• 32 •

45.4K 3.8K 489
                                    

#32 — Ok Deal

*kalian tuh komen yang lain dong selain next/lanjut :(

• • •

Hari sudah gelap saat Ben menghentikan motornya di depan rumah Valletta. Mereka baru selesai membeli kado dan makan di sebuah Mall.

"Thanks," kata Ben saat Valletta turun dari motornya.

"Buat?"

"Nyariin kado buat sepupu gue."

Valletta tersenyum manis pada Ben sambil merapikan rambutnya yang acak-acakan karena naik motor tanpa pakai helm.

"Kalau gitu makasih juga buat traktirannya, sama nganterin gue pulang."

Saat Ben hendak menyahut lagi, pintu gerbang rumah Valletta tiba-tiba terbuka dan menampilkan sosok Arran di sana. Ekspresinya dingin, dengan sorot mata tajam, dan aura tidak menyenangkan. Ben dan Valletta sama-sama terdiam dan merasa ada hal tidak menyenangkan yang akan terjadi.

Arran melangkah mendekati Valletta. Ia membisikkan sesuatu pada cewek itu hingga wajah Valletta langsung terlihat kesal.

"Ben, gue masuk dulu, ya. Bye," kata Valletta cepat diiringi senyum tipis. Ben hanya mengangguk sebagai respon. Valletta pun berbalik dan langsung melangkah memasuki rumahnya.

Seperginya Valletta, raut wajah dingin Arran perlahan-lahan berubah. Sebuah seringai muncul di sana dan ia tujukan pada Ben.

"Gue harus bilang makasih karena lo udah nemenin cewek gue jalan-jalan," kata Arran sambil menepuk bahu Ben. "Hari ini dia lagi ngambek sama gue karena batal nonton."

Ben diam saja, mengamati ekspresi Arran. Temannya itu masih menjukkan seringai padanya.

"Tapi lain kali, gue enggak akan selonggar ini, Ben. Lo harus lebih sabar sedikit kalau mau deketin Valletta, tunggu gue selesai sama dia, baru boleh lo pungut itu cewek. Gue enggak suka berbagi apa yang masih jadi milik gue, sama temen gue sekalipun. Harusnya lo tahu itu, lo temen gue yang paling ngerti gue ini gimana."

Ben menyunggingkan senyum diiringi dengusan geli. Ia lalu menyalakan mesin motornya kembali, bersiap-siap untuk pergi. Tidak berniat berlama-lama. Ia sendiri tahu dan sadar betul, Arran pun tidak ingin dirinya berlama-lama di area rumah cewek yang saat ini menjadi miliknya.

"Nunggu lo bosen kelamaan. Mending lo cepet cari target main-main yang lain aja deh, Ar."

"Wah, sejak kapan lo jadi enggak sabaran gini? Aneh banget lo, biasanya juga enggak pernah minat sama cewek bekas gue," kata Arran heran. "Masa iya lo beneran jatuh cinta sama Valletta?"

Arran menyunggingkan senyum miring menyindir. Ia bahkan menekankan kalimat jatuh cinta dalam ucapannya barusan.

"Jatuh cinta sama siapa, kapan, itu semua enggak bisa gue prediksi dan atur sendiri," katanya sambil berlalu pergi. Meninggalkan Arran di tempat.

Tapi lo salah kalau jatuh cinta sama Valletta.

Arran melipat kedua tangannya di dada sambil memerhatikan motor Ben yang menjauh darinya. Untuk saat ini, ia sedang tidak ingin berantem dengan temannya hanya karena Valletta. Untuk saat ini, ia juga tidak ingin berantem dengan pacarnya hanya karena Ben.

Yah, hanya untuk saat ini saja.

• • •

"Bubble, di luar ada cowok berengsek. Bentar lagi dia pasti ke sini, marah-marah, ntar kamu cakar aja!" kata Valletta pada kucing berbulu putih yang tengah menjilati bulunya.

BAD GAMESDär berättelser lever. Upptäck nu