maksudnya, elo mau pedekate sama mereka berlima?"

Lita berdecak memandang Erick. "Nggak lah. Gue cuma mau deket. Mau temenan sama mereka."

"Gila." Lerina meletakkan sendok garpunya hingga berdenting cukup keras.

"Elo tau mereka siapa? Kasih tau gue, plisss..." Lita kembali mengikuti Lerina yang mulai beranjak keluar dari kafetaria.

Sebelumnya, Lita menoleh dulu ke arah lima cowok yang membuat misinya masuk Garuda Bangsa kembali menggebu-gebu. Si wajah manis sedang memakai earphone, si wajah judes lagi ngobrol sama si cowok kacamata, si wajah serius sedang melahap makanannya, dan satu lagi sedang berusaha memakai dasinya yang melilit asal-asalan di lehernya.

"Lerina! Tunggu dong, kasih tau dulu nama mereka, mereka siapa." Lita mengejar dan menjajari langkahnya dengan Lerina.

"Please, Lerina. Kalau bukan sama elo gue harus nanya sama siapa lagi? Elo kan paling tau seluruh hal yang berhubungan sama Garuda Bangsa. Nggak ada satu orang pun yang pengetahuan mengenai Garuda Bangsa-nya sehebat elo."

Almost Paradise [COMPLETED]Where stories live. Discover now