You are not CLAUDIUS II

60 3 0
                                    

Karya ini dikarang oleh Annisa Fitria

*****

Cinta dan kasih sayang. Sesuatu yang melekat erat dalam jiwa kita. Sebesar apa pun kita menampik hal tersebut, akan ada masanya kita membutuhkan semua itu. Sama halnya dengan kerja keras. Kerja keras sangat dibutuhkan untuk meraih kesuksesan dalam hidup. Kerja keras tanpa batas yang akan mengantarkan seseorang mencapai targetnya. Namun, ada kalanya kerja keras yang tak mengenal batas itu sendiri yang membuat kita lupa menikmati hidup. Tak berkesempatan merasakan indahnya cinta, kebahagiaan, dan kasih sayang. Bahkan ada yang menganggap bahwa cinta hanya akan membuat seseorang lemah dalam kehidupannya.

Seseorang yang tak mengenal cinta itu tidak lain adalah Axelle, salah seorang pebisnis muda yang jauh dari kata cinta. Hidup bersama ketiga adik perempuannya semenjak orang tuanya tiada. Pemuda yang kaya raya dan tak pernah gagal dalam karirnya. Kedisiplinannya yang terlampau tinggi tak jarang membuatnya memarahi karyawan bahkan juga ketiga adiknya itu. Baginya tidak ada yang namanya mentoleransi kesalahan, karena itu hanya akan menjadi alasan untuk mengulanginya kembali.

"Axe, saat ibu pergi nanti ibu ingin kau berjanji akan selalu menjaga ketiga adikmu dengan sangat baik."

Kata-kata itulah yang selalu tertancap dalam ingatan Axelle. Ia telah berjanji pada ibunya ia akan menjadi pelindung sekaligus tulang punggung bagi keluarganya. Semua itu bukanlah hal yang mudah bagi Axelle. Menjaga tiga gadis yang terkadang membuatnya kehilangan akal. Namun, tak ada yang tak bisa diatasi oleh Axelle. Kasih sayangnya pada ketiga adiknya itu yang selalu menguatkannya. Entah suatu saat kasih sayangnya akan terbagi untuk orang lain atau tidak, yang jelas saat ini Axelle tidak memikirkan semua itu. Kerja keras, hanya itu.

"Kakak.." Panggil salah seorang gadis remaja pada Axelle.

"Niki, ada apa?" Jawab Axelle.

Kemudian Niki memberikan rapor hasil belajarnya di sekolah semester ini. Dengan kepala tertunduk ia menyerahkan rapor itu pada Axelle.

"Apa? Niki, apa ini? Kenapa semua nilaimu merah begini?" Tanya Axelle yang mulai terlihat marah.

"Kakak, maafkan aku." Jawab Niki sambil memasang muka memelas sembari menggenggam tangan kakaknya itu.

Axelle memarahi adik bungsunya itu karena nilainya yang turun, sampai kedua adiknya pun turut menghampiri mereka.

"Kakak, ada apa ini? Kenapa Kakak memarahi Niki?" Tanya adik tertua Axelle yang terlihat sangat bingung.

"Liora, buatlah Niki mengerti bahwa aku memarahinya hanya demi kebaikannya sendiri. Aku hanya tidak mau hal seperti ini terjadi, jika dia menuruti perkataanku dan rajin belajar maka nilainya tidak akan turun seperti ini." Jawab Axelle kesal lalu menyerahkan rapor itu pada Liora dan beranjak pergi ke kamarnya.

Liora dan Avril berusaha menenangkan adik bungsunya itu. Mereka bertiga sudah paham bagaimana jika kakaknya itu sedang marah. Niki pun tidak merasa kesal ataupun marah sedikit pun pada Axelle karena ia tahu bahwa Axelle begitu karena sangat menyayanginya.

"Kakak, maafkan aku karena sudah mengecewakan kalian." Pinta Niki sambil matanya berkaca-kaca.

"Sudahlah Niki, kami tidak marah padamu. Nanti saat Kak Axe sudah tidak marah, cepatlah meminta maaf dan mulailah belajar dengan giat setelah ini. Oke?" Tutur Liora pada adiknya itu sembari memberikan pelukan hangat serta dukungan untuknya.

Keesokan harinya, Niki menghampiri Axelle di kamarnya yang sedang bersiap berangkat ke kantor. Niki mengintip dari balik pintu kamar Axelle. Namun, Axe bisa mengetahuinya.

EVENT AIRIZ "Realita di balik Valentine"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang