Hari Kasih Sayang Terakhir Bersama Ibu

Mulai dari awal
                                    

"Brakkk!!! Brakk!!" Resa dan Gema berlari keluar rumah. "Cepat kalian pergi dari sini! Ayo pergilah!"

"Ada apa ini pak, bapak jangan seenaknya merusak barang di rumah ini." Gema terkejut dengan kelakuan orang ini.

"Kamu ini siapa ikut Campur saja! Sebaiknya cepat bantu teman perempuan mu ini membereskan barang-barangnya dan pergi dari rumah ini."

"Pak! Ibu saya sedang tidak ada di rumah, saya mohon sama bapak jangan seperti ini. Ayah saya masih sakit dan ibu saya yang akan membayar hutang-hutangnya, saya mohon beri waktu keluarga saya!" Gema memeluk Resa yang terisak.

"Ah! Sudah cukup waktunya sekarang cepat pergi dari sini! Saya kasih kalian waktu 1 jam untuk membereskan barang-barang kalian!" Resa menangis sejadi-jadinya.

"Kenapa kamu gak pernah bilang ke aku kalau keluargamu punyak banyak hutang?" Gema mengusap pipi Resa.

"Aku baru tau kemarin malam Gema." Gema merasa perih di hatinya melihat Resa seperti ini.

"Resa aku akan bicara dengan orang tuaku, aku akan berusaha membantumu." Resa hanya menangis terisak-isak sampai akhirnya ibunya datang dengan bercucuran air mata di pipinya.

"Resa.." sendu sekali suaranya. Resa berlari memeluk ibunya.

"Resa kita pindah ya, rumah ini disita karena ayahmu belum bisa membayar hutang, ibu sudah tidak punya uang lag." Resa mengangguk dan membantu ibunya membereskan pakaian dan barang-barangnya.

"Nak Gema, maaf yah kamu jadi bantuin Tante sama Resa membereskan rumah." Gema tersenyum kaku.

"Tidak apalah tante Rani." Gema membawakan kardus berisi baju-baju Resa dan ibunya keluar rumah. "Bu, kita mau tinggal di mana?" Resa menggenggam tangan ibunya.

"Ibu sudah mencari rumah kost yang bisa kita tinggali sayang." Resa bernafas lega. Setelah sekitar 2 jam berjalan akhirnya mereka sampai di sebuah rumah kost yang bisa dibilang tak layak untuk dijadikan rumah karena sangat kumuh.

"Resa, kita tinggal di sini dulu ya, kalau ibu sudah punya uang baru kita akan mencari rumah kontrakan yang lain." Resa hanya bisa mengangguk pasrah dan mendorong kursi roda ayahnya masuk kedalam rumah.

"Ayah harus sembuh yah, kita harus hidup bahagia seperti dulu." Resa menggenggam tangan ayahnya dan menciumnya.

"Resa aku pulang dulu yah, nanti malam aku balik lagi kesini." Resa mengantar Gema sampai depan rumahnya.

"Hati-hati Gem, makasih yah udah bantuin aku." Resa menatap sahabatnya ini iba.

"Iya gak papa kok." Gema tersenyum hangat.

Resa membereskan semua pakainya dan mulai menata rumah barunya ini. Resa menyapu dan mengepel lantai dan membersihkan dinding-dinding rumah.

"Lumayan, sudah gak kelihatan kumuh banget." Resa tersenyum pasrah dan duduk di lantai dan mulai menutup matanya karena lelah dan mengantuk. Sementara itu ibu Resa menyiapkan makan siang untuk Resa dan suaminya.

Ibu Resa hanya menggoreng telur, tahu, dan tempe saja untuk lauknya dan membuat bubur untuk ayah Resa.

"Resa, bangun ayo makan dulu nak." Resa bangun dan benar saja perutnya keroncongan dan sudah sangat lapar.

"Iya ibu, ayo makan." Resa mengambil nasi dan tempe dan telur sebagian. Resa makan dengan cepat dan setelah itu Resa menyuapi ayahnya dan berganti ibunya yang makan. Sore harinya Resa mengerjakan tugas-tugas rumahnya kerena besok pagi akan dikumpulkan.

Resa terkenal pandai di sekolah Resa juga sering mendapatkan peringkat kedua di sekolahnya. Resa menatap ayahnya yang tak mampu bergerak di kursi rodanya.'biasanya ayah tidur di kasur.' Batin Resa.

EVENT AIRIZ "Realita di balik Valentine"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang